Politik

Ada Partai Mahasiswa, Aliansi BEM Ngawi Bereaksi

Minggu, 24 April 2022 - 20:21 | 76.78k
Ali Sujito, koordinator aliansi BEM Kabupaten Ngawi. (Foto: Ali for TIMES INDONESIA)
Ali Sujito, koordinator aliansi BEM Kabupaten Ngawi. (Foto: Ali for TIMES INDONESIA)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Koordinator aliansi badan eksekutif mahasiswa atau BEM Kabupaten Ngawi, Ali Sujito menyoroti penggunaan kata 'mahasiswa' pada Partai Mahasiswa Indonesia. Pihaknya menyayangkan pemilihan kata tersebut, meskipun secara hukum, tidak ada pelarangan menggunakan kata itu.

Ali Sujito mengatakan, penggunaan kata mahasiswa pada tubuh partai politik itu akan menimbulkan multi tafsir dan perpecahan di kalangan mahasiswa.

"Lantas secara politik, kata mahasiswa itu representasi dari kelompok mana," Kata Ali Sujito kepada TIMES Indonesia, Minggu (24/4/2022).

Mahasiswa STKIP Modern Ngawi tersebut juga mengimbau kepada mahasiswa di Kabupaten Ngawi agar tidak sertamerta bergabung dengan partai politik manapun, meskipun ada parpol yang mencatut nama mahasiswa.

"Mahasiswa selama ini dipersepsikan dengan status agen of change, agen of social control ketika bergabung dengan partai politik justru status tersebut menjadi bias bahkan hilang," ujar mahasiswa yang pernah menjadi pemohon uji Formil  UU Cipta Kerja, beberapa waktu lalu.

Di samping itu, kata Ali Sujito selama ini gerakan mahasiswa identik dengan gerakan moral (Moral Force), yang artinya penggerak perubahan ketika institusi birokrasi dan institusi politik tidak mampu melakukan peran sesuai dengan tuntutan rakyat dan tujuan bernegara.

"Dengan kata lain energi mahasiswa digerakan untuk meluruskan kembali fungsi -fungsi institusi negara, karena jika dibiarkan justru akan terjadi penindasan terhadap rakyat," kata Ali Sujito.

Oleh sebab itu posisi mahasiswa berada diluar institusi birokrasi dan di luar institusi politik.  Dengan tetap melakukan gerakan moral untuk mengawasi kebijakan politik.

"Lantas bagaimana jika terjadi kesalahan kebijakan  institusi politik, siapa ynag akan mengkontrol sedangkan mahasiswa ada di dalamnya," jelasnya.

Ali Sujito  lebih menyarankan mahasiswa bergabung dengan organisasi kemahasiswaan atau organisasi masyarakat. Sembari terus melakukan gerakan moral dengan membangun kesadaran kolektif melalui kegiatan-kegiatan yang membela rakyat agar tidak terjadi penindasan oleh penguasa.

"Toh dengan aktif di organisasi mahasiswa atau ormas masih dapat menyampaikan aspirasi rakyat sesuai yang tertuang dalam UU. Dan masih mempunyai dampak politik tanpa harus terjun langsung dalam partai politik," urainya.

Meski demikian, Koordinator Aliansi BEM Ngawi itu juga tidak melarang jika ada anggota BEM yang berkeinginan untuk bergabung dengan partai politik. Namun dirinya mengingatkan agar tidak mencampurkan urusan politik dengan gerakan mahasiswa.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES