Kopi TIMES

Doa Lintas Agama untuk Kepentingan Siapa?

Rabu, 26 Januari 2022 - 12:34 | 83.09k
Yuli Wulandari, Pegiat Literasi Kota Malang.
Yuli Wulandari, Pegiat Literasi Kota Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Pagelaran Orasi Budaya Nusantara dengan judul "Doa Lintas Agama dan Ngaji Budaya 1000 Sajen dan Dupa" diselenggarakan pada Sabtu, 22 Januari 2022 dimulai pukul 19.00 WIB di Alun-alun Tugu, Kota Malang. Sebelum acara digelar, undangan beredar luas di medsos dengan gencar baik sosialisasi melalui wa dan YouTube.

Acara ini dianggap sebagai upaya untuk melestarikan budaya Nusantara dan menjaga toleransi. Bahkan di kanal YouTube Dupalo, seorang tokoh budaya kejawen, Mbah Supri menyatakan bahwa acara ini untuk menghormati Sang Pencipta, menghargai cikal bakal Malang dan Nusantara serta Takir "Natakno Pikir". 

"Leluhur niku sampun paripurna moncer zaman kejayaan dimulai kerajaan Kanjuruhan ...," ungkap Mbah Supri di sebuah kanal YouTube.

Fenomena seperti di atas bukanlah hal mustahil di sistem kapitalis. Demokrasi yang mengusung akidah sekuler, justru menumbuh suburkan kebebasan akal yang kebablasan sebagai pemutus untuk memberikan penilaian terpuji atau tercelanya perbuatan manusia. Mereka memang tidak mengingkari eksistensi agama, tetapi menghapuskan perannya mengatur kehidupan bernegara.

Kejadian ini pun menjadi bukti bahwa arus budaya kufur terus disusupkan ke dalam pemikiran para intelektual, pemuka agama, dan tokoh masyarakat. Mereka menyerukan ide moderasi ke tengah-tengah umat sebagai solusi atas berbagai persoalan yang menimpa negeri. Mereka sejatinya berlindung dengan topeng toleransi dan moderasi untuk mencampuradukkan yang Haq dan batil.

Proyek moderasi beragama sesungguhnya untuk kepentingan musuh-musuh Islam di tengah keterpurukan yang disebabkan penerapan kapitalisme. Moderasi menjadi tameng yang menghadang kebangkitan Islam yang akan menyelamatkan manusia dari seluruh krisis yang timbul.

Bahkan, moderasi digadang untuk melempengkan jalan musuh untuk menusuk kaum muslimin dari dalam dengan memanfaatkan generasi muslim sendiri. Pemikiran moderat terus disusupkan pada kaum muslimin yang tergolong tradisional dan modern/sekuler seraya menginjak kaum muslimin lainnya yang berusaha berpegang teguh pada akidah Islam.

Sungguh, Allah SWT telah menjamin bahwa satu-satunya agama yang diridhai di sisi-Nya hanyalah Islam. Allah juga memberikan jaminan keamanan kepada siapapun bahwa Islam akan menjadi Rahmat bagi seluruh alam tanpa harus dicampur adukkan kesucian ajarannya. Hal ini terbukti saat masa kegemilangan Islam, di mana semua agama hidup rukun dan terayomi dengan baik.

Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk selalu waspada agar tidak tergelincir dalam kesesatan dengan mengikuti keyakinan dan perilaku para penganut agama lain.

Rasulullah saw bersabda " Hari Kiamat tak akan terjadi hingga umatku meniru generasi-generasi sebelumnya , sejengkal demi sejengkal sehasta demi sehasta"  Ditanyakan "Wahai Rasulullah apakah seperti Persia dan Romawi? " Beliau menjawab "Manusia mana lagi selain mereka?" (HR Bukhori )

Gerakan moderasi beragama yang secara sistematis, terstruktur, dan masif  terus diaruskan sebagai upaya merusak cara beragama yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw dan membunuh karakter muslim sejati pada generasi. Islam merupakan ideologi yang sempurna, bukan sekadar pada ibadah ritual dan mengikuti kemauan akal. Namun, lahir dari ketundukan akal pada syariat Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan. Siapa saja yang meyakini Islam, maka dituntut untuk beragama secara sempurna. Allah SWT berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu."(TQS. Al. Baqarah : 208)

Sudah saatnya seluruh umat bersatu dan tidak terkaburkan oleh tipudaya racun berbalut madu layaknya moderasi yang menganggap semua agama sama ini. Islam rahmatan Lil alamin.

***

*) Oleh : Yuli Wulandari, Pegiat Literasi Kota Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES