Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Bagaimana Memberi Memotivasi yang Tepat?

Sabtu, 15 Januari 2022 - 08:45 | 50.60k
Dr. Yayan Eryk Setiawan, S.Pd., M.Pd., Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang.
Dr. Yayan Eryk Setiawan, S.Pd., M.Pd., Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Diantara kita mungkin ada yang memiliki pemikiran bahwa saya sudah memberikan motivasi kepada anak didik atau seseorang untuk semangat dalam belajar atau berbuat baik. Akan tetapi motivasi yang kita lakukan seolah-olah tidak memiliki dampak terhadap anak didik atau orang yang kita beri motivasi. Pada kesempatan ini, penulis mencoba memberikan beberapa acuan atau dasar yang dapat digunakan dalam memberikan motivasi.

Pertama adalah tingkat kreativitas seseorang. Tingkat kreativitas seseorang juga harus dipertimbangkan dalam memberikan motivasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik lebih kondusif untuk mengembangkan kreativitasnya, sedangkan motivasi ekstrinsik dapat merusak kreativitasnya (Crow & Castello, 2016).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hukuman atau penghargaan memiliki efek negatif pada proses kreatif seseorang, tetapi tidak pada teknik atau hasil (Amabile, Hennessey, & Grossman, 1986). Faktor yang bertanggung jawab atas peningkatan atau penurunan motivasi intrinsik dari seseorang yang memiliki kreativitas tinggi adalah persepsi dalam diri orang tersebut (Amible, 1986).

Ini artinya pemberian motivasi disesuaikan dengan kreativitas seseorang. Jika orang tersebut kita lihat memiliki kreativitas yang tinggi, maka munculkan motivasi intrinsik mereka. Jika kita akan memberikan penghargaan, maka lakukan penghargaan terhadap teknik yang dilakukan dan hasil yang telah diperoleh.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kedua adalah teori motivasi yang sering dikenal dengan istilah self Determination Theory (SDT). Teori SDT ini terbagi menjadi dua, yaitu Teori Evaluasi Kognitif dan Teori Integrasi Organisme (Ryan & Deci, 2000). Teori evaluasi kognitif ini lebih condong memandang bahwa motivasi intrinsik seseorang lebih berpengaruh daripada motivasi ekstrinsik.

Hal ini dikarenakan pada dasarnya seseorang bertindak atas kemauan diri sendiri, kebutuhan untuk peningkatan kompetensi, kebutuhan untuk mengalami sendiri dari hasil yang diinginkan dan menghindari hasil yang negatif. Sedangkan teori integrasi organisme memandang bahwa motivasi ekstrinsik lebih berpengaruh daripada motivasi intrinsik.

Hal ini dikarenakan seseorang akan bertindak dikarenakan ada rangsangan dari luar, misalnya adanya penghargaan atau permintaan, perasaan tertekan oleh kondisi lingkungan, dan lain-lain. Oleh sebab itu pemberian motivasi ekstrinsik dilakukan sampai motivasi intrinsik seseorang dapat muncul.

Ketiga adalah membedakan anak-anak dengan orang dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih suka bertindak untuk alasan intrinsik, sedangkan orang dewasa lebih suka bertindak untuk alasan ekstrinsik (Ryan & Deci, 2000).

Meskipun motivasi intrinsik ini merupakan motivasi utama yang harus dimunculkan dalam diri seseorang. Akan tetapi perlu diingat bahwa orang dewasa dapat mengatur mereka sendiri dikarenakan berbagai alasan eksternal (misalnya menghasilkan uang, agar tetap sehat, dan lain-lain). Oleh sebab itu motivasi untuk anak-anak dilakukan sesuai dengan keinginan dalam diri mereka, sedangkan motivasi orang dewasa dilakukan sesuai dengan kebutuhan hidup mereka.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Jadi secara umum kita dapat menjawab pertanyaan bagaimana memberikan motivasi yang tepat? yaitu dengan memperhatikan tingkat kreativitas seseorang, memperhatikan teori tentang motivasi, dan memperhatikan kedewasaan seseorang. Seseorang dengan kreativitas tinggi dimotivasi secara ekstrinsik dengan memberikan penghargaan pada teknik yang digunakan dan hasil yang diperoleh. Berdasarkan teori motivasi diketahui bahwa motivasi ekstrinsik dengan memberikan penghargaan dilakukan agar motivasi intrinsik seseorang dapat muncul, yaitu bertindak atas kemauan mereka sendiri untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Berdasarkan kedewasaan seseorang yaitu anak-anak lebih suka jika dimotivasi dengan hal-hal yang mereka senangi menurut mereka sendiri, sedangkan orang dewasa dimotivasi dengan memberikan kebutuhan hidup mereka. Dengan demikian motivasi yang kita berikan tepat sasaran. Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi bagi kita dalam memberikan motivasi untuk diri kita sendiri atau untuk orang lain. 

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Dr. Yayan Eryk Setiawan, S.Pd., M.Pd., Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES