Ekonomi

Jelang Idul Fitri, Harga TBS Sawit di Abdya Aceh Anjlok Hingga Rp950 Per Kilogram

Kamis, 28 April 2022 - 23:36 | 76.67k
Humas PT. Mon Jambe, Kamli (kemeja jingga) saat melihat TBS Sawit bersama awak media. (FOTO: T. Khairul Rahmat Hidayat/TIMES Indonesia)
Humas PT. Mon Jambe, Kamli (kemeja jingga) saat melihat TBS Sawit bersama awak media. (FOTO: T. Khairul Rahmat Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, ACEH – Menjelang hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah, harga tandan buah segar (TBS) sawit di PT. Mon Jambee, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh anjlok hingga Rp950 per kilogram.

Humas PT. Mon Kalmi mengatakan, menurunnya harga beli TBS sawit karena faktor kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan pemerintah.

"Kemarin masih banyak warga yang mengantri di pabrik, sehingga kita memutuskan untuk tetap membeli TBS Rp2.400 per kilogram," kata Kalmi kepada TIMES Indonesia di Babahrot, Kamis (28/4/2022) malam.

Padahal sebelumnya, tambah Kalmi, perusahaan itu diketahui membeli TBS sawit dari masyarakat dengan harga tertinggi mencapai Rp3 ribu per kilogram. Harga tersebut diatas rata-rata harga beli pabrik yang ada di wilayah tersebut.

"Menurunnya harga sudah dua hari, namun kita tetap membeli diatas harga yang telah ditetapkan. Kasihan masyarakat jika harus harus mengantri lama, sedangkan harga TBS dibawah rata-rata seperti biasa," tuturnya.

TBS-Sawit-b.jpgTBS Sawit di PT. Mon Jambee Abdya. (FOTO: T. Khairul Rahmat Hidayat/TIMES Indonesia)

Setelah dipastikan tidak ada lagi antrian di pabrik, maka PT. Mon Jambee memutuskan untuk mengikuti arahan pemerintah tentang kebijakan harga pembelian TBS, yaitu Rp1.500 perkilogram. Harga beli tersebut berlaku sejak Kamis (28/4/2022), sekira pukul 16.00 Wib hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Untuk diketahui, PT. Mon Jambee merupakan perusahaan sawit yang menampung sawit dengan harga tertinggi di wilayah pantai barat selatan Provinsi Aceh. Hal itu sebagai bentuk dukungan kepada petani dan pekebun sawit yang ada di Abdya. Setidaknya, tambahnya, bisa mendongkrak perekonomian masyarakat pasca masa wabah pandemi Covid-19 melanda.

Bukan itu saja, pada umumnya perusahaan PMKS hanya menampung TBS sesuai dengan kriteria dan dengan jumlah tertentu saja, namun PT. Mon Jambee Abdya ini juga menerima TBS yang jumlahnya ratusan kilogram dari masyarakat.

"Walaupun jumlahnya hanya 200 kilogram, kita tetap menampungnya. Ini sebagai dukungan dalam peningkatam ekonomi masyarakat," tutur Kalmi.

Sementara itu, Teuku Saipul, salah seorang petani sawit mengungkapkan, dengan hadirnya PT. Mon Jambee ditengah masyarakat kabupaten berjulukan 'bumoe breuh sigupai', sangat membantu dan memudahkan masyarakat menjual hasil panen perkebunan.

"Dulu sebelum hadirnya PT. Mon Jambee, petani atau agen harus menjual TBS sawit ke kabupaten lain, seperti di Kabupaten Nagan Raya, Aceh Barat, bahkan juga ke kabupaten lain yang jauh dari Abdya," ungkap Saipul.

Dengan adanya PMKS Mon Jambee, tambahnya, dapat menghemat biaya operasional. Sehingga mampu menambah penghasilan petani kelapa sawit.

"Ya sangat terbantu, kita bisa menghemat biaya akomodasi dan operasional. Ini kan sangat menguntungkan petani, khususnya petani sawit yang ada di Abdya," pungkas Saipul terkait PT. Mon Jambee Abdya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES