Ekonomi

Investasi Indonesia Ternyata Tetap Menarik di Tengah Pandemi Covid-19

Senin, 24 Januari 2022 - 14:42 | 78.13k
Ilustrasi - Investasi yang berhasil menyerap ribuan tenaga kerja. (FOTO: dok. Times Indonesia)
Ilustrasi - Investasi yang berhasil menyerap ribuan tenaga kerja. (FOTO: dok. Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Di tengah pandemi Covid-19 yang belum pasti kapan berakhir, namun Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut bahwa iklim investasi Indonesia masih tetap menarik di mata para investor.

Kementerian yang dipimpin oleh Bahlil Lahadalia itu mencatatkan realisasi investasi melampaui target yang ditetapkan selama pandemi berlangsung di tahun 2020 serta berhasil menyeimbangkan komposisi investasi di Indonesia.

"Perkembangan realisasi investasi mencapai Rp826,3 triliun di 2020. Ini mencapai 101,1% dari target Rp817,2 triliun," ungkap Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/ BKPM Riyatno. 

Investasi bMenteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (FOTO: dok. BKPM)

Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga menunjukkan keseimbangan dengan Penanaman Modal Asing (PMA). Dimana PMDN mencapai 50,1% atau Rp413,5 triliun, sedangkan PMA 49,9% atau Rp412,8 triliun.

Selain itu investasi di luar Pulau Jawa jumlahnya jauh lebih besar dengan angka 50,5%, sementara di Pulau Jawa 49,5%. Artinya pemerataan investasi berhasil dilakukan.

"Ini sebuah pencapaian yang luar biasa karena selama atau sebelum ada Kementerian Investasi umumnya PMA lebih tinggi dari PMDN, dan juga kebanyakan didominasi Pulau Jawa," terangnya.

Tak jauh berbeda, realisasi investasi dari bulan Januari hingga September tahun 2021 sudah mencapai 73,3% atau Rp659,4 triliun dari yang ditargetkan Rp900 triliun. Hal tersebut kembali menunjukkan perkembangan PMA dan PMDN yang tetap seimbang.

"Keduanya relatif seimbang 50,3% untuk PMA dan 49,7% PMDN. Realisasi antara Jawa dan luar Jawa juga masih menunjukkan hal positif, dimana di luar Jawa 51,7% dan Jawa 48,3%,"  paparnya.

Menurut Riyatno, keberhasilan yang diraih tersebut tak lepas dari adanya lima langkah BKPM dalam memfasilitasi investor. Langkah pertama, yakni melakukan promosi guna meyakinkan investor bahwa RI ramah investasi.

Kedua, mempermudah layanan perizinan. Ketiga, membantu pemenuhan pembiayaan atau financial closing. Keempat, membantu sampai pada tahap produksi dan tahap akhir, serta membantu layanan end to end kepada investor sampai investasi dapat terealisasi.

Pada kesempatan yang sama, Saptono Adi Junarso selaku SEVP Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan bahwa pandemi Covid-19 yang berlangsung selama kurang lebih dua tahun ini secara tidak langsung telah mendorong masyarakat untuk mengalokasikan pengeluarannya untuk berinvestasi.

Maka hal tersebutlah yang menjadi dampak positif pada jumlah dan komposisi transaksi investor di pasar modal.

"Tahun 2021 kemarin komposisi transaksi investor khususnya ritel meningkat dari 36% menjadi 56,2%. Dan yang patut kita syukuri adalah jumlah investor yaitu mencapai 7.152.318 investor di tahun 2021. Kalau dibandingkan tahun lalu kenaikannya mencapai 84,3%," ucapnya.

Investasi c

Hal yang paling menarik adalah lebih dari 50% investor di pasar modal merupakan generasi milenial. Saptono mengatakan, saat ini investor sudah dapat mengantisipasi adanya PPKM sehingga hal tersebut tidak memengaruhi pola transaksi di pasar.

“Kenormalan baru, infrastrukturnya dimana transaksi online mulai terbuka jadi lebih memudahkan mereka," ujarnya.

BEI mencatatkan ada 766 saham perusahaan dan 123 obligasi perusahaan perusahaan tercatat dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp8.255,6 Triliun per Desember 2021. Sementara pada penutupan tahun 2021 di IHSG menccapai 6,582.5 dengan rata rata perdagangan saham harian Rp13,4 Triliun.

"Angka ini sudah lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, maka bisa dibilang kita sudah menunjukkan recovery," ucapnya.

Apa Kata Swasta?

Sementara itu, Chief Investment Officer Asuransi Allianz Life Indonesia, Ni Made Daryanti mengungkapkan bahwa pada investasi pada tahun 2022 perusahaan Allianz akan lebih berfokus pada saham dan obligasi.

“Di saham, Kita overweight. Maka dari itu kami memiliki pandangan yang meyakinkan untuk saham Indonesia di tahun 2022,” katanya.

Ni Made Daryanti mengungkapkan bahwa seiring dengan ekspetasi pemulihan ekonomi 2022, pihaknya tengah mengalami peningkatan eksposur secara progresif pada sector siklikal.

Untuk obligasi, dirinya menjelaskan bahwa Allianz menyikapi dengan netral namun. Bukan berarti obligasi langsung dijual karena ada isu inflasi dan kenaikan tingkat bunga. Obligasi pihaknya lebih netral.

Di lain sisi, Budi Hikmat sebagai Kepala Ekonom Bahana TCW Investment Management memberikan tiga strategi investasi di tahun 2022. Pertama adalah melihat dinamika ekonomi makro global.

Kedua melihat dari sisi fundamental ekonomi dan keuangan domestik. Ketiga market positioning yang tetap bergantung dan mengacu pada investor asing. Banyak investor asing yang keluar dari pasar SBN pada tahun lalu sehingga proporsi kepemilikan SBN sudah jauh dari 20%.

"Ini kesempatan bagi para investor domestik untuk masuk. Namun saya juga ada catatan lain. Karena selama pandemi kita melihat namanya pemulihan kurva K-shape, di mana ada sektor pemenang, ada sektor pecundang, ada industri baru yang dikaitkan dengan kehadiran fintech," tutur Budi.

Rully Anwar selaku Direktur Jasa Capital AM berucap bahwa prospek investasi di Indonesia ke depan akan tetap menjanjikan bahkan semakin bergeser dari industri pengolahan ke jasa baik PMDN dan PMA.

Menurutnya, bila diidentifikasi, Indonesia memiliki bahan baku yang bagus dan berlimpah. Lalu SDM yang berarti bahwa potensi pasar lokalnya besar, serta berada pada jalur ekonomi yang baik.

"Tiga hal ini seharusnya bisa menambah keinginan dan antusiasme investor untuk keep on investing, bahkan menambah investasi di Indonesia lebih banyak lagi," tutupnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES