Peristiwa Daerah

Dies Natalis ke-53, ITN Malang Hadirkan Festival Budaya Lintas Daerah di Nusantara

Sabtu, 15 Januari 2022 - 13:45 | 53.66k
Kemeriahan Festival Budaya Opera Nusantara Manunggal Diversity di ITN Malang. (Foto: Humas ITN Malang for TIMES Indonesia)
Kemeriahan Festival Budaya Opera Nusantara Manunggal Diversity di ITN Malang. (Foto: Humas ITN Malang for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) genap berusia ke-53 tahun. Pada Dies Natalis ke-53 ini dimeriahkan oleh Opera Nusantara Manunggal Diversity.

Festival Budaya Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN) Angkatan Pertama 2021, Manunggal Diversity, menjadi ajang pertunjukan bagi mahasiswa inbound dari berbagai daerah yang belajar di Kampus Biru, bertempat di Auditorium Kampus 1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Kamis (13/1/2021).

Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE., menjelaskan rangkaian kegiatan dies natalis ITN Malang kali ini lebih spesial dengan adanya mahasiswa Program PMM-DN dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi RI (Kemendikbud Ristek RI).

Mereka tidak hanya disambut dengan hangat di Kampus Biru, bahkan dalam rangkaian dies natalis mahasiswa inbound juga dilepas dengan khusus.

ITN Malang menerima 24 mahasiswa inbound Program PMM-DN 2021 yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Ada yang dari Aceh, Lampung, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Kalimantan, Jambi, dan NTT.

"Festival budaya menjadi salah satu rangkaian dari kegiatan dies natalis ITN ke-53. Sekaligus bersamaan kegiatan pelepasan mahasiswa inbound. Mereka dari berbagai latar belakang daerah asal membaur menjadi satu di ITN Malang yang berkarakter nasional,” jelasnya.

Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dengan latar belakang berbeda ini selama dua bulan secara luring dibimbing oleh dua dosen pengampu modul nusantara. Yakni, Drs. Sumanto, M.Si., dan Ir. Maranatha Wijayaningtyas, ST., MMT., PhD., IPU.

Menurut Prof Lomi, rektor akrab disapa, mahasiswa inbound sangat menikmati iklim kuliah yang ada di ITN Malang. Selain mengambil mata kuliah di program studi yang mereka pilih, mahasiswa juga wajib mengikuti kuliah modul nusantara.

Termasuk mempelajari Kota Malang, mulai adat istiadat, hingga kuliner. Mahasiswa juga diajak berkeliling Malang dan sekitarnya untuk melihat budaya, dan pariwisata.

Sementara, untuk proses perkuliahan di program studi tetap dilaksanakan secara daring. Menyesuaikan dengan perkuliahan di ITN Malang. Tetapi, mahasiswa inbound masih diperkenankan untuk bertatap muka dengan dosen mata kuliah yang dipilih.

Prof Lomi juga menekankan, festival budaya kedepannya harus terus dilestarikan. Setiap tahun saat kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru, mahasiswa baru diharapkan bisa menampilkan kebudayaan daerah masing-masing agar bisa saling mengenal.

“Nanti setiap kegiatan penerimaan maba, ITN akan mempunyai kegiatan-kegiatan yang mendorong kebhinekaan, toleransi, persaudaraan, dan itu akan terus digaungkan di ITN Malang,” ungkapnya.

Apalagi, di Kampus 2 ITN Malang telah terbangun tiga tempat ibadah, masjid, gereja, dan pura, yang memperkokoh identitas ITN Malang yang multikultural.

Untuk diketahui, Opera Nusantara Manunggal Diversity menggambarkan sekumpulan generasi muda yang memiliki cita-cita luhur yang ingin menciptakan perdamaian, merajut kebersamaan dalam kehidupan melalui seni budaya adiluhung.

Manunggal Diversity diilhami dari semangat dan keteladanan para generasi muda pecinta seni budaya nusantara, yang memiliki keprihatinan akan situasi negeri saat ini. Di mana seni budaya warisan luhur bangsa mulai tergerus oleh perkembangan jaman.

Dies-Natalis-ke-53-ITN.jpg

Memadukan kompilasi beberapa pertunjukan seperti nyanyian, prosesi penyerahan gunungan, tari, musikalisasi puisi, monolog, hingga Tari Kebhinekaan.

Tari Kebhinekaan sendiri merupakan perpaduan dari berbagai macam tarian daerah. Seperti, Tari Pisok dari Manado Sulawesi Utara, Tari Ranup Lampuan dari Aceh, Tari Tor-Tor dari Batak, Tari Bagurau dari Padang, Tari Burung Enggang dari Kalimantan Timur, Tari Ofa Langga dari NTT, Tari Sigeh Penguten dari Lampung, dan beberapa tarian lain.

Bahkan, undangan yang terdiri dari jajaran rektorat, dekanat, ketua dan sekretaris prodi, kepala lembaga, perwakilan himpunan mahasiswa jurusan, dan UKM, terkesima, ketika kesenian Reog Ponorogo dari Singo Barong Malang ditampilkan ke atas panggung.

Salah satu mahasiswa inbound, Ade Prianggi, mengaku bangga dan bahagia bisa mengikuti kuliah dan modul nusantara di ITN Malang. Selama dua bulan Ade dan teman-temannya bisa belajar keberagaman, dan kebudayaan di Kota Malang, yang menurutnya sangat berbeda dengan budaya di daerah asalnya, Aceh. 

“Bangga dan bersyukur bisa bergabung Program PMM-DN di ITN Malang, dengan keberagaman dan kebudayaan Kota Malang yang luar biasa. Yang tentu saja sangat berbeda dengan budaya di Aceh,” katanya.

Selama mengikuti modul nusantara di ITN Malang, Ade bersama 23 temannya mengikuti banyak sekali kegiatan. Seperti, mengikuti Rapat Koordinasi Teknis Ekonomi dan Keuangan Tahun 2021 yang diadakan oleh Bappeda Kota Malang, mengunjungi UMKM, mengenal budaya Malang di Padepokan Gunung Wukir, Batu, mengunjungi situs bersejarah, mengunjungi kampung tematik, dan masih banyak yang lainnya.

Bahkan sempat pula berkunjung ke wilayah di sekitar Malang Raya. Mereka juga saling mengenal bahasa, kebudayaan, dan kuliner dari masing-masing mahasiswa inbound lewat festival bahasa, dan festival kuliner. 

“Kesannya luar biasa keren! Apa yang sebelumnya belum kami ketahui, setelah mengikuti modul nusantara jadi tahu tentang budaya Malang. Juga dengan Karsa Budaya yang sangat keren karya seninya, dimana hari ini kami bisa berkolaborasi,” lanjutnya.

Ia bersyukur dalam menjalani program dengan lancar. Selain itu, kata dia, dosen ITN Malang memberi kesan mendalam bagi Ade. "Para dosen pengajar di ITN memberikan ilmu yang luar biasa, dan mampu kami serap," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES