Indonesia Positif

Budidaya Lele dan Pohon Sengon Dinilai Anggota DPR RI Bisa Entaskan Kemiskinan di Sragen

Selasa, 18 Januari 2022 - 15:25 | 48.11k
Luluk Nur Hamidah Saat menabur bibit lele di kolam (FOTO: Mukhtarul Hafidh/ TIMES Indoensia)
Luluk Nur Hamidah Saat menabur bibit lele di kolam (FOTO: Mukhtarul Hafidh/ TIMES Indoensia)

TIMESINDONESIA, SRAGEN – Lewat program Kebun Bibit Rakyat (KBR), Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKB, Luluk Nur Hamidah beberapa waktu lalu melakukan penanaman 35.000 pohon Sengon di Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Gerakan Satu Pohon untuk Sejuta Manfaat itu, dihadiri oleh Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKB, Luluk Nur Hamidah dan unsur Forkompincam Kecamatan Sambirejo.

Disampaikan Luluk, bahwa program yang sama seperti di Desa Kadipiro, pada tahun 2022 ini 35.000 ribu pohon Sengon juga diserahkan kepada 14 kelompok yang tersebar di 3 kabupaten untuk ditanam.

“Kalau 35 ribu diberikan kepada setiap kelompok dan dikali 14 program Kebun Bibit Rakyat (KBR) maka sebanyak 460.000 pohon sengon yang kita bagi di 3 kabupaten. tiap 1 meter kubik sengon harganya ambil bawah 600 ribu, maka nilai ekonomi KBR LNH minimal 300 miliar. Itu Baru kayunya, belum nilai lingkungan, sosial, belum kalau dijadikan usaha pengolahan kayunya. Maka dari itu, kalau 35.000 ribu pohon sengon di Desa Kadipiro perkiraan dampak ekonomi pada tahun ke 6 panen, pohon Sengon bisa menghasilkan 21 miliar,” kata Luluk.

Luluk juga memberikan program Bank Pesona. Diantaranya, Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), dan penyerahan bakal indukan lele kepada tujuh kelompok peternak lele di Desa Kadipiro, Sragen. “Dengan penyaluran empat program tersebut diharapkan bisa berdampak positif dalam pemberdayaan masyarakat Desa Kadipiro,” papar Luluk.

Luluk menyampaikan usaha budidaya pemijahan ikan lele itu menjadi strategi Pemerintah Desa Kadipiro dalam mengentaskan kemiskinan. Kadipiro masuk zona merah kemiskinan di Kabupaten Sragen.

“Dengan usaha pemijahan ikan lele itu bisa menekan angka pengangguran di Kadipiro. Jika tiap anggota 2 juta, maka 100 anggota sudah jelas 200 juta penghasilan perkelompok, hasil kotor 4 juta. Artinya, 400 juta uang beredar di desa. Hasilnya cukup menjanjikan dan bisa mengangkat perekonomian masyarakat Kadipiro. Kami berharap dengan program perikanan, kehutanan, dan pertanian itu. Kemiskinan di Kadipiro bisa habis,” jelasnya.

Selain itu, diungkapkan luluk, melalui Program UPPO juga menjadi salah satu solusi yang sering dikeluhkan petani karena susah dan pupuk mahal. Dia mengatakan program UPPO bertujuan agar pertani bisa kembali memanfaatkan pupuk organik dari kontoran sapi dan kompos daun mahoni, johar, dan daun tumbuhan lain.

“Pupuk organik ini sering dipakai para leluhur dalam mengolah dan menggarap sawah. Jadi tidak mustahil kalau nantinya pertani di Desa Kadipiro pun bisa menghasilkan beras organik,” kata Anggota Komisi IV DPR RIini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES