Kebijakan Dividen pada Indeks LQ-45 di Masa Pandemi Covid-19

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejak resmi diumumkan sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 oleh World Health Organization (WHO), pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal dalam kehidupan manusia. Segala aktivitas manusia dipaksa berevolusi menuju virtual reality yang membawa seseorang masuk ke dunia maya untuk berkegiatan. Selain mempengaruhi kesehatan manusia, pandemi COVID-19 juga berdampak pada berbagai bidang, tidak terkecuali bidang ekonomi. 

Pada bidang ekonomi, banyak perusahaan terpaksa harus menutup usahanya karena kesulitan menanggung kerugian dari berhentinya aktivitas perusahaan selama pandemi. Dan kondisi ini juga menghambat salah satu kewajiban perusahaan untuk membagikan sebagian keuntungannya sebagai dividen. Kebijakan dividen sendiri merupakan penentuan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dan penambahan laba ditahan dalam suatu perusahaan, Horne & Wachowicz (2008). 

Bagi investor, indeks saham LQ-45 sering dijadikan sebagai acuan dalam menentukan arah investasi. Dan meskipun indeks ini terkenal sering menjadi indeks acuan, namun secara tahun berjalan (YTD) indeks LQ-45 terkoreksi mengalami anjlok terparah mencapai 43,01% pada Maret 2020. Oleh sebab itu, kebijakan dividen perusahaan-perusahaan tersebut turut serta terkena imbasnya. 

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan, namun berikut ini adalah empat faktor yang diduga mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan:

Yang pertama adalah investment opportunity set sebagai kesempatan investasi masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atau proyek dengan NPV positif. Faktor ini menunjukkan luasnya kesempatan investasi suatu perusahaan, Suartawan & Yasa (2017). Namun pada penelitian ini ditemukan bahwa investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Yang kedua adalah free cash flow sebagai arus kas berlebih dan diperlukan untuk membiayai semua proyek dengan NPV positif ketika didiskontkan pada tingkat pengembalian yang disyaratkan, Horne & Wachowicz (2008). Faktor ini mencerminkan keleluasaan perusahaan dari melakukan investasi tambahan hingga menambah likuiditas, Suartawan & Yasa (2017). Dan pada penelitian ini ditemukan bahwa free cash flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Yang ketiga adalah leverage sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi rasio leverage menunjukkan bahwa kewajiban perusahaan besar, Wahjudi (2020). Semakin tinggi utang perusahaan maka laba yang didapat juga berkurang dan tentunya akan mempengaruhi pembayaran dividen. Namun pada penelitian ini ditemukan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Yang keempat adalah likuiditas sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau utang yang harus segera dipenuhi dengan waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang. Semakin tinggi rasio likuiditas menunjukkan semakin mudahnya perusahaan dalam memenuhi kewajiban pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Dan pada penelitian ini ditemukan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Dan sebagai manajer perusahaan, perlu diperhatikan lagi faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain, memperluas objek, serta menambah masa periode supaya memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

***

*) Oleh: Bella Dian Fadtami, Mahasiswa Manajemen Universitas Islam Indonesia.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

________
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement