Peristiwa Daerah

Cegah Stunting, Dinas Kesehatan Pemkab Sleman Optimalkan Posyandu

Rabu, 19 Januari 2022 - 11:42 | 40.48k
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sleman dr Cahya Purnama M. Kes. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sleman dr Cahya Purnama M. Kes. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Di tengah pandemi Covid-19, Dinas Kesehatan Pemkab Sleman terus melakukan berbagai upaya mencegah terjadinya stunting dan obesitas. Di antaranya mengoptimalkan keberadaan Program Posyandu dan Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas.

“Kami gunakan pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) di Posyandu-Posyandu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sleman dr Cahya Purnama M. Kes kepada TIMES Indonesia, Rabu (19/1/2022).

Selain itu, Dinas Kesehatan Pemkab Sleman akan memberikan gizi bagi balita dan anak-anak di Kabupaten Sleman. Pemberian gizi ini bertujuan agar tumbuh kembang anak-anak Indonesia baik sesuai yang diinginkan kita semua.

“Kita optimalkan keberadaan Pusyandu untuk memantau dan meningkat gizi anak-anak kita,” terang Cahya.

Nah, momentum Hari Gizi Nasional (HGN) tahun 2022 ini menjadi momentum penting untuk terus mengkampanyekan pentingnya memberikan dan menjaga gizi kepada anak-anak. Kegiatan HGN ke-62 bertema Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas ini akan dimulai pada 19 Januari hingga 3 Februari 2022.

“Dalam kegiatan HGN ke-62 ini kami juga melibatkan berbagai organisasi profesi tenaga kesehatan dan organisasi masyarakat,” tandas Cahya.

Cahya menerangkan, pemberian gizi seimbang kepada anak-anak tentu akan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan di masa akan datang sehingga, Indonesia akan melahirkan generasi yang sehat dan berprestasi. “Mari kita berikan gizi yang terbaik untuk anak-anak kita,” ajak Cahya.

Sebagai informasi, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kurang gizi kronis dan infeksi berulang. Secara fisik tubuh anak dapat dilihat dari panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.

Cahya mengingatkan, anak yang mengalami stunting akan berakiabt pada perkembangan otak, metabolisme tubuh, dan pertumbuhan fisik. Sedangkan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit Tidak menular (PTM) seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, dan hipertensi atau darah tinggi.

Nah, pencegahan terhadap obesitas dapat dilakukan dengan menjalankan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Yaitu, aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, mengonsumsi buah dan sayur, tidak merokok, mengurangi konsumsi gula garam dan lemak, dan memeriksakan kesehatan secara rutin.

“Jadi, mohon para orang tua dapat memberhatikan gizi anak-anaknya untuk mencegah stunting. Kami pun akan mengoptimalkan peran Posyandu dan Puskesmas untuk mencegah stunting,” jelas Cahya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES