Peristiwa Internasional

Rusia Terus Membunuh Anak-Anak Dalam Invasinya ke Ukraina

Minggu, 24 April 2022 - 19:02 | 40.50k
Ilustrasi - Tank Rusia yang menjadi tameng kendaraan pasukan darat Rusia (Foto: REUTERS/RUSSIAN DEFENCE MINISTRY)
Ilustrasi - Tank Rusia yang menjadi tameng kendaraan pasukan darat Rusia (Foto: REUTERS/RUSSIAN DEFENCE MINISTRY)

TIMESINDONESIA, JAKARTARusia terus membunuh anak-anak dalam invasinya ke Ukraina. Minggu (24/4/2022) dua bocah masing-masing berumur 5 dan 14 tahun di wilayah Donetsk Ukraina tewas setelah apartemennya dirudal.

Gubernur wilayah Donetsk Ukraina, Pavlo Kyrylenko mendesak orang-orang untuk mengungsi dari daerah-daerah dekat pertempuran.

Pavlo mengatakan, di Telegram bahwa anak-anak perempuan berusia 5 dan 14 tahun, telah meninggal di komunitas Ocheretynsk setelah bangunan tempat mereka tinggal dihancurkan.

Sehari sebelumnya, Rusia juga membunuh seorang bayi berumur 3 bulan setelah rumahnya dihajar rudal Rusia. Bersama bayi itu, delapan orang lainnya juga ikut tewas.

Bukan hanya oleh peluru kendali, kisah mengerikan juga dilakukan tentara Rusia ketika memberondong Elisei Ryabukon (13) ketika bocah ini bermaksud menyelamatkan diri dari serentetan tembakan yang dimuntahkan dari senjata tentara tentara Rusia saat menduduki desa Peremoha.

Hampir dua pertiga dari 7,5 juta anak di Ukraina telah meninggalkan rumah mereka sejak konflik meningkat tujuh minggu lalu, dengan laporan sedikitnya 153 anak tewas meskipun Save the Children khawatir jumlahnya bisa jauh lebih tinggi.

Data terbaru dari PBB memperkirakan bahwa 2,8 juta anak-anak sekarang mengungsi di Ukraina dan dua juta lainnya telah melarikan diri ke negara-negara tetangga. Ini berarti 64% anak-anak di Ukraina, atau 4,8 juta, sekarang sedang berpindah-pindah.

PBB telah bisa memverifikasi kematian 153 anak dan mencatat 246 terluka sejauh ini, meskipun jumlah sebenarnya hampir pasti jauh lebih banyak. Semua anak di Ukraina berada dalam bahaya karena semakin banyak rumah sakit dan sekolah yang diserang.

Dalam lima minggu pertama perang, rata-rata 22 sekolah diserang setiap hari. Di Mykolaiv minggu lalu, sebuah rumah sakit anak-anak diserang dan menyebabkan dua gadis, berusia sembilan dan 15 tahun, dalam kondisi kritis.

Di Mariupol dan daerah lain yang paling parah terkena dampak perang, anak-anak dan keluarganya juga berada dalam bahaya besar, menghadapi kekurangan air, makanan, dan obat-obatan yang berpotensi fatal.

Direktur Negara Save the Children Ukraina, Pete Walsh mengatakan, setiap kematian seorang anak terlalu banyak. Angka-angka ini sangat tragis, dan kemungkinan akan terus bertambah. Keluarga mempertaruhkan hidup mereka untuk mencari keselamatan.

Pekan lalu, 39 orang termasuk empat anak tewas di stasiun kereta Kramatorsk selama evakuasi.

"Di perbatasan Siret di Rumania minggu lalu, staf kami bertemu dengan keluarga dari Mariupol; seorang ayah dan lima anak yang masih kecil. Anak-anak itu terguncang dan telah tinggal di ruang bawah tanah selama dua minggu, terlindung dari serangan udara," katanya.

“Perang ini semakin tidak terkendali, meninggalkan anak-anak dengan trauma jangka panjang yang tidak dapat diremehkan," tambahnya.

Rusia yang kini berambisi menguasai wilayah Timur dan Selatan Ukraina, terus menerus menghujani tempat hunian penduduk sipil, sehingga banyak penghuninya terbunuh termasuk anak-anak. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES