Peristiwa Nasional

Nama IKN Indonesia 'Nusantara' dan Jejak Saran Sang Pakar Arkand Bodhana Zeshaprajna

Senin, 17 Januari 2022 - 16:28 | 1.92m
Almarhum Arkand Bodhana Zeshaprajna.(Dok.Arkand.com)
Almarhum Arkand Bodhana Zeshaprajna.(Dok.Arkand.com)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Struktur nama memiliki sejuta makna. Nama juga disebut menentukan nasib dan masa depan. Apalagi sebuah wilayah teritorial. Sejak beberapa waktu lalu ahli metafisika mengusulkan agar mengubah nama Indonesia menjadi Nusantara dengan beberapa alasan kondusifitas politik maupun geografis. Pakar yang gencar menyampaikan pemikiran tersebut adalah almarhum Arkand Bodhana Zeshaprajna.

Entah kebetulan atau bukan, ketika usulan itu kini menjadi kenyataan kendati tidak sepenuhnya sesuai harapan Arkand.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa secara resmi baru saja memaparkan nama Ibu Kota Negara (IKN) baru, yaitu Nusantara.

Suharso menjelaskan, awalnya nama ini memang tidak diumumkan karena belum diberitahukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun akhir pekan lalu Presiden sudah menyampaikan namanya.

"Saya baru mendapatkan konfirmasi dan perintah langsung dari Bapak Presiden yaitu pada hari Jumat. Jadi sekarang hari Senin, hari Jumat lalu, dan beliau mengatakan ibu kota negara ini Nusantara," ujarnya dalam Rapat Pansus IKN di Jakarta, Senin (17/1/2022).

Pada 2014 silam, pakar metafisika Arkand Bodhana Zeshaprajna telah mengusulkan agar nama negara Indonesia diganti menjadi Nusantara. Bukan tanpa alasan bagi Arkand untuk mengganti nama republik ini yang sudah terlanjur melekat itu.

Menurut Arkand dalam situsnya Arkand.com nama Indonesia hanya memiliki Synchronicity Value sebesar 0.5 dan Coherence Value 0.2 yang menunjukkan rendahnya kualitas struktur nama tersebut. Dalam situsnya itu, Arkand juga menjelaskan apa itu Synchronicity Value dan Coherence Value.

"Bahwa negara-negara maju memiliki struktur nama yang berkualitas baik dan negara-negara yang belum juga maju dan tetap miskin memiliki struktur nama yang berkualitas rendah," tulis Arkand kala itu.

Sebagai perbandingan, dalam lamannya itu Arkand juga memberikan tabel negara-negara yang memiliki nama Synchronicity Value dan Coherence Value yang baik. Negara yang memiliki Synchronicity Value dan Coherence Value tinggi maka pendapatan perkapitanya juga tinggi.

Menurut Arkand, kata Indonesia bukan berasal dari orang Indonesia atau pribumi. Hal ini membuat perjalanan bangsa kini menjadi terseok-seok.

"Asal-usul kata yang ternyata bukanlah hasil karya putra bangsa dan struktur kata yang ternyata tidak baik, yang terbuktikan dengan kondisi bangsa dan negara hingga saat ini yang semakin buruk membangkitkan pemikiran untuk mengganti nama negara Indonesia," ujar Arkand.

Menurut Arkand, banyak kebudayaan di dunia yang mengganti nama seseorang yang sering sakit pada masa anak-anak. Begitupun dengan negara, jika bangsanya sering sakit-sakitan, maka mengganti nama negara bisa jadi solusi.

"Jika di banyak budaya di dunia yang mengganti nama seseorang yang sering sakit pada masa anak-anak melalui pendekatan budaya dan religiusitas, maka saat ini kita mendekatinya juga melalui pendekatan budaya, religiusitas dan ilmu pengetahuan. Tiga pendekatan ini menemukan satu kata: Nusantara," tutup Arkand.

Siapa Arkand Bodhana?

Dilansir dari berbagai sumber, Arkand Bodhana Zeshaprajna bukanlah sosok asing. Dia terkenal sebagai pakar metafisika dan konsultan nama.

Sruktur nama, menurut seorang Arkand Bodhana Zeshaprajna B.Msc, B.Psy, M.Msc Ph. D, bisa mempengaruhi jalan hidup dan nasib seseoang.

Tak heran, banyak masyarakat dan pesohor dari dalam maupun luar negeri menjadi klien pria yang sempat dikira dukun ini sejak tahun 1987 silam.

Arkand memang dikenal sebagai seorang konsultan nama kelas internasional. Ia sudah menyelami dunia metafisika sejak duduk di kelas 1 SMA De Britto Yogyakarta pada 1987.

Perkenalannya dengan bidang ilmu yang rumit ini terjadi saat ia jalan-jalan ke Candi Boko, Yogyakarta. Di sana ia melihat seorang pria berbaju putih dan pria berambut gondrong yang berjubah dan bersorban oranye. Ada pula seorang pemandu yang terus memayungi si pria berbaju putih.

Arkand yang waktu itu hobi bolos sekolah pun tertarik. Sayangnya, permintaannya untuk berfoto bersama mereka ditolak. Setelah sempat saling ngotot, akhirnya Arkand yang terus mengejar pun bisa berfoto bersama mereka.

Pria berbaju putih itu ternyata bernama Shrii Shrii Anandamurti yang kemudian menjadi gurunya dalam belajar manutiras. Saat itu Anandamurti berkata bahwa kelak jalan hidupnya akan dibangun melalui jalur yang tak umum dilalui orang, termasuk dalam pendidikan.

Anandamurti lalu memberi Arkand beberapa lembar kertas sambil mengatakan bahwa Arkand akan dicari banyak orang yang meminta penerangan atau jalan keluar bagi permasalahan kehidupan mereka.

Arkand yang saat itu sebenarnya bercita-cita ingin menjadi ahli mesin seperti ayahnya, dalam hati menolak.  Ia mengira maksud Anandamurti adalah dukun. Tapi Arkand langsung dibuat kagum ketika Anandamurti, tanpa berkenalan langsung menyebut nama lengkap Arkand, Immanuel Alexander dan tanggal lahirnya, 20 September 1971.

Ia makin kagum saat pria itu menyebut pikiran Arkand yang belum pernah ia ceritakan pada orang lain. Pertahanan Arkand pun ‘hilang’.

Anandamurti lalu menjelaskan dasar-dasar dari manutiras di kertas tersebut. Ia juga mencontohkan penggunaan kode-kode, formula, rumus, dan sebagainya lewat nama dan tanggal lahir Arkand.

Hitungan rumit itu membuat Arkand yang gemar matematika terpesona. Pulang ke tempat kost-nya, ia merasa bagai remaja yang baru ketiban wangsit.

Teman-temanya di kost yang semuanya berusia lebih tua dijadikannya ‘kelinci percobaan’. Dan makin lama, ilmu manutiras sangat menarik baginya dan pelajaran di sekolah terasa membosankan.

Arkand lalu nekat ke India, menemui Anandamurti di alamat yang sempat diberikan. Tiba di stasiun Kolkata, ia langsung dijemput sang guru, lalu diajak ke Lachikang, Himalaya. Bersama beberapa murid lain, ia diajari manutiras sambil berkemah. Pertanyaan-pertanyaan kritis Arkand membuatnya harus membongkar beberapa formula, menemukan rumus baru, dan mengenali isi setiap kode yang belum pernah diketahui.

Menurut Arkand, pengetahuan manutiras yang termasuk dalam metafisika ini masih hidup, persis seperti fisika dan kimia yang terus berkembang. Setelah dua bulan belajar di Lachikang, ia pulang ke Yogyakarta.

Setiap ada yang bertanya, ke mana dirinya selama dua bulan itu, ia mengaku habis mendaki gunung di Malang. Di sekolah, lantas ia dianggap sebagai ‘orang pintar’. Teman sesama murid, orang dewasa, bahkan guru yang hendak menikah pun berkonsultasi padanya.

Banyak orang menganggapnya mampu berkomunikasi dengan mahluk gaib dalam menyelesaikan masalah. Padahal saat ia memejamkan mata, itu karena harus berkonsentrasi berhitung dengan rumus-rumus yang semuanya ada di kepalanya. Dan pada 1988, Arkand pun diberi nama Arkand Bodhana Zeshaprajna oleh gurunya, namun tak langsung ia gunakan.

Kemampuan Arkand memecahkan masalah orang banyak cukup dengan mengetahui nama dan tanggal lahir ini, akhirnya makin menyebar dari mulut ke mulut. Selama tiga tahun ia terus berguru pada Anandamurti hingga sang guru itu meninggal pada 1990.

Pengetahuan baru ini memberikannya manfaat dalam banyak hal, terutama untuk pelajaran matematika dan fisika. Tak heran, untuk dua mata pelajaran ini nilainya selalu prima meski tak pernah belajar.

Tujuh tahun pertama sejak mengenal manutiras, Arkand berusaha tak terseret. Ia sempat kuliah di Universitas Atmajaya namun terpaksa ditinggalkan setelah setahun. Kemudian sempat pula mendalami seminari selama dua tahun di kota Yogyakarta.

Keluar dari sana, selama setahun ia menganggur. Di taun 1994 ia mencoba kuliah lagi mengambil jurusan tehnik mesin di Universitas Sanata Dharma. Namun pada 1994 itu, akhirnya Arkand mulai ‘menyerah’ dan berusaha merangkul jalan hidupnya.

Mulai saat itu juga ia resmi menggunakan nama pemberian gurunya. Pada akhir 1994, ia dihubungi temannya dari Jakarta yang mengatakan, ada seseorang yang ingin memintanya bantuan untuk memecahkan masalah.

Saat itu Arkand langsung berangkat dengan menumpang kereta barang yang berisi kambing, sayur, dan kelapa, yang sangat bau sekali. Hanya ia satu-satunya penumpang manusia. Namun sesampainya di stasiun Jakarta, ia dijemput mobil mewah.

Mungkin karena kasihan melihat penampilannya yang ala kadarnya, orang yang meminta bantuan itu memberikan Arkand sepasang sepatu, beberapa kemeja, payung golf, dompet, serta uang di dalam amplop, dan juga tiket kereta eksekutif Bima menjelang ia pulang ke Yogyakarta.

Di toilet kereta, ia baru membuka amplop yang berisi uang, yang ternyata nilainya sebesar Rp7 juta. Saat itulah, Arkand sadar kemampuannya ini bisa menjadi jalan hidupnya. Dan semakin lama, makin banyak orang yang meminta tolong padanya.

Kebanyakan klien Arkand berasal dari Jakarta. Ada pula yang dari Bali dan Yogyakarta. Saat itu, Arkand belum mematok tarif. Namun di tahun 1995, ia sudah menjadi mahasiswa berpenghasilan minimal Rp30 juta/bulan, walau kerjanya hanya 2-4 hari dalam sebulan.

Tahun 1999, Arkand diminta mengajar dosen dan profesor di Universitas Padjajaran untuk psikologi yoga selama lima tahun. Menjelang menikah di tahun 2000, orangtuanya sempat mengira ia seorang pengedar narkoba karena berpenghasilan sebesar itu. 

Waktu ia mengaku pekerjaannya menjadi konsultan nama, ayahnya tak percaya. Ketika ada calon klien menelepon ke rumah untuk berkonsultasi nama karena sakit tertentu, dan ibunya yang mengangkat telepon, justru oleh ibunya orang itu disuruh berobat ke rumah sakit karena tidak ada yang salah dengan namanya.

Namun, setelah klien itu beberapa kali menelepon, barulah telepon itu diserahkan pada Arkand. Setelah telepon ditutup, ibunya pun masih tak habis pikir, mengapa ada orang yang mau ia bohongi ? Tapi begitu klien yang meneleponnya terus bertambah, barulah sang ibu memahami, bahwa yang ia lakukan bukanlah kebohongan.

Kedua orang tuanya baru percaya ketika para dosen dari ITB yang jadi muridnya datang ke pernikahannya dan memperkenalkan diri pada mereka. Tahun itu pula, Arkand mendapat beasiswa doktoral dari Unibersity of Metaphysics International di Los Angeles, Amerika. Arkand pun menerima beasiswa itu, dan hanya dalam waktu empat tahun ia sudah mendapat dua gelar S1, satu gelar S2, dan satu gelar S3. Pulang ke Indonesia, nama Arkand pun makin dikenal.

Tahun 2006, Arkand sempat muncul di acara talkshow sebuah stasiun televisi. Saat itu semua mesin faks yang ada di stasiun tv itu penuh berisi permintaan konsultasi nama. Bahkan, saat keluar dari gedung stasiun tv itu Arkand terpaksa harus melewati pintu darurat karena banyak orang yang menunggunya di luar.

Ponselnya pun juga ikut rusak karena banyak pesan masuk secara bersamaan. Juni 2006, Arkand diminta membantu Kopassus agar bisa menjadi juara satu dalam kejuaraan menembak untuk pasukan elit se-Asia. Setelah Arkand merombak nama mereka dan mengajari mereka berkonsentrasi, Kopassus pun berhasil menjadi juara umum.

Sejak itu, Arkand yang juga dekat dengan TNI AD, AU, dan AL membantu Kopassus. Pada 2012, Indra Sjafri datang ke Yogyakarta mencarinya untuk berkonsultasi soal posisinya di Timnas U-19 yang tak punya surat kontrak. Selain itu, Arkand juga diminta membantu timnas tersebut. Arkand pun bersedia bahkan menggratiskan jasanya. Makin lama, kliennya merambah ke berbagai kalangan. Mulai dari politikus, militer, artis, pengusaha, pengacara, mafia, pelacur, bahkan ibu hamil dan anak TK.

Banyak ibu hamil yang minta dibuatkan nama calon bayi dengan struktur nama yang bagus. Selain berkonsultasi nama pribadi, banyak pula orang yang mengkonsultasikan nama perusahaan dan produk usahanya, baik dari dalam maupun luar negeri seperti Amerika, Eropa, dan Tiongkok.

Klien dari luar negeri banyak yang berkonsultasi meskipun kondisi usahanya relatif bagus. Sedangkan di Indonesia, kebanyakan baru berkonsultasi setelah kondisi usahanya buruk.

Meski terkesan sepele karena mengurus tanggal lahir dan nama, ilmu ini juga memaksa Arkand untuk memiliki wawasan di semua bidang, antara lain ekonomi, musik, politik, dan olahraga.

Struktur nama, menurut Arkand, berpengaruh pada jalan hidup dan nasib seseorang, kelompok (collective mind) seperti klub, perusahaan, atau negara. Bila terjadi relasi yang tak sesuai antara satu kode dengan kode lainnya, ini akan membentuk karakter yang negatif dan tidak dewasa.

Ketika kode dalam pikiran seseorang atau kelompok tak sesuai dengan alur waktu yang ada, maka semuanya akan berjalan dalam situasi kacau.

Arkand mencontohkan seperti timing belt dalam mesin yang mengatur perputaran puli-puli. Bila timing belt tak ada atau kendur, mesin tak bisa berjalan dengan baik. 

Orang dengan nama yang tak cocok akan membentuk kode-kode gabungan antara struktur nama dan struktur waktu dalam pikiran dan relasi dengan alam yang kacau. Jadi semuanya memang harus harmonis.

Semakin harmonis, makin tinggi angka parameternya. Rumus-rumus manutiras sebagian besar diberikan gurunya, tapi ada juga rumus yang ditemukan Arkand sendiri. Dengan banyaknya paremeter yang harus dihitung dan faktor yang dimasukkan (misal jodoh, karier, kesehatan) dalam memperbaiki nama, waktu yang dibutuhkan berbeda-beda dan tak bisa serta merta, karena melibatkan suatu rangkaian besar. Itu sebabnya, proses perbaikan nama antara satu orang dengan lainnya pun berbeda. Bisa 10 menit, bisa juga 2 tahun.

Rekor terlama proses perbaikan nama yang pernah ditangani Arkand adalah enam tahun. Karena saat itu sudah ada satu struktur yang terbentuk yang harus diperbaiki, namun karena ada 33 parameter yang harus dimasukkan dalam zona positif, itulah yang membuat waktunya menjadi lama.

Menariknya, sejak tahun 1987 atau semasa hidup, Arkand mengaku tak sehari pun terlewati tanpa menghitung dan mengukur kode-kode dalam kepalanya.

Sampai-sampai, bila di jalan melihat nomor pelat mobil, kepalanya langsung otomatis menghitung angkanya lalu karakter mobil itu akan terlihat. Hal seperti ini biasa ia manfaatkan untuk bisnis atau keluarga. Saat bertukar katu nama pun, ia akan langsung menganalisis nama yang tertera dan karakter orangnya.

Banyak rumus dan formula baru yang ditemukannya dari hasil pengamatan dan penelitiannya. Kode harani, misalnya, didapat dari formula tertentu dan makna harani ditemukan dari penelitian banyak obyek dan subyek. Misalnya, saat berada di luar negeri, Arkand sempat meminta data ke rumah sakit nama-nama pasien yang meninggal dan penyakit penyebabnya. Dari penelitian panjang itu, bisa terlihat bahwa dengan harani sekian berpotensi memiliki penyakit tertentu.

Arkand juga mengumpulkan sejuta nama orang dari seluruh dunia yang mati dengan cara bunuh diri. Struktur nama dan waktunya ia masukkan ke dalam aplikasi yang ia buat dan menghasilkan macam-macam kode. Satu-satunya kode yang sama ada pada harani mereka, yaitu 9.

Kesimpulannya orang yang berharani 9 memiliki potensi tinggi untuk bunuh diri. Menurut Arkand ini bukanlah karangan. Semua ilmu pengetahuan yang dimilikinya datang dari mengamati suatu gejala empiris dalam waktu yang panjang.

Setelah itu, ia juga mengumpulkan semua data dan menemukan benang merahnya. Hingga kemudian, keluarlah teori-teori yang menghasilkan rumus hasil percobaan. Dari situ bisa keluar dalilnya, lalu bisa didapat konstantanya. Misalnya, orang-orang yang sukses, terbukti punya parameter synchronicity minimal 0,8. Coheren minimal 0,7 dan momentum stream minimal 0,6. Menurut Arkand, kalau seseorang ingin sukses, maka harus memiliki nama dengan strukur seperti itu. Ia mengaku, tidak pernah menemukan orang sukses dengan strukur nama yang di bawah itu. 

Synchronicity adalah parameter untuk mengukur kemampuan seseorang untuk melihat dan memanfaatkan kesempatan. Kemampuan ini berefek pada bagaimana dia mengembangkan relasi dan memanfaatkan waktu. Rentangnya dari 0,05-1,0.

Sedangkan coherence adalah parameter yang mengukur tingkat kemampuan seseorang dalam menguasai suatu bidang. Semakin tinggi coherence, makin banyak hal yang dikuasainya.

Waktu Arkand mengukur siswa SD, SMP, SMA, dan SMAK, yang meraih nilai ujian nasional terbaik selalu berada pada coherence minimal 0,7. Sedangkan momentum stream adalah parameter yang mengukur rangkaian kode-kode dari satu waktu ke waktu berikutnya.

Momentum stream yang rendah berarti banyak terjadi patahan. Bila tidak berada dalam satu garis lurus, maka akan terjadi banyak patahan. Makin banyak patahan, makin banyak arah yang tidak satu jalur, makin sulit baginya membangun bisnis atau sukses. Sebab pikirannya banyak cabang.

Setelah mendapatkan nama baru, klien Arkand harus menuliskan nama itu sebanyak-banyaknya minimal satu halaman kertas kuarto setiap menjelang tidur malam. Manfaatnya adalah untuk memasukkan struktur nama baru itu sampai ke subtle causal mind, atau lapisan paling halus dalam pikiran manusia.

Cara ini hanya bisa ditempuh dengan menuliskan namanya sendiri. Ketika ia menulis nama baru, seluruh bagian dirinya terlibat, yaitu otot, saraf, mata, dan mulut. Dari hasil penelitiannya, sesulit-sulitnya orang untuk diarahkan, dalam 90 hari setelah menulis, struktur nama itu sudah mulai bekerja dalam dirinya.

Itu sebabnya proses penulisan berlangsung selama 90 hari. Kecepatan struktur nama bereaksi pada diri seseorang juga berbeda-beda. Ada yang bekerja hanya 1 hari setelahnya, ada yang 3,5 hari, dan seterusnya. Paling lama adalah 90 hari. Namun itu bukan berarti harus mengubah nama yang ada di KTP.

Arkand, yang mengaku selalu merasa bahagia bila ada orang yang bisa mengalami perubahan hidup ke arah lebih positif setelah berkonsultasi padanya, menambahkan, orang yang secara alamiah memiliki coherence tertinggi di dunia adalah Bill Gates, yaitu 1,0. Sementara synchronicity-nya 0,9.

Menurut Arkand ini termasuk kategori anugerah karena orang tuanya tak mengetahui soal hitung-hitungan ini.

Hingga saat terakhirnya, Arkand yang wafat pada 2020 lalu pun masih giat mengampanyekan pergantian nama Indonesia menjadi Nusantara pada kliennya dan publik. 

Nama Indonesia menurut Arkand, hanya memiliki nilai synchronicity 0,5 dan coherence 0,2. Sedangkan Nusantara memiliki nilai 1,0 dan 0,8 untuk kedua parameter tersebut.

Arkand Bodhana Zeshaprajna menjelaskan, Indonesia ibarat anak kecil yang selalu sakit-sakitan, sehingga perlu ganti nama. Negara-negara yang maju, menurutnya memiliki nilai yang bagus untuk kedua hal tersebut. Pergantian nama ini sebetulnya sangat ditakuti banyak negara maju dan negara tetangga, karena Nusantara memiliki soul yang kuat dan menumbuhkan semangat kebangsaan seluruh rakat Indonesia.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES