Pemerintahan

Dukung Kemandirian, Menko Perekonomian RI Dorong Transformasi Digital Industri Kesehatan

Minggu, 16 Januari 2022 - 15:46 | 51.19k
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto secara virtual pada acara Puncak 50 Tahun Dies Natalis Teknik Industri - Institut Teknologi Bandung, Sabtu (15/1/2022). (Foto: Kemenko Perekonomian for TIMES Indonesia)
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto secara virtual pada acara Puncak 50 Tahun Dies Natalis Teknik Industri - Institut Teknologi Bandung, Sabtu (15/1/2022). (Foto: Kemenko Perekonomian for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTAMenko Perekonomian RI Airlangga Hartarto mendorong transformasi berbasis digital dalam pengembangan teknologi industri kesehatan di Indonesia. Tujuannya untuk mendukung kemandirian nasional, khususnya di tengah pandemi Covid-19.

Bagi para pelaku industri, termasuk di dalamnya para insinyur dan akademisi di bidang ilmu teknik industri, momentum perbaikan dari sektor industri kesehatan ini tentunya menjadi hal yang baik .

“Sebagaimana kita harus beradaptasi di masa pandemi, para insinyur Teknik Industri juga harus beradaptasi menghadapi era Industri 4.0 yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan layanan konsumen secara global,” ujar  Airlangga dalam keterangannya, Minggu (16/1/2022).

Airlangga menyatakan, pemulihan ekonomi nasional tidak terlepas dari pemulihan yang terjadi di sektor industri, karena sektor ini menopang 19,15 persen dari perekonomian nasional.

Apalagi, lanjut dia, optimisme sektor industri masih terlihat di Triwulan IV-2021, ditandai dengan PMI Manufaktur kembali berada di wilayah ekspansif dengan mencatatkan angka 53,5 pada Desember 2021.

Selain itu, utilisasi Industri Pengolahan juga terus meningkat dan mencapai yang tertinggi dengan capaian 67,6 persen. Impor Barang Modal dan Bahan Baku masing-masing tumbuh 23,1 persen dan 60,5 persen (yoy) pada November 2021. Seluruh indikator mencerminkan bahwa sektor industri kita semakin solid dalam menopang pemulihan ekonomi nasional.

Menko Airlangga mengatakan, transformasi digital dapat berperan dalam memudahkan proses distribusi, penguatan jejaring kesehatan, mengefektifkan proses administrasi, dan mendukung performa yang lebih efektif serta efisien.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga tahun 2021, Indonesia memiliki 241 industri manufaktur farmasi, 17 industri bahan baku farmasi, 132 industri kesehatan tradisional, dan 18 industri produk ekstraksi alam.

Berbagai industri tersebut telah mengekspor produk farmasi dan alat kesehatan ke berbagai negara di dunia antara lain Amerika Serikat, Inggris, Vietnam, Belanda, Singapura, dan Korea Selatan.

“Dalam mendukung upaya pengembangan industri kesehatan, pemerintah telah menyusun peta jalan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi bahan baku berteknologi tinggi,” ujar Airlangga.

Pemerintah juga telah mendorong munculnya riset dan inovasi melalui Pendanaan Riset Inovatif Produktif yang dikelola oleh LPDP untuk para akademisi, serta menyediakan insentif Super Deduction Tax untuk para technopreneur yang melakukan kegiatan Litbang. Berbagai kebijakan ini dapat dimanfaatkan agar sector industri nasional dapat melahirkan inovasi-inovasi yang diciptakan insinyur teknik industri.

“Dengan terus meningkatkan kemampuan teknikal, manajerial, komunikasi, dan memperkaya skill-set, saya yakin para insinyur teknik industri mampu bersaing secara global dan memberikan sumbangsih besar bagi bangsa,” pungkas Menko Perekonomian RI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES