Kesehatan

Kasus TBC di Bondowoso Tahun 2021 Sentuh Angka 900, Awal Tahun Ini Sudah Ratusan

Kamis, 17 Maret 2022 - 21:16 | 84.31k
Kegiatan grebek investigasi kontak TBC di Kecamatan Grujugan Bondowoso. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Kegiatan grebek investigasi kontak TBC di Kecamatan Grujugan Bondowoso. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Setelah dilakukan deteksi terhadap 2.800 orang sepanjang Tahun 2021, kasus tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mencapai 900 kasus dengan 54 kasus meninggal dunia. Kasus TBC tersebut tersebar di 23 kecamatan, dengan rentan usia pasien terkonfirmasi rata-rata 15-45 tahun. 

Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Bondowoso, Goek Fitri Purwandari mengatakan, pada Tahun 2022 per Tanggal 16 Maret, petugas sudah memeriksa 1.227 suspek. Didapati 155 orang terkonfirmasi TBC, empat orang di antaranya meninggal dunia. 

Menurutnya, salah satu penyebab tingginya kasus ini karena penderita berobat tidak sesuai standar. Dimana mereka baru dua bulan mengonsumsi obat langsung berhenti karena merasa nyaman.

Padahal penderita harus terus minum obat minimal enam bulan. Tentu kata dia, harus berperilak hidup bersih dan sehat.

Dinkes Bondowoso akhirnya menggandeng tiga NGO yang terdiri dari Yapikma; SSR Yabhysa; dan Pokja TBC/HIV. Para petugas melakukan pemeriksaan di pondok pesantren, penyuluhan, investigasi kontak dan gerebek TBC. 

Gerebek investigasi kontak erat digelar di dua desa. Yaitu Desa Dadapan dan Grujugan Kidul, Kecamatan Grujugan yang dilaksanakan pada 16 dan 17 Maret 2022.

Kemudian juga akan melakukan screening di Ponpes Al Islah, Kecamatan Grujugan, dan Lapas Klas II B, yang masing-masing pada tanggal 24-31 Maret 2022. 

"Ini semua juga merupakan rangkaian peringatan Hari TBC sedunia," ujarnya di tengah-tengah gerebek investigasi kontak erat di Desa Dadapan. 

Ia menerangkan, investigasi kontak erat dilakukan terhadap 20 hingga 25 orang yang berada dalam satu lingkungan dengan pasien TBC. Termasuk pihak keluarga pasien. 

Petugas kemudian melakukan screening, yakni dengan memeriksakan dahaknya di Puskesmas yang memiliki TCM (Tes Cepat Molekuler) yang ada di Maesan, Tenggarang, Prajekan dan RSUD dr Koesnadi. 

"Kalau dia terdeteksi TBC maka dia wajib datang ke Puskesmas untuk diobati. Semua pengobatannya gratis," kata Goek. 

Semua kader di tiga NGO itu, serta Kader Dinas Kesehatan, kata Goek, melakukan pendampingan, dan investigasi kontak. Bahkan, mereka juga turun langsung mengirim obat, dan mengkonseling pasien. 

"Kita target utamanya adalah, memperbanyak spesimen yang diperiksa untuk terdeteksi apakah spesimen itu positif TBC atau tidak. Jadi temukan sebanyak-banyak suspect," ujarnya. 

Sementara itu, Ketua SSR (Sub-sub Recipien) Yabhysa, Hijrotul Illahiyah menerangkan, selama berkolaborasi dalam penanganan TBC di Bondowoso, pihaknya menerjunkan 72 kader aktif yang tersebar di 18 kecamatan. 

Mereka ini melakukan penemuan kasus TBC di hampir 20 wilayah di kecamatan. "InsyaAllah akan kami usahakan bisa cover se Kabupaten Bondowoso," ungkapnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES