Ekonomi

Ini Pusat Kerajinan di Kabupaten Malang

Selasa, 03 Mei 2022 - 15:25 | 195.97k
Proses pembuatan Gerabah di Desa Pagelaran. (Foto : dok TIMES Indonesia).
Proses pembuatan Gerabah di Desa Pagelaran. (Foto : dok TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, MALANG – Berbagai Pusat Kerajinan di Kabupaten Malang dapat dikunjungi oleh wisatawan maupun pemudik pada libur Lebaran 1443 H atau 2022 kali ini.

Kabupaten Malang dikenal dengan aneka kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain itu, aneka kerajinan tangan yang dihasilkan menarik dan terdapat nilai jual.

Berikut sejumlah Pusat Kerajinan di Kabupaten Malang

1. Pusat Kerajinan Gerabah Pagelaran

Kampung penghasil gerabah ini, ada sebelum tahun 1960 lalu. Sebagian besar penduduknya adalah perajin gerabah. Saat ini tercatat ada sekitar 153 perajin yang masih eksis menghasilkan gerabah tradisional.

Selain menjadi sentra penghasil gerabah, Kampung Getaan kini juga bertransformasi menjadi kampung wisata edukasi. Tujuannya memperkenalkan dan melestarikan kerajinan gerabah.

Wisatawan yang datang akan diajarkan proses pembuatan beberapa kerajinan gerabah. Termasuk juga dikenalkan kepada pelajar sekolah.

Proses pembuatan gerabah tidak menggunakan mesin. Termasuk proses pembakaran hingga menjadi gerabah siap jual masih menggunakan cara tradisional. Sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi wisata edukasi.

2. Pusat Kerajinan Cobek Singosari

Gerabah-bb89c8546fe00ede5.jpgProses pembuatan Cobek Singosari. (Foto : dok Singosari Toyomarto)

Kabupaten Malang juga terkenal dengan pembuatan kerajinan cobek batu. Cobek batu merupakan salah satu alat kebutuhan ibu-ibu di dapur yang digunakan sebagai alat untuk menghaluskan bumbu.

Kerajinan membuat cobek batu asli sudah lama ditekuni masyarakat Desa Toyomarto, Singosari, Kabupten Malang, Provinsi Jawa Timur. Sentra kerajinan cobek batu di Dusun Petung Wulung, Desa Toyomarto.

Produksi cobek dibuat dari jenis batu pasir tanpa menggunakan campuran semen. Cobek dari batu asli dan cobek yang terbuat dengan campuran semen hampir sama, yang membedakan adalah ketahanannya.

Bahan baku utama untuk membuat cobek adalah batu pasir yang yang dibeli dari penggali pasir dengan harga Rp 300 ribu per pick up.

Proses pembuatan cobek melalui beberapa tahapan, mulai dari pemecahan batu, memahat, menggosok dengan batu beji kemudian disikat dan barulah dijual.

3. Pusat Kerajinan Kulit Dilem, Kepanjen.

Gerabah-c59293cf53e2bfce8.jpgAneka kerajinan kulit di Dilem Kepanjen. (Foto : dok TIMES Indonesia).

Desa Dilem salah satu desa yang berada di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang terdapat sentra kerajinan kulit karya asli masyarakat desa tersebut.

Desa tersebut merupakan salah satu tempat tujuan wisata karena terkenal dengan sentra kerajinan kulitnya seperti sepatu, sandal, tas, dompet dan jaket yang terbuat dari kulit hewan.

Di Desa Dilem terdapat tiga galery yang memproduksi dan menjual hasil dari kerajinan kulit yaitu galery Lufas, Helos dan Trios collection dimana pemilik dari ketiga galery tersebut masih memiliki hubungan saudara.

Produk hasil kerajinan selain dipasarkan di Malang, juga sudah dipasarkan di Jakarta, Tulungagung, Surabaya bahkan beberapa daerah di Luar Jawa.

Selain itu, juga menggunakan media online untuk memasarkan produknya. Harganya sendiri bermacam-macam tergantung model dan tingkat kesulitannya.

Untuk dompet kulit dipatok harga Rp 70 ribu – 140 ribu, untuk tas kulit berkisar Rp. 300 ribu – 600 ribu, sedangkan untuk Jaket kulit dipatok dengan harga Rp. 900 ribu – Rp 1 juta per item.

Sentra pembuatan kerajinan kulit di Desa Dilem ini merupakan salah satu Pusat Kerajinan di Kabupaten Malang yang eksistensinya dan terjaga dengan baik dari waktu ke waktu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES