Peristiwa Internasional

Shanghai Masih Gawat Soal Omicron Meski Dilockdown Berminggu-minggu

Rabu, 20 April 2022 - 17:25 | 30.18k
Pekerja karantina dengan alat pelindung diri (APD) di sebuah bangunan perumahan selama penguncian karena Covid-19 di Shanghai, China, pada hari Rabu. (FOTO: Hindustan Times/Bloomberg)
Pekerja karantina dengan alat pelindung diri (APD) di sebuah bangunan perumahan selama penguncian karena Covid-19 di Shanghai, China, pada hari Rabu. (FOTO: Hindustan Times/Bloomberg)

TIMESINDONESIA, JAKARTAShanghai China masih gawat  soal infeksi Omicron, dan "Pertempuran" sengit kota pusat keuangan China itu terhadap wabah Covid-19 terus berlanjut dengan tujuh kematian baru pada hari Selasa (19/4/2022) terkait infeksi, dan hampir 19.000 kasus baru dilaporkan pada hari Rabu.

Tujuh kematian pada hari Selasa itu menambah jumlah korban di kota itu menjadi 17 kematian. Varian Omicron yang menyebar cepat telah mendorong lonjakan besar dalam kasus infeksi di kota metropolitan berpenduduk 25 juta orang itu.

Otoritas China juga telah memberlakukan pembatasan pergerakan yang ketat dan beberapa putaran pengujian massal untuk memerangi wabah tersebut.

Dilansir AFP, Rabu (20/4/2022), dinyatakan, bahwa tujuh kematian baru yang dilaporkan itu adalah pasien-pasien yang memiliki penyakit penyerta seperti kanker paru-paru dan diabetes. Lima dari pasien-pasien tersebut terdiri dari orang-orang yang berusia di atas 70 tahun.

"Mereka sakit parah setelah masuk ke rumah sakit, dan meninggal setelah upaya penyelamatan yang tidak efektif, dengan penyebab langsung kematian adalah penyakit penyerta," kata pemerintah Shanghai dalam sebuah pernyataan.

Dilansir Hindustan Times, komisi kesehatan kota mengatakan, secara keseluruhan, China melaporkan 17.066 kasus Covid-19 tanpa gejala dan 2.753 kasus lokal bergejala.

Lebih dari 400.000 infeksi telah dilaporkan di Shanghai sejak Maret, dan kota itu melaporkan kematian Covid-19 pertamanya pada Senin (18/4/2022) lalu. Jumlah kematian resmi tetap rendah dibandingkan dengan jumlah kasus infeksi yang dilaporkan. Namun sejumlah orang meragukan angka-angka ini, menunjuk pada tingkat vaksinasi yang rendah pada populasi lansia yang besar di China. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES