Olahraga

Untuk Kali Kedua Australia Batalkan Visa Petenis Novak Djokovic Ini Alasannya...

Jumat, 14 Januari 2022 - 20:00 | 34.59k
Novak Djokovic saat berlatih di Melbourne Park disaat masih ada pertanyaan seputar sengketa hukum terkait visanya untuk bermain di Australia Terbuka di Melbourne, Australia, 13 Januari 2022. (FOTO: The Star/Reuters)
Novak Djokovic saat berlatih di Melbourne Park disaat masih ada pertanyaan seputar sengketa hukum terkait visanya untuk bermain di Australia Terbuka di Melbourne, Australia, 13 Januari 2022. (FOTO: The Star/Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sengketa hukum berhari-hari soal visa, akhirnya Australia untuk kali kedua, Jumat (14/1/2022) membatalkan visa bintang tenis nomor satu dunia, Novak Djokovic yang tidak divaksinasi.

Alasan Australia jelas, karena Novak Djokovic belum divaksinasi untuk Covid-19, sehingga bisa menimbulkan risiko kesehatan.

Menteri Imigrasi Australia, Alex Hawke telah menggunakan kekuatan diskresi untuk kembali membatalkan visa Novak Djokovic, dimana sebelumnya pengadilan membatalkan pencabutan atas peraturan masuk Covid-19 dan membebaskannya dari penahanan imigrasi pada Senin lalu.

Djokovic, 34, masih mempunyai hak untuk melakukan perlawanan pencabutan itu lagi dan pengadilan mengatakan akan mengadakan sidang pendahuluan pada 0945 GMT mengenai visa, tapi tidak dijelaskan kapan. 

Dilansir The Star, Surat kabar The Age melaporkan bahwa petenis Serbia itu sedang mengincar rekor gelar Grand Slam ke-21 di Australia Terbuka mulai Senin lusa.

Ia dipanggil untuk menghadap pejabat imigrasi Sabtu besok dan dia tidak akan dikembalikan ke tahanan sementara.

"Hari ini saya menggunakan kekuasaan saya berdasarkan Pasal 133C(3) dari Undang-Undang Migrasi untuk membatalkan visa yang dipegang oleh Tuan Novak Djokovic dengan alasan kesehatan dan ketertiban, atas dasar kepentingan umum untuk melakukannya," kata Hawke dalam sebuah pernyataan.

Berdasarkan Pasal 133C, Djokovic tidak akan bisa mendapatkan visa ke Australia selama tiga tahun, kecuali dalam keadaan memaksa.

Sebuah sumber yang dekat dengan tim Djokovic mengatakan dia sedang mempertimbangkan pilihannya. Kantor Hawke tidak tersedia untuk dimintai komentar.

Kontroversi tersebut  mengintensifkan perdebatan global mengenai hak-hak yang tidak divaksinasi dan menjadi masalah politik yang rumit bagi Perdana Menteri Scott Morrison saat ia berkampanye untuk pemilihan yang dijadwalkan pada bulan Mei.

Namun pemerintah Morrison saat ini telah memenangkan dukungan di dalam negeri atas sikap kerasnya terhadap keamanan perbatasan selama pandemi. Pemerintah Australia juga tidak luput dari kritik atas penanganan aplikasi visa Djokovic yang tampaknya tidak konsisten.

"Warga Australia telah membuat banyak pengorbanan selama pandemi ini, dan mereka mengharapkan hasil dari pengorbanan itu dilindungi,"ujar Morrison dalam sebuah pernyataan.

"Inilah yang dilakukan menteri dalam mengambil tindakan hari ini. Kebijakan perlindungan perbatasan kami yang kuat telah membuat warga Australia tetap aman," katanya.

Novak Djokovic sendiri tampak santai, ia telah berlatih servis dan pengembaliannya bersama rombongan di lapangan kosong di Melbourne Park pada Jumat pagi, sesekali beristirahat untuk menyeka keringat di wajahnya.

Skeptis vaksin membuat marah banyak orang di Australia ketika dia mengumumkan minggu lalu bahwa dia menuju ke Melbourne dengan pengecualian medis.

Ketika dia tiba, Pasukan Perbatasan Australia memutuskan bahwa pembebasannya tidak sah dan menempatkannya di hotel detensi imigrasi bersama para pencari suaka selama beberapa hari.

Hawke mengatakan dia telah mempertimbangkan dengan cermat informasi dari Djokovic.

Pihak berwenang Australia, menambahkan bahwa pemerintah "berkomitmen kuat untuk melindungi perbatasan Australia, terutama terkait dengan pandemi Covid-19.

Australia telah mengalami beberapa penguncian terlama di dunia, memiliki tingkat vaksinasi 90% di antara orang dewasa, dan telah menyaksikan wabah Omicron yang membawa hampir satu juta kasus dalam dua minggu terakhir.

Petenis peringkat empat dunia Yunani Stefanos Tsitsipas, berbicara sebelum keputusan Hawke, mengatakan Djokovic "bermain dengan aturannya sendiri" dan membuat pemain yang divaksinasi "terlihat seperti orang bodoh".

Bintang tenis Inggris Andy Murray mengatakan situasi itu tidak menguntungkan bagi semua orang.

"Tidak bagus untuk tenis, tidak bagus untuk Australia Terbuka, tidak bagus untuk Novak," kata Murray kepada wartawan di turnamen Sydney Classic.

Jajak pendapat online oleh grup media News Corp menemukan bahwa 83% mendukung deportasi untuk Djokovic.

"Scott Morrison membuat keputusan rasional untuk mengirim pulang bintang tenis kaya itu setelah memperhitungkan biaya politik yang sangat besar untuk memberinya perlakuan khusus," tulis David Crowe, kepala koresponden politik untuk surat kabar Sydney Morning Herald and Age.

Pemimpin Partai Buruh Oposisi Anthony Albanese mengatakan bahwa seharusnya tidak sampai seperti ini. Bagaimana visa itu bisa diberikan pada awalnya jika dia tidak memenuhi syarat karena dia tidak sepenuhnya divaksinasi.

Anti-vaxxers memuji Djokovic sebagai pahlawan sementara keluarganya dan pemerintah Serbia menggambarkannya sebagai korban penganiayaan.

Penyebab Djokovic tidak terbantu oleh pernyataan masuk yang salah, di mana sebuah kotak dicentang yang menyatakan bahwa dia tidak bepergian ke luar negeri dalam dua minggu sebelum berangkat ke Australia.

Bahkan, ia telah melakukan perjalanan antara Spanyol dan Serbia.

Novak Djokovic menyalahkan kesalahan pada agennya dan mengakui bahwa dia juga seharusnya tidak melakukan wawancara dan pemotretan untuk sebuah surat kabar Prancis pada 18 Desember saat terinfeksi Covid-19.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES