Kuliner

Kue Keranjang Tradisional Khas Rembang, Sajian Spesial di Hari Imlek 

Sabtu, 29 Januari 2022 - 12:00 | 103.17k
Kue keranjang disusun bertingkat memiliki nilai filosofis agar ada peningkatan rejeki atau kemakmuran. (Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia)
Kue keranjang disusun bertingkat memiliki nilai filosofis agar ada peningkatan rejeki atau kemakmuran. (Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, REMBANG – Tak lengkap rasanya jika perayaan Tahun Baru Imlek tanpa kehadiran kue keranjang atau dodol China. Dalam bahasa Mandarin, kue keranjang disebut dengan Nian Gao. Sedangkan menurut dialek Hokkian, disebut dengan Ti Kwe yang memiliki arti sebagai kue manis. 

Saat disajikan, biasanya kue keranjang disusun tinggi bertingkat. Susunan paling bawah ukuran besar, lalu semakin ke atas semakin mengecil. Penyusunan kue seperti ini memiliki nilai filosofis, yakni agar ada peningkatan rejeki atau kemakmuran. 

Nenek Liem Lui Nio, salah satu pengrajin kue keranjang asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah mengatakan, penyebutan nama kue keranjang ini karena bentuk wadah cetakannya memang berbentuk keranjang. 

Kue-Keranjang-2.jpgKue keranjang buatan Nenek Lim memiliki 3 varian rasa dan pelanggannya datang dari Rembang dan kabupaten lainnya. (Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia) 

"Kue keranjang ini terbuat dari tepung ketan dan gula merah yang dicampur air. Setelah itu, diaduk hingga kental dan kemudian dicetak lalu dikukus," terang wanita yang telah menekuni pembuatan kue keranjang selama 25 tahun. 

Nenek yang kini berusia 76 tahun tersebut mengatakan, mendapatkan ilmu pembuatan kue keranjang dari kakaknya. Resep tersebut kemudian diolahnya sendiri secara tradisional. 

"Sehari bisa memproduksi 20 kilogram. Kue keranjang ini paling ramai pesanan jika sudah 10 hari mendekati Imlek," katanya. 

Kue keranjang buatan Nenek Liem memiliki 3 varian rasa. Para pelanggannya pun datang dari Rembang dan kabupaten lainnya. 

"Ada rasa original yang hanya menggunakan gula merah. Kalau yang warna coklat, ditambahi coklat batangan. Sedangkan kue berwarna hijau menggunakan air daun pandan," jelasnya.

Kue-Keranjang-3.jpgTak lengkap rasanya jika perayaan Tahun Baru Imlek tanpa kehadiran kue keranjang atau dodol China.(Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia) 

Nenek Liem mengatakan bahwa kue keranjang yang dibuatnya mampu bertahan hingga setengah bulan. Sebab ia tidak menggunakan bahan pengawet dan hanya pewarna buatan alami. 

"Kalau original sekilo Rp40 ribu. Kalau yang coklat dan hijau sekilo Rp45 ribu," bebernya.

Kue keranjang buatan Nenek Liem biasanya diproduksi pas menjelang Imlek saja. "Biasanya Kue keranjang buat oleh-oleh, kuliner keluarga atau sajian doa," pungkasnya.

Diketahui bahwa Imlek tahun ini jatuh tanggal 1 Februari 2022. Masyarakat Jawa biasa menyebut Imlek dengan kata tembaru. Imlek atau tahun baru China, memasuki hitungan tahun ke 2573, dengan shio yang menjadi andalan adalah Macan Air. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES