Properti

Ingin Jadi Developer Properti? Ini Modal yang Dibutuhkan

Rabu, 23 Februari 2022 - 17:00 | 360.39k
Perumahan Citra Mutiara Madiun bergaya American Style. (Foto: Crown Mansion Land for TIMES Indonesia)
Perumahan Citra Mutiara Madiun bergaya American Style. (Foto: Crown Mansion Land for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MADIUN – Modal uang saja ternyata tidaklah cukup untuk memulai bisnis developer properti. Ada macam-macam bentuk modal lain yang nilainya jauh lebih penting dari pada uang dan harus dimiliki, sehingga roda usaha dapat berjalan dengan lancar.

Ada beberapa poin yang harus kamu terapkan untuk bisa menjadi developer rumah, yaitu ilmu, kemampuan manajerial, hubungan pertemanan, harta benda, niat dan ketekunan. 

Modal yang harus dimiliki jumlahnya relatif, karena variabelnya banyak meliputi skala luasan proyek, lokasi tanah dan berkaitan dengan harga, cara bayar tanah kepada pemilik lahan dan besarnya kebutuhan terhadap biaya-biaya lain, seperti perizinan, sertifikasi dan pekerjaan persiapan.

1. Biaya untuk membeli lahan

Jika lahan yang akan direncanakan untuk proyek luas, maka kebutuhan terhadap modal juga lebih besar. Misalnya lahan yang akan dikembangkan seluas 10ha (100.000m2) maka modal yang jelas harus ada adalah untuk mengakuisi lahan tersebut.

Jika harga tanahnya Rp.500.000 (limaratus ribu) per-meter persegi maka modal yang harus disediakan adalah Rp50 miliar. Ini untuk tanahnya saja. Dengan luasan serupa, mungkin harga tanah lebih murah, hal ini berkaitan dengan lokasi. Lokasi yang sudah ramai tentu harga tanah lebih mahal dibanding dengan lokasi yang masih sepi.

Hukum ekonomi juga berlaku di sini, jika lokasi ramai maka permintaan terhadap hunian akan tinggi (demand) maka harga akan naik. Kira-kira seperti itu.

Properti.jpg

2. Jika tanah bisa dibayar dengan cara bertahap

Biaya untuk membeli tanah tersebut bisa menjadi lebih kecil jika pemilik tanah bersedia pembayaran dengan cara bertahap. Sehingga untuk membeli tanah tersebut hanya diperlukan sebagian saja dari harga tanah dalam bentuk uang muka. Berapa besarnya? Ya, tergantung negosiasi dengan pemilik lahan.

Semakin kecil permintaan uang muka tanah tentu semakin kecil juga modal yang dibutuhkan untuk memulai proyek. Bagi seorang pengembang yang memiliki modal yang terbatas, negosiasi pembayaran harga tanah ini menjadi sangat vital. Karena berkaitan dengan modal awal proyek.

3. Biaya untuk perizinan

Variabel lainnya yang perlu diperhitungkan adalah besarnya biaya yang dibutuhkan untuk perizinan. Karena untuk memulai sebuah proyek properti itu banyak jenis perizinan yang harus dipenuhi. Perizinan ini sifanya wajib ada sebelum izin mendirikan bangunan (IMB) diterbitkan. Jenis perzinan ini bisa berbeda-beda tiap wilayah dan biayanya pun tidak sama, tergantung pemerintah daerah setempat.

Beberapa perizinan yang wajib dipenuhi adalah; pertimbangan teknis pertanahan, izin lokasi, izin pemanfaatan ruang, UKL-UPL, Amdal, rekomendasi Andalalin, rekomendasi peil banjir, rekomendasi penyediaan lahan untuk pemakaman umum (TPU), rekomendasi penerangan jalan umum (PJU), rekomendasi pemadam kebakaran, rekomendasi tempat pembuangan sampah sementara (TPSS), rekomendasi dari desa dan camat, izin warga, dan izin lainnya.

Properti-2.jpg

4. Biaya untuk persiapan lahan

Komponen biaya lainnya yang dibutuhkan untuk memulai sebuah proyek adalah untuk pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan ini dibutuhkan jika lahan masih dalam kondisi mentah. Lahan dalam kondisi mentah harus dirapikan menjadi lahan siap bangun sebelum memulai proses pembangunan unit dan pemasaran.

Pekerjaan persiapan meliputi; pengurukan—jika lahan butuh pengurukan, atau hanya sekedar cut and fill, jika lahan hanya butuh perataan saja.  Termasuk dalam persiapan lahan ini jika ada pembangunan turap dan pagar keliling, merapikan lokasi dari pohon-pohon, puing bangunan dan lain-lain.

Jadi terhadap pertanyaan tentang besarnya modal yang dibutuhkan ya sangat relatif jumlahnya. Tidak bisa dijawab hitam putih. Yang paling ideal tentu saja modal dibutuhkan cukup untuk 3 hal, yakni membeli tanah, mengurus perizinan, mengerjakan persiapan lahan.

Jika berfikir sebuah proyek bisa dikerjakan tanpa modal, ya tidak mungkin mengerjakan proyek tanpa modal. Tetap butuh modal, tetapi modal tersebu bisa dari orang lain yang setuju untuk membiayai proyek, orang itulah yang akrab disebut investor.

Jika sudah menemukan investor untuk membiayai proyek maka Anda tidak perlu uang sendiri untuk membiayai proyek. Tantangannya adalah bagaimana Anda menemukan orang yang setuju untuk membiayai proyek Anda.

Jadi modal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis developer properti atau untuk memulai sebuah proyek sangat relatif. Tergantung keterampilan Anda negosiasi; negosiasi dengan pemilik lahan, negosiasi dengan investor dan lain-lain. (d) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES