AMRO Institute: Puasa plus Probiotik Multistrain Bisa Pulihkan Diabetes Tipe 2

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tim AMRO Institute Surabaya dan produsen PRO EM-1 kembali melakukan sharing session dengan rumah sakit. Kali ini dengan jaringan rumah sakit dan klinik di Jakarta, Sabtu (16/4/2022).
Hadir dalam sesi sharing seputar Puasa, Maag Akut, dan Diabetes itu antara lain para dokter spesialis, apoteker, bidan, dan perawat dari sejumlah rumah sakit dan klinik. Founder AMRO Institute Ge Recta Geson dalam paparannya menjelaskan, beragam riset membuktikan bahwa berpuasa bisa mengendalikan glukosa darah pada penderita diabetes tipe 2.
Puasa mampu memperbaiki resistensi insulin, menurunkan keradangan sistemik yang disebabkan oleh LPS (metabolit patogen), meningkatkan kadar PYY dan GLP-1 (hormon inkretin).
"Puasa merupakan bagian dari healthy lifestyle. Lalu healthy lifestyle akan membangun healthy microbiota," jelasnya.
"Nah dengan memiliki mikrobiota yang beragam dan seimbang akan membangun overall health termasuk mencegah resistensi insulin yang sering menjadi penyebab penderita diabetes melitus tipe 2," tambah Recta.
Bagaimana cara kerja probiotik dalam menekan diabetes tipe 2? Recta menngungkapkan, probiotik mampu merangsang sekresi GIP dan GLP-1 oleh sel epitel usus. Pada gilirannya GIP dan GLP-1 merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi insulin.
"Insulin akan berikatan dengan reseptornya untuk meningkatkan ambilan dan penggunaan glukosa di dalam sel sehingga kadar glukosa darah turun," terangnya.
Di sinilah probiotik mampu meningkatkan sensitivitas insulin. Sehingga gula bisa masuk dan dimanfaatkan dalam sel untuk memproduksi energi.
Mengapa terjadi resistensi insulin? Resistansi insulin terjadi karena meningkatnya LPS atau TMAO (metabolit patogen) yang menjadi penyebab stres oksidatif. LPS atau TMAO merangsang sel untuk meningkatkan produksi sitokin proinflamasi TNF-alpha, sehingga terjadi keradangan sistemik dan dalam jangka waktu panjang berakibat terganggunya kerja sel Beta Pankreas.
Akibat kenaikan TNF-alpha dalam jangka panjang, lanjut Recta, mengakibatkan keradangan derajat rendah dan sistemik yang dikenal sebagai keradangan kronis, hal ini mengakibatkan produksi GLUT-4 terganggu. GLUT-4 ini merupakan protein pengantar masuk glukosa darah ke dalam sel.
"Glukosa darah yang tinggi yang berlangsung terus menerus mengakibatkan glukotoksisitas. Keradangan kronis juga mengakibatkan peningkatan penguraian TG di sel lemak menjadi Free Fatty Acid/FFA. FFA yang tinggi mengakibatkan Lipotoksisitas," terang Recta.
Dengan suplementasi probiotik multistrain, LPS penyebab keradangan dalam sel akan dicerna oleh probiotik menjadi asam organik rantai pendek (SCFA). Seperti butirat, asetat dan propionat yang justru merangsang produksi GIP dan GLP-1. Ini akan terus berputar lagi ke atas.
Di sinilah peran probiotik multistrain PRO EM-1. Antiinflamasi alami yang ada dalam PRO EM-1 akan meredakan keradangan sel dengan mekanisme menekan sitokin proinflamasi TNF-alpha dengan segera, sehingga resistensi insulin terbaiki dan glukosa darah bisa diturunkan secara signifikan.
Kandungan antioksidan alami dalam PRO EM-1 mampu menetralisir radikal bebas penyebab keradangan. SCFA dalam PRO EM-1 mampu meningkatkan sekresi hormon inkretin yang diperlukan untuk memperbaiki sekresi insulin yang sering terjadi pada penderita Diabetes tipe 2.
"Berpuasa bisa mengendalikan glukosa darah pada penderita diabetes tipe 2 dengan cara memperbaiki resistensi insulin. Manfaat ini dipotensiasi dengan suplementasi PRO EM-1 secara rutin setelah sahur dan setelah berbuka puasa," jelas founder AMRO Institute ini. (*)
**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |