Pendidikan

Mendikbudristek Tinjau Implementasi Kampus Merdeka di Unpad

Senin, 17 Januari 2022 - 23:33 | 46.42k
Mendikbudristek Nadiem Makarim meninjau implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Unpad Bandung, Senin (17/1/2022). (Foto: Humas Unpad for TIMES Indonesia)
Mendikbudristek Nadiem Makarim meninjau implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Unpad Bandung, Senin (17/1/2022). (Foto: Humas Unpad for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meninjau implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Senin (17/1/2022). 

Pada kesempatan tersebut Mendikbudristek berdialog dengan 60 mahasiswa peserta program MBKM Unpad dan pimpinan perguruan tinggi di Bandung.

Menteri Nadiem mengatakan, esensi dari program MBKM dapat dilihat dari delapan indikator kinerja utama (IKU) yang diberikan kepada semua universitas di Indonesia. 

Pertama, terkait standar, menteri menuturkan pada indikator ini yang perlu dilihat adalah berapa jumlah mahasiswa yang belajar di luar kampus, baik di bidang profesional maupun di dunia akademi. Kedua, dengan melihat berapa jumlah dosen yang keluar dari kampus untuk mencari pengalaman.

“IKU yang lainnya adalah berapa banyak praktisi yang dibawa ke kampus untuk mengajar, berapa riset terapan yang benar-benar menghasilkan dampak nyata, berapa prodi yang melakukan kemitraan dengan pihak luar, berapa akreditasi internasional yang diperoleh, dan berapa persen mata kuliah yang penilaiannya berdasarkan proyek atau seminar case,” urai Nadiem.

Nadiem Makariem

Ia menambahkan, dari program MBKM mahasiswa dilatih untuk presentasi, berdebat, dan berdiskusi, yang akan mengasah cara berpikir kritis. Nadiem juga mengajak mahasiswa untuk memahami bahwa angka bukan lagi menjadi hal penting melainkan kemampuan berpikir efektif, mampu bekerja sama dengan orang lain, dan bernegosiasi, adalah beberapa kemampuan yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah. 

“Karena ketika anda keluar dari kampus, sudah tidak ada lagi pelampung, penyelamat. Adanya itu hiu-hiu, ombak besar, dan cuaca tidak stabil,” tuturnya menganalogikan kondisi dunia kerja setelah mahasiswa lulus dari universitas.

Dari pengalaman dan masukan yang disampaikan selama dialog, Mendikbudristek memahami bahwa program MBKM sulit dilakukan secara administratif. Tapi dengan perubahan besar ini, ia meyakini akan membuat perguruan tinggi akan jauh lebih relevan untuk dunia kerja. 

“Ini kenapa Kemendikbudristek merepotkan seluruh kaprodi se-Indonesia. Mereka mendukung dengan berpikir secara cepat bagaimana mereka dapat memadatkan mata kuliah dalam 5 semester. Karena 3 semester lain mahasiswa perlu belajar di luar prodi. Alasannya karena tidak ada satu pekerjaan pun yang hanya membutuhkan satu disiplin. Semua multidisplin,” terangnya.

Menteri Nadiem mengatakan, selama ini dari riset diketahui bahwa hanya 15 persen lulusan yang masuk ke dunia kerja sesuai prodi. Untuk itu, ia menekankan pentingnya mengasah jiwa sosial.

Menteri Nadiem Makariem

“Itulah S1 yang sekarang kita kembangkan. Jadi ketika lulus, kalian sudah setengah matang. Sudah mencicipi budaya, agama, dan suku berbeda. Dan saya optimistis, perguruan tinggi bisa melakukannya dalam 2,5 tahun,” tutupnya.

Rektor Unpad, Rina Indiastuti memastikan saat ini Unpad sangat siap dan sudah mulai bertransformasi. Rektor Unpad mengaku, universitas yang dipimpinnya telah melakukan berbagai aktivitas Merdeka Belajar Kampus Merdeka. 

“Ini bisa dilihat dari yang hadir di sini merupakan sebagian dari mahasiswa yang mengikuti program MBKM,” ujar Rina kepada Mendikbudristek. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES