Pendidikan

Mahasiswa UGM Keluhkan Fasilitas Gedung UKM dan Dosen Pembimbing Lapangan KKN

Selasa, 12 April 2022 - 23:44 | 36.15k
Suasana forum sarasehan yang diselenggarakan Senat Akademik dan Dewan Guru Besar UGM bertajuk Nyawiji Menuju UGM-1. (FOTO: Humas UGM)
Suasana forum sarasehan yang diselenggarakan Senat Akademik dan Dewan Guru Besar UGM bertajuk Nyawiji Menuju UGM-1. (FOTO: Humas UGM)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Proses seleksi pemilihan rektor UGM periode 2022-2027 menjadi panggung bagi para mahasiswa UGM untuk menyampaikan aspirasi. Setidaknya, situasi itu terlihat dalam sebuah forum sarasehan yang diselenggarakan Senat Akademik dan Dewan Guru Besar UGM bertajuk Nyawiji Menuju UGM-1. Dalam forum yang digelar secara daring tersebut, mahasiswa mengeluhkan fasilitas gedung untuk Unit Kegiatan Mahasiswa atau UKM dan Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Nyata atau DPL KKN.

Ketua Forum Komunikasi UKM, Bram Kusuma Setyahadi meminta kejelasan dan komitmen kepada enam kandidat rektor UGM terkait pembangunan gedung kegiatan kemahasiswaan yaitu gedung gelanggang.

Menurutnya, dua tahun terakhir ini para mahasiswa tidak dapat melakukan kegiatan secara optimal. Sebab, gedung gelanggang yang selama ini menjadi pusat kegiatan mahasiswa sudah terlanjur dirobohkan namun beum kunjung dibangun. Padahal, keberadaan gedung tersebut menampung sebanyak 49 UKM dan 26 komunitas mahasiswa.

Senat-Akademik-dan-Dewan-Guru-Besar-UGM-2.jpg

“Kami ingin para calon rektor ini memiliki komitmen yang jelas yaitu akan kembali membangun gedung gelanggang lagi secepat mungkin. Tentu, pembangunan dilakukan secara transparan dengan melibatkan mahasiswa. Jangan lupa, Gedung gelanggang yang baru harus ramah difabel. Termasuk pembangunan GOR mahasiswa dan kawasan kerohaniaan,” terang mahasiswa Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM ini, Selasa (12/4/2022).

Selain itu, Bram juga mengeluhkan tentang keberadaan DPL KKN yang dinilai sulit diajak komunikasi dengan para mahasiswa. Dari survei yang dilakukan Forum Komunikasi UKM, 28,90 persen mahasiswa mengaku sulit berkoordinasi dengan DPL. Padahal, keberadaan DPL berfungsi sebagai mediator antara mahasiswa dengan pemerintah daerah.

“Jika tidak ada standarisasi dan monitoring yang jelas terhadap DPL KKN. Maka, ini tentu akan menyulirkan para mahasiswa ketika melaksanakan KKN,” sindir Bram.

Disisi lain, Dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM, Dr Gabriel Lele berharap, calon rektor terpilih nanti benar-benar tidak memiliki rekam jejak negatif. Sebab, seorang rektor memiliki tugas yang berat yaitu menjadi katalisator mengawal perubahan.

“Ketika memimpin UGM, seorang rektor itu ibarat sebuah terminal bukan halte yang mengantar penumpang dari termina ke terminal berikutnya,” terang Gabriel.

Dalam seleksi pemilihan rektor UGM ini, ada enam kandidat yang lolos seleksi administrasi. Ke-6 kandidat yang bersaing ketat yaitu Prof Dr Ali Agus, Prof Dr Ir Bambang Agus Kironoto, Prof Dr Ir Deendarlianto, Prof dr Ova Emilia, Prof Dr Sigit Riyanto, dan Prof drh Teguh Budipitojo. Dalam seleksi ini, para kandidat wajib mengikuti kegiatan sarasehan untuk menggali aspirasi dari kalangan tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Diantaranya, aspirasi yang sudah muncul adalah mengenai tindak lanjut pembangunan fasilitas UKM hingga Dosen Pembimbing Lapangan KKN yang dikeluhkan mahasiswa UGM. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Amar Riyadi
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES