Pendidikan

Sekolah Diminta Bentuk Satgas Covid-19 untuk Mengawasi Disiplin Prokes

Sabtu, 15 Januari 2022 - 16:56 | 28.95k
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. (Foto: Dokumen TIMES Indonesia)
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. (Foto: Dokumen TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Covid-19, Alexander Ginting turut menanggapi sejumlah siswa yang dinyatakan positif covid-19 saat mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.

Menurut Alexander, pengelola sekolah selama dibuat bingung oleh peraturan pemerintah daerah yang sering berubah-ubah. Oleh karena itu, dia menyarankan agar Pemda tidak menutup diri untuk berkordinasi dengan pemerintah pusat. Tujuannya agar PTM berjalan dengan sukses.

Selain itu, dia juga meminta pihak sekolah segera membentuk Tim satgas Covid-19 di lingkungan sekolah. Satgas Covid-19 tersebut bertugas menjaga kesehatan dan disiplin anak-anak, saat masuk sekolah. Dia menyebut protokol kesehatan merupakan harga mati bagi siapapun, termasuk kepada anak-anak.

"Pihak sekolah perlu bentuk tim Satgas Covid-19 untuk mengontrol protokol kesehatan (prokes) 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun) yang wajib dilakukan yang datang ke sekolah untuk aktivitas belajar mengajar," kata Alexander saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (15/1/2022).

Menanggapi isu agar PTM dihentikan, Alexander memohon agar desakan itu tidak ditanggapi dengan serius. Dia membayangkan betapa bosanya siswa yang selama ini sudah dua tahun tidak ikut sekolah tatap muka. Mereka sangat tertinggal dan butuh banget pembelajaran praktek seperti dilakukan oleh guru di sekolah.

Dia menyarankan, sebaiknya yang diperbaiki adalah mempercepat proses vaksinasi massal bagi anak di bawah umur. Mereka yang berumur sekitar 6-11 tahun sebaiknya di prioritaskan, tujuannya agar mencegah tertular dari pandemi covid-19.

"Kalau tidak sekolah PTM dan diajarkan langsung oleh gurunya, murid tidak tahu itu. Bagaimana pula proses penghitungan cepat dan tepat yang lebih kecil atau lebih besar seperti perkalian 0,5 x 0,53. Kalau tak diajarkan langsung, siswa bisa bingung sendiri menghitung atau memprosesnya," pungkas Alex.

Sebagai informasi, sebelumnya belasan sekolah di DKI Jakarta terpaksa menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen untuk sementara waktu. Penghentian itu dipicu temuan kasus Covid-19 di kalangan guru dan siswa, salah satunya suspek Covid-19 Omicron.

Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur Linda Romauli menerangkan di wilayahnya, jenjang sekolah yang ditutup terdiri dari SD hingga SMA. "Ada 6 sekarang berkembang. Semua jenjang kena. SD ada, SMP, SMA, SMK ada," kata Linda, Kamis (13/1/2022). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES