Kopi TIMES

Lebaran, Momentum Kembali Bersalaman

Jumat, 29 April 2022 - 16:03 | 76.83k
HM. Zahrul Azhar AS, Sip, Mkes; Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jatim; Wakil Rektor Unipdu Jombang.
HM. Zahrul Azhar AS, Sip, Mkes; Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jatim; Wakil Rektor Unipdu Jombang.

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Hari Raya Idul Fitri adalah momentum yang memilki ambient kondusif untuk saling bersilaturahmi dan bertamu kepada sanak saudara dan juga teman lama tak pernah berjumpa tanpa ada pertanyaan motif dan tujuan dari kunjungan tersebut kecuali pertanyaan yang menyeramkan bagi para jomblo yang susah laku, kapan nikah? Sudah umur berapa ? Sudah punya calon belum? dan lainnya. 

Mudik dan unjung-unjung  adalah tradisi yang seakan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari lebaran atau Idul fitri, selain baju baru dan kaleng biskuit isi rengginang, tradisi "bid'ah hasanah" ini memilik kekuatan yang luar biasa.

Eonom memproyeksi perputaran uang dari aktivitas mudik pada periode lebaran 2022 tembus Rp8.000 triliun. Angkanya tercatat tumbuh 4,26 persen dibanding perputaran uang pada bulan-bulan biasanya, yakni Rp7.672,4 triliun berdasarkan data Bank Indonesia (BI).

Dan perputaran di masa lebaran saja bisa mencapai Rp200 triliun, bisa jadi ini juga termasuk angpau yang saya bagikan ke keponakan-keponakan yang tiap tahun kian bertambah. 

Lebaran adalah mudik. Dan mudik adalah ritual untuk kembali sejenak ke kampung halaman. Untuk pengingat siapa sebenarnya kita, dari mana kita berasal,  sekaligus sebagai momentum untuk mencapai kesucian lahir dan batin. 

Sebuah proses "tazkiyatun nafs"; membersihkan jiwa yang sempat terkotori. Di saat mudik, kita merendahkan  hati untuk menemui orang tua atau orang-orang yang dituakan. Lalu berani meminta maaf dan memaafkan.

Tradisi mudik lebaran seakan tak terpengaruh oleh kecanggihan teknologi. Bisa jadi kecanggihan teknologi justru mempermudah dan memperlancar proses mudik itu sendiri misal adanya aplikasi lalu lintas yang bisa mengetahui mana jalan yang macet dan yang lancar.

Silaturahmi via video call atau sejenisnya tak bisa menyamai rasa puasnya ketika bertemu langsung, terlebih pemerintah sudah mengizinkan untuk bisa mudik dengan syarat-syarat yang mudah. 

Saya memperkirakan dari sisi jumlah pemudik akan naik melebihi lebaran lebaran sebelum pandemi. Namun akan sedikit berkurang dari sisi "bawaan" atau buah tangan yang akan dibawa ke kampung halaman dikarenakan kondisi ekonomi yang belum 100% pulih.

Ada yang statusnya masih dirumahkan, ada yang masih menerima gaji 50% bahkan ada yang kehilangan pekerjaan. 

Oleh karena itu perlu adanya "konsensus" dan saling memahami diantara para pemudik dan yang "dimudiki" bahwa esensi mudik bukanlah seberapa banyak yang dibawa tapi seberapa erat jabatan tangan yang akan diraih. 

Harapan dari para pemudik yang rela menerjang resiko kemacetan dan desak-desakan adalah bisa bertemu langsung dan bisa merasakan kehangatan jabatan tangan dari sanak saudaranya sesuai perintah Kanjeng nabi Muhammad SAW seperti yang disampaikan oleh  al-Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

"Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah." 

Maka manfaatkan mudik kali ini sebagai momentum untuk mengembalikan lagi tradisi dan menjalankan kembali anjuran nabi untuk bersalaman dan berjabat tangan kepada sanak saudara kita dikampung  halaman yang sudah hampir 3 tahun tak bisa leluasa kita lakukan. 

Untuk tetap menjaga kita dari hal-hal yang tidak diiginkan tetaplah selalu sediakan di kantung saku kita handsanitizer dan gunakan setlah melakukan salaman dan akan menyentuh wajah atau bagian tubuh yang lain.

Nikmatnya bisa kembali berjabat tangan jauh melebihi jika dibandingkan dengan sekedar besar kecilnya buah tangan..

Selamat berlebaran , selamat kembali berjabat tangan,  jangan lupa selalu selalu mencuci tangan, Hati hati dijalan .

***

*) Oleh : HM. Zahrul Azhar As , Sip , Mkes; Penasehat IPHI JATIM.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

 

_______
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES