Kopi TIMES

Ramadan Kelabu

Senin, 18 April 2022 - 15:47 | 36.70k
Meutia Galuh Utami, Mahasiswa Magister KPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Meutia Galuh Utami, Mahasiswa Magister KPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Bulan Ramadan merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh umat muslim di seluruh dunia. Bukan tanpa alasan, Ramadan menjadi sangat istimewa dikarenakan keutamaan dan keberkahannya sangat luar biasa.

Dalam bulan Ramadan dikatakan pula sebagai bulan pelebur dosa dan penuh dengan ampunan dari Allah SWT. Tentu dengan banyaknya keutaman yanh diberikan orang-orang berlomba-lomba untuk mendapatkan keberkahan dan memenuhi segala kegiatannya dengan segala kegiatan yang bermanfaat, baik secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi.

Terselip pula keistimewaan yang sangat besar di bulan Ramadan ini, dimana turunnya Al-Quran pada 17 Ramadhan 610 M kepada Nabi Muhammad SAW. Yang dinamakan dengan Nuzulul Quran. Selain hal tersebut keistimewaan lainnya adalah pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan atau malam Lailatul Qadar yang disebut sebagai malam seribu bulan dikarenakan banyaknya kemuliaan dan keberkahan serta dibukanya pintu ampunan dan keselamatan bagi umat muslim dari api neraka.

Tak heran pada malam tersebut banyaknya umat muslim yang mulai berdiam diri di masjid atau itikaf sembari membaca Al-Quran dan banyak ber-zikir dan bersedekah untuk mendapatkannya.

Meskipun banyaknya kemuliaan ini ada saja orang-orang yang tidak memanfaatnya dnegan baik, bahkan sampai melakukan perbuatan yang sangat tidak pantas untuk dilakukan hingga menghilangkan nyawa seseorang. Sejalan dengan hal ini, baru-baru ini klithi di yogyakarta kembali merenggut nyawa seseorang. Kejadian tersebut terjadi di daerah Gedongkuning pada minggu (3/4) tepat setelah korbannya mendapatkan santapan sahur. Hanya saja pihak berwajib menyebutkan bahwa kejadian tersebut merupakan tawuran yang terjadi antar korban dan pelaku. Tentunya, tindakan yang telah terjadi tesebut dilarang untuk dilakukan atas dasar alasan apapun. 

Melihat kejadian yang telah terjadi seharusnya tindakan tersebut tidak terjadi jika seluruh pihak tidak terpancing emosi atas sindiran yang diberikan, apalagi di bulan Ramadan yang penuh dengan keberkahan ini dikarenakan bulan ramadhan seharusnya dapat menahan hawa nafsu serta emosi agar ibadah yang sedang dilakukan tidak sia-sia dan tidak mendapatkan pahala.

Kejadian yang terjadi ini tentu sangat meresahkan warga sekitar, karena telah menimbulkan kegaduhan di tengah bulan Ramadan yang damai ini. Seharusnya malam yang penuh dengan keberkahan ini diindahkan dengan perbanyak ibadah dan menjalankan amalan-amalan lainnya bukan malah saling bertengkar dan melukai satu dengan yang lainnya. Tidak hanya di saat Ramadhan saja, seharusnya tindakan tersebut tidak terjadi pula di hari-hari berikutnya agar tidak timbul korban lainnya.

***

*) Oleh: Meutia Galuh Utami, Mahasiswa Magister KPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES