Januari 2022, Dua Warga Probolinggo Meninggal Akibat DBD

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Hujan deras yang terjadi belakangan ini memberikan dampak besar pada perkembangbiakan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Terbukti, selama bulan Januari 2022, jumlah kasus DBD di Kabupaten Probolinggo sudah mencapai 21 kasus dengan jumlah kematian mencapai 2 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo Mujoko mengatakan, dua kasus kematian akibat DBD ini sudah termasuk cukup tinggi. Sebab seharusnya tidak boleh ada kasus kematian karena DBD.
“Teman-teman di lapangan sudah sangat massif melakukan upaya pencegahan kasus DBD. Namun kembali lagi kepada gerakan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan,” katanya, Minggu (6/2/2022).
Terkait dengan DBD ini jelas Mujoko, tentu semua harus tetap waspada walaupun masih dalam penanganan Covid-19. DBD ini perlu penanganan secara cepat dan diagnosanya hampir mirip-mirip dengan Covid-19 gejala awalnya.
“Penanganan DBD pada prinsipnya kalau kasus ditemukan ditangani dengan cepat maka juga bisa sembuh dengan cepat. Tetapi kalau terlambat juga tentu resiko akan terjadi lebih buruk,” jelasnya.
Menurut Mujoko, upaya-upaya yang dilakukan saat ini berupa fogging. Itu dilakujan pada lokasi dengan radius 100 meter dari titik kejadian DBD. Selain itu upaya 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) terkait dengan gerakan masyarakat juga terus digalakkan.
“3M tetap harus digalakkan. Karena fogging itu hanya membunuh nyamuk terbang dan jentik akan mati kalau kita lakukan dengan 3M tadi plus abatesasi,” terangnya.
Untuk itu warga Kabupaten Probolinggo diminta lebih memperhatikan kebersihan lingkungan. Untuk menghindari adanya penyakit DBD dan sarang nyamuk demam berdarah. (*)
**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.
Publisher | : Rizal Dani |