Peristiwa Daerah

Beda Hasil Swab Nyaris Gagalkan Nikah, Alasan Kepala Puskesmas di Banyuwangi Bikin Kaget

Rabu, 16 Februari 2022 - 17:33 | 121.05k
Kepala Puskesmas Singojuruh, Ahmat Kundori saat ditemui di ruangannya (FOTO: Rizki Alfian/ TIMES Indonesia)
Kepala Puskesmas Singojuruh, Ahmat Kundori saat ditemui di ruangannya (FOTO: Rizki Alfian/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Perbedaan hasil tes Swab antara Puskesmas Singojuruh dan dua klinik serta satu rumah sakit di Banyuwangi, yang membuat pasangan pengantin nyaris gagal menikah, membuka fakta baru.

Hasil tes Swab di Puskesmas Singojuruh, pasangan pengantin Putri dan Rijal dinyatakan positif Covid-19. Namun saat tes di Klinik Shinta Giri, Laboratorium Klinik Parahita Banyuwangi dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Rogojampi, hasilnya negatif Covid-19.

Kepala Puskesmas Singojuruh, Ahmat Kundori mengatakan, jika hasil tes Swab masing-masing instansi tidak bisa dibandingkan. Jika memang ingin memastikan keakuratan tes Swab dapat dilakukan tes PCR.

Parahita.jpg

"Kalau untuk memastikan ya harusnya dites PCR. Itu bukan kewenangan saya, dan tidak diminta, ya tes sendiri. Apalagi pihak yang bersangkutan tidak mengaku dan tidak bilang dari klinik mana," kata Kundori saat ditemui TIMESIndonesia, Rabu (16/2/2022).

Menurut Kundori, hasil pemeriksaan tes Swab dari Puskesmas yang ia pimpin sudah akurat. Namun untuk di tempat lain, Kundori tidak bisa memastikan, karena bisa saja hasil Swab berbeda saat pengambilan spesimen.

"Bedanya saat pengambilan spesimen, alat yang biasa digunakan seperti cotton bud yang dimasukkan ke dalam lubang hidung itu bisa saja tidak di titik yang pas. Sehingga lendir tidak begitu menempel pada alat," ungkap Kundori.

"Saya tidak mengatakan tidak akurat, bisa saja mungkin ada salah satu alat yang digunakan tidak pas pada titiknya. Kalau di Puskesmas kami akurat, makanya hasilnya Positif Covid-19. Meski di hari yang sama," imbuh Kundori.

Kundori menjelaskan, jika pihak calon pengantin juga tidak meminta untuk dilakukan tes Swab ulang. "Teknisnya PCR kalau ingin memastikan. Soal minta Swab ulang itu bukan urusan atau kewenangan kami, aturannya kan begitu. Apalagi kami sudah koordinasi dengan Dokter Edy dan Dokter Andrian dari Dinas Kesehatan," tegasnya.

Ahmat Kundori juga membantah telah memblokir nomer telepon kerabat mempelai, H. Rudi Santoso. Menurutnya tidak ada komunikasi sama sekali antara dirinya dengan H. Rudi Santoso.

Singojuruh.jpg

"Tidak ada WA, telepon apalagi bertemu. Tidak ada saya blokir-blokir nomer yang bersangkutan. Hanya memang kapan hari ada yang menemui saya, tapi saya tidak kenal dia siapa. Dia juga tidak memperkenalkan diri," ungkap Kundori.

Sebelumnya, calon pengantin bernama Rijal dan Putri beserta keluarga asal Kecamatan Singojuruh mendadak bingung bukan kepalang. Bagaimana tidak, akad nikah yang harus dilaksanakan pada Jumat, 11 Februari 2022, terancam gagal.

"Kami semua bingung. Akhirnya, untuk memastikan hasil Tes Swab benar-benar akurat, kami melakukan Tes Swab ulang," ucap H Rudi Santoso, kerabat calon mempelai, Senin (14/2/2022).

Memastikan keakuratan hasil Tes Swab Puskesmas Singojuruh, Rijal dan Putri dibawa oleh pihak keluarga ke sejumlah klinik kesehatan untuk melakukan tes pembanding.

Tiga klinik yang didatangi. Klinik Shinta di Jalan Gajah Mada, Lingkungan Mojoroto, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri. Laboratorium Klinik Parahita, Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Rogojampi.

"Hasilnya semua menunjukan negatif Covid-19, kami ada buktinya," ujarnya.

Merasa hasil Tes Swab negatif Covid-19, mempelai langsung menghubungi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singojuruh, guna meminta jadwal akad nikah. Namun upaya kembali terganjal lantaran Puskesmas Singojuruh telah menerbitkan surat rekomendasi vonis positif Covid-19.

Berharap ada kebijaksanaan, akhirnya Rudi berkomunikasi dengan Kepala Puskesmas Singojuruh. Namun apa yang didapat, nomor telepon miliknya malah diblokir.

"Saya hanya ingin adanya kebijaksanaan, mungkin dengan dilakukan Tes Swab ulang. Kami telah Tes Swab di klinik lain dan bukan hanya satu klinik, hasilnya negatif," jelasnya.

Atas aksi pemblokiran nomor telepon, Rudi Begal, sapaan akrab Rudi, mengaku sangat kecewa. Menurutnya, sebagai abdi negara di kantor pemerintahan, harusnya Kepala Puskesmas Singojuruh, bisa memberikan pelayanan prima, ramah, santun dan dengan penuh ketulusan.

Apalagi jika bicara akad nikah, itu adalah acara sakral, yang dilaksanakan dengan persiapan panjang dan tidak bisa dilakukan diwaktu asal-asalan.

"Karena Kepala Puskesmas tidak mengindahkan hasil Tes Swab dari tiga klinik lain, akhirnya KUA Singojuruh (Banyuwangi) juga tidak berani melayani akad nikah. Untung saja ada penghulu yang bersedia, sehingga pernikahan keluarga kami tetap bisa berlangsung," tandas H. Budi Santoso. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES