Peristiwa Daerah

Banjir di Bolaang Mongondow Utara, Jalur Trans Sulawesi Lumpuh

Kamis, 14 April 2022 - 14:01 | 37.24k
Banjir di Bolaang Mongondow Utara. (Foto: Dok. BNPB)
Banjir di Bolaang Mongondow Utara. (Foto: Dok. BNPB)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir yang merendam wilayah Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara, membuat jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan Manado dan Makassar lumpuh, Kamis (14/4/2022). Banjir terjadi dengan tinggi muka air (TMA) kurang lebih 45 sentimeter dan berarus deras.

Dalam keterangannya, BNPB menyebut banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Rabu (13/4/2022) pukul 13.30 WITA dan menyebabkan peningkatan debit aliran air sungai hulu.

Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, sebanyak 116 unit rumah yang ditinggali 116 KK terdampak banjir dengan TMA 70-100 sentimeter. Satu unit rumah dilaporkan mengalami rusak berat setelah terdampak banjir tersebut. 

"Hingga saat ini, banjir telah merendam empat desa yang meliputi Desa Binuanga, Desa Saleo 1, Desa Saleo 2 dan Desa Nunuka di Kecamatan Bolangitang Timur," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D, dalam keterangan tertulis.

Sebagai upaya penanganan darurat bencana banjir, BPBD Bolaang Mongondow Utara telah terjun ke lokasi terdampak guna melakukan kaji cepat, penanganan dan evakuasi warga serta berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dan pemerintah desa setempat.

Banjir-2.jpgKendaraan menerjang banjir di Bolaang Mongondow Utara. (Foto: Dok. BNPB)

Sementara itu, hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Bolaang Mongondow Utara hingga Jumat (15/4/2022), sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menyikapi hal itu, BNPB mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.

Guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. BNPB juga berharap masyarakat selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi.(*)
 


 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES