Peristiwa Internasional

Sebanyak 25 Juta Penduduk Shanghai Masih Dikurung karena Covid-19

Minggu, 24 April 2022 - 09:39 | 64.35k
Penduduk kota Shanghai yang terkunci tidak diizinkan untuk berbelanja makanan mereka sendiri dan sebaliknya harus menunggu petugas mengirimkan persediaan.(FOTO: BBC/Reuters)
Penduduk kota Shanghai yang terkunci tidak diizinkan untuk berbelanja makanan mereka sendiri dan sebaliknya harus menunggu petugas mengirimkan persediaan.(FOTO: BBC/Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebanyak 25 juta penduduk kota Shanghai, China sampai sekarang masih dikurung, tidak diizinkan belanja makanan mereka sendiri, karena pemerintah berusaha keras menahan wabah Covid-19 yang berkembang semakin parah.

Otoritas internet China juga sedang berusaha memblokir video populer yang menyoroti dampak penguncian selama lima minggu di Shanghai pada penduduknya.

Kini penduduk kota Shanghai mengeluh tentang kondisi mereka, kekurangan makanan, dan perawatan medis yang buruk.

Upaya resmi untuk menghapusnya telah memicu reaksi di situs China.

Penduduk Shanghai juga mengkritik persediaan makanan yang tidak mencukupi dan mengeluh tentang kondisi medis yang buruk melalui tautan video yang sempat viral.

"Kami belum makan selama berhari-hari sekarang," teriak seseorang.

Shanghai-2.jpgSeorang perawat memberikan instruksi kepada pekerja medis di rumah sakit sementara untuk warga Shanghai yang positif Covid.(FOTO: BBC)

"Virus ini tidak bisa membunuh kita. Kelaparan bisa," kata pria lain.

Video tersebut, berjudul The Voice of April, dibagikan secara luas di platform populer Tiongkok, Weibo dan WeChat.

Tetapi pada hari Sabtu otoritas internet mulai mencoba untuk menghapusnya, berjuang melawan pengguna yang memberontak yang memposting salinan baru di tempat lain di situs tersebut.

Sekarang sudah lima minggu sejak penduduk Shanghai pertama kali diperintahkan untuk tinggal di rumah sebagai bagian dari penguncian yang sangat ketat.

Aturan tersebut dimaksudkan oleh para pejabat untuk menahan lonjakan Covid-19 terbaru di kota itu, gelombang paling parah yang pernah dialami Shanghai hingga saat ini.

Kritik publik terhadap kebijakan pemerintah jarang terjadi di China, tetapi dalam beberapa minggu terakhir beberapa penduduk Shanghai telah memposting keluhan di situs media sosial tentang kondisi buruk tempat mereka ditahan.

Beberapa di daerah-daerah yang terkunci di Shanghai juga telah berjuang untuk mengakses persediaan makanan, dan terpaksa menunggu pengiriman sayuran, daging, dan telur dari pemerintah.

Langkah-langkah lain yang baru-baru ini diperkenalkan termasuk menempatkan alarm elektronik di pintu untuk mencegah mereka yang memiliki virus pergi dan mengevakuasi penduduk secara paksa untuk memungkinkan rumah mereka didesinfeksi .

Pejabat kota Shanghai juga telah memerintahkan semua pasien yang terinfeksi dan kontak dekat mereka untuk dipindahkan ke karantina terpusat yang dikelola pemerintah.

Sampai kini  25 juta penduduk kota Shanghai, China masih dikurung, karena pemerintah berusaha keras menahan wabah Covid-19 yang berkembang semakin parah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES