Kopi TIMES

Cara Komunikasi Pejabat Perlu Dievaluasi

Rabu, 06 April 2022 - 20:36 | 65.67k
Ahmad Cholis Hamzah Alumni Universitas Airlangga Surabaya dan University of London, Inggris; Pemerhati isu-isu sosial ekonomi nasional dan global, Penulis senior di Good News From Indonesia, Optika, Media Universitas Airlangga dan dosen.
Ahmad Cholis Hamzah Alumni Universitas Airlangga Surabaya dan University of London, Inggris; Pemerhati isu-isu sosial ekonomi nasional dan global, Penulis senior di Good News From Indonesia, Optika, Media Universitas Airlangga dan dosen.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejak munculnya virus corona-19 yang mematikan muncul ketidak pastian di negara kita maupun dunia disaat belum ditemukannya vaksin. Hal ini menimbulkan kebingungan global karena belum adanya kepastian kapan penyebaran virus ini berhenti. Meskipun kemudian vaksin ditemukan, namun masih ada kebingungan karena munculnya varian baru yang juga sngat mematikan.

Ketidak pastian kapan berakhirnya corona ini menyebabkan ketidak pastian dibidang perekonomian global yang juga berimbas pada Indonesia secara luas. Selain itu perang Rusia Vs Ukraina juga menimbulkan dampak ketidak pastian global terutama dibidang ekonomi, perdagangan dan keuangan yang juga akan berdampak pada kondisi perekonomian Indonesia.

Lembaga konssultan keuangan dunia Price Water Cooper menilai bahwa ketidak pastian ekonomi itu akan berakibat negative kepada tiga sektor penting yaitu: Konsumen yang membatasi pengeluaran; Bidang Usaha, yang mengurangi produksi, investasi dan karyawannya dan juga berakibat negative pada pasar uang.

Rakyat bawah tentu tidak memahami secara detail akibat-akibat negative ketidak pastian itu, namun yang diketahui adalah harga-harga kebutuhan dasar naik, semuanya mahal, kesulitan dana untuk biaya pendidikan anak-anaknya dsb. Baru-baru ini kita menyaksikan ribuan ibu-ibu diselutuh nusantara ini berdesak-desakan di antrian yang panjang untuk sekadar mendapatkan minyak goreng yang hilang dipasaran. Publik menyaksikan ada ibu-ibu yang pingsan bahkan ada yang meninggal di antrian itu.

Pada situasi seperti itu, diperlukan komunikasi publik dari pejabat-pejabat negara atau tokoh-tokoh masyarakat – yang bijak dan mendinginkan suasana agar tidak menimbulkan kebingungan baru. Ilmu komunikasi menjelaskan tentang hambatan-hambatan komunikasi yang efektif dan cara mengatasai hambatan-hambatan itu antara lain soal “effective timing” atau waktu yang tepat untuk berkomunikasi, mengeluarkan ide, gagasan dan kebijakan.

Namun disaat ibu-ibu itu menderita kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya, muncul pernyataan seorang mantan presiden yang heran kenapa ibu-ibu bersusah payah antri untuk mendapatkan minyak goreng; bukankah makanan itu tidak harus digoreng, bisa direbus atau dikukus; demikian antara lain pernyataan beliau itu. Setelah itu publik dinegeri ini juga membaca pernyataan Wakil Presiden di Ponorogo Jawa Timur agar rakyat jangan makan nasi, makan dua pisang saja sudah cukup. Ada lagi pejabat yang menghimbau rakyat lebih baik jalan kaki atau naik sepeda bila harga bahan bakar naik.

Komunikasi semacam itu yang menurut ilmu komunikasi waktunya tidak pas, karena diucapkan ditengah-tengah rakyat sedang menderita memikirkan kebutuhan pokok. Komunikasi seperti itu pula bisa diduga memunculkan polemik di publik dan menimbulkan kebingungan bahkan apatisme publik terhadap negara atau pejabat dituduh tidak memiliki empati terhadap penderitaan rakyat. Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan kenaikan harga bahan bakar pertamax pada saat rakyat terutama ummat Islam menghadapi bulan suci ramadhan – itu juga merupakan bentuk komunikasi yang tidak efefktif, karena waktunya tidak tepat untuk mengeluarkan kebijakan kenaikan harga disaat rakyat bekerja keras memenuhi kebutuhan pokoknya di hari suci Ramadhan.

Lebaran 2022, mudik diizinkan oleh pemerintah lewat pernyataan presiden Jokowi, asal rakyat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali booster,” Kebijakan itu tentu mendapatkan berbagai pendapat baik yang setuju karena memang booster diperlukan demi menjaga kesehatan masyarakat, maupun pendapat yang kritis karena kebijakan itu dianggap tidak fair,  sebab hanya ditujukan untuk hari-hari yang berhubungan dengan masyarakat yang beragama Islam. Masyarakat yang kritis ini bertanya-tanya kenapa kegiatan racing motor di Mandalika yang melibatkan kerumunan massa tidak ada kebijakan booster itu. Banyaknya tempat hiburan yang menyebabkan antrian panjang baik orang maupun kendaraan juga tidak dikenai keharusan mendapatkan vaksin booster.

Sebenarnya semuanya itu adalah menyangkut masalah bagaimana pejabat itu melakukan komunikasi publik yang baik agar tidak menimbulkan kegaduhan dan kebingungan rakyat. Dulu ketika Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat didepan para wartawan di Gedung Putih hari minggu tanggal 29 Maret 2020 mengatakan bahwa aturan tentang Social Distancing di Amerika Serikat diperpanjang sampai tanggal 30 April 2020 dalam upaya untuk menekan angka kematian akibat coronavirus. Pernyataan pak Trump ini berbalik dengan ucapannya sendiri sebelumnya bahwa dia ngotot negara dibuka lagi untuk kegiatan bisnis dari aturan jaga jarak sosial itu sampai menjelang hari Paskah tanggal 12 April. Para ahli kesehatan memperingatkan presiden Trump bahwa kebijakan buru-buru membuka negara untuk urusan bisnis akan menimbulkan banyak kematian yang tidak boleh terjadi.

Memang dalam situasi yang genting seperti dewasa ini diseluruh dunia maka komunikasi publik para pejabat negara perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan kebingungan publik. Contoh pernyataan pak Trump itu menunjukkan komunikasi yang menimbulkan kebingungan. Lesson Learned – atau hal yang bisa kita pelajari dari kondisi politik di Amerika Serikat, banyak rakyatnya yang tidak percaya kepada pernyataan pemimpin negara karena dianggap membingungkan dan akhirnya menyimpulkan bahwa para pemimpin negaranya itu “full of lies” atau penuh dengan kebohongan.

Para ahli yang berada disekitar pejabat negara seperti presiden dan wakil presiden apapun itu namanya: ghost writer, think tank, pembisik, staf ahli dsb ada kewajiban untuk memberikan briefing kepada boss nya tentang berbagai isu penting; tidak hanya soal teknis suatu acara misalkan siapa yang diundang, jam dan venue acara dsb tapi juga memberikan masukan bahwa narasi yang menyebabkan masyarakat bingung dan munculnya polemik – harus dihindari.

***

*) Oleh: Ahmad Cholis Hamzah Alumni Universitas Airlangga Surabaya dan University of London, Inggris; Pemerhati isu-isu sosial ekonomi nasional dan global, Penulis senior di Good News From Indonesia, Optika, Media Universitas Airlangga dan dosen.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES