Politik

Natalius Pigai Ragukan Kredibilitas Charta Politika

Selasa, 26 April 2022 - 11:40 | 167.47k
Aktivis HAM Natalius Pigai (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Aktivis HAM Natalius Pigai (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Aktivis HAM (Hak Asasi Manusia) Natalius Pigai meragukan netralitas lembaga survei Charta Politika Indonesia. Reputasi dan mutu hasil survei lembaga pimpinan Yunarto Wijaya itu juga dinilai tidak kredibel.

Pigai, demikian sapaan akrabnya, lalu mencontohkan hasil survei Charta Politika pada Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Kala itu, pasangan Basuki Tjahja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat disebut unggul atas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Nyatanya, demikian lanjut Pigai, pasangan calon yang diunggulkan Charta Politika dalam berbagai surveinya justru kalah dari pasangan Anies-Sandi dengan persentase perolehan suara sah sebesar 57,96 persen dan 42,04 persen untuk Ahok-Djarot.

"Rekam jejak Charta Politika buruk, survei Pilkada DKI (2017) terbukti lembaga survei ini memalukan. Ini bukti lembaga survei ini tidak kredibel," ucap Pigai lewat saluran seluler kepada TIMES Indonsia, Selasa (26/4/2022).

Yunarto-Wijaya.jpgYunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika. (foto: dok kompas)

Dia turut melampirkan tangkapan layar berita tempo.co tentang publikasi hasil survei Charta Politika yang mengunggulkan Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta 2017. Dalam berita itu disebutkan, elektabilitas pasangan petahana sebesar 47,3 persen. Sementara lawannya, Anies-Sandi 44,8 persen.

Begitu juga dengan hasil survei simulasi pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024 yang dirilis Charta Politika, Senin, 25 April 2022. Pigai meragukan temuan terbaru tersebut karena dianggap memiliki kecenderungan terhadap calon tertentu.

Dalam simulasinya, Charta Politika mengunggulkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di pilpres mendatang. Bahkan, politikus PDI Perjuangan itu disebut selalu unggul dipasangkan dengan siapapun calon wakil presiden-nya.

Misalnya, ketika Ganjar dipasangkan dengan Menteri Pariwsata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memiliki tingkat keterpilihan 34,3 persen. Unggul atas elektabilitas Anies yang diduetkan dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 27,3 persen.

Ganjar-Sandi dalam simulasi pertama ini juga unggul atas pasangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua DPR RI Puan Maharani dengan elektabilitas hanya sebesar 23,8 persen.

Pada simulasi kedua, Charta Politika memasangkan Ganjar dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melawan, duet Anies-Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Prabowo-Puan.

Hasilnya, Ganjar-Erick memperoleh dukungan suara mayoritas sebesar  33,6 persen, unggul atas pasangan Anies-AHY maupun Prabowo-Puan yang masing-masing memiliki persentase keterpilihan sebesar 27 persen dan 23,3 persen.

Begitu juga, ketika Ganjar dipasangkan dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 34,1 persen, unggul atas pasangan Anies-AHY (27 persen) dan Prabowo yang dipasangkan dengan Sandiaga Uno dengan elektabilitas 25,5 persen.

Namun, kredibilitas hasil survei Charta Politika di atas masih diragukan Pigai. "Waktu saya kritik Jokowi dan Ganjar, Yunarto maki saya di Twitter. Apakah  Yunarto Independen? Saya tanya 10 orang di Jawa Tengah 'Pilih Ganjar atau PDIP?' (Sebanyak) 7 orang pilih PDIP," ucap Pigai. 

Tanggapan Charta Politika

Terpisah, Yunarto Wijaya menanggapi santai pernyataan Natalius Pigai tersebut. Kepada TIMES Indonesia, dia hanya menyarankan agar eks Komisioner Komnas HAM ini mengecek hasil survie Charta Politika yang lain, tidak hanya survei Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Silahkan (Natalius Pigai) check semua survei yang pernah dirilis Charta Politika, kan gak cuma satu (tidak hanya survei Pilkada DKI Jakarta 2017)," saran Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES