PVMBG Ingatkan Wilayah Jawa Timur Terancam Pergerakan Tanah
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG mengingatkan bahwa sebagian besar wilayah Jawa Timur terancam pergerakan tanah.
"Iya seluruh wilayah Jawa Timur berpotensi ada pergerakan tanah," kata Kepala Bidang Gerakan Tanah PVMBG, Agus Budianto, kepada TIMESIndonesia, Rabu (2/2/2022).
Menurut Agus, penyebab dari tanah gerak itu disebabkan meningkatnya intensitas curah hujan pada bulan Februari ini.
"Pada daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," ungkap Agus.
Dampak yang akan ditimbulkan dari adanya pergerakan tanah tersebut diantaranya, kerusakan bangunan rumah, gedung, infrastruktur jalan putus hingga tanah longsor.
"Potensi kerentanan tanah pun beragam, mulai tingkat menengah hingga tinggi tergantung topografi wilayah. Dan itu tersebar di seluruh wilayah di Jawa Timur, baik dataran tinggi maupun dataran rendah," ujar Agus.
PVMBG, masih Agus, mengeluarkan peta prakiraan wilayah potensi terjadinya gerakan tanah di Jawa Timur pada Februari 2022. Dalam peta tersebut tampak wilayah dengan warna merah, kuning dan hijau.
"Daerah merah merupakan wilayah dengan potensi tinggi untuk terjadinya gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," terang Agus.
Berikut Kabupaten/ Kota di Jawa Timur yang berpotensi ada gerakan tanah :
- Bangkalan
- Banyuwangi
- Blitar
- Bojonegoro
- Bondowoso
- Gresik
- Jember
- Jombang
- Kediri
- Kota Batu
- Kota Kediri
- Kota Mojokerto
- Kota Malang
- Kota Pasuruan
- Kota Surabaya
- Lamongan
- Lumajang
- Madiun
- Magetan
- Malang
- Mojokerto
- Nganjuk
- Ngawi
- Pacitan
- Pamekasan
- Pasuruan
- Ponorogo
- Probolinggo
- Sampang
- Sidoarjo
- Situbondo
- Sumenep
- Trenggalek
- Tuban
- Tulungagung
Menurut Agus, masyarakat harus memahami indikator kejadian gerakan tanah sebab bencana ini bisa diprediksi. "Masyarakat juga mesti mengidentifikasi retakan tanah di sekitar jalur air. Ketika ada retakan, maka probabilitas kejadian gerakan tanah akan tinggi," tandas Kepala Bidang Gerakan Tanah PVMBG. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |