Kopi TIMES

Kontestasi Politik Ajang Pemilu 2024

Jumat, 14 Januari 2022 - 16:35 | 106.70k
Muhdar, Mahasiswa Ilmu Politik UMJ, Ketua Umum DPW Imaba Jabodetabek.
Muhdar, Mahasiswa Ilmu Politik UMJ, Ketua Umum DPW Imaba Jabodetabek.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hal yang sangat urgen bagi kita, rakyat Indonesia untuk bagaimana menilai, mengamati dan menganalisa fenomena-fenomena penting yang sedang berlangsung serta berulang kali dari masa ke masa bagaimana konsistensi rekrutmen atau pencalonan diri untuk merebut kekuasaan. Tak bisa dipungkiri, semua itu pasti ada aturan yang memikat, aturan yang harus dipenuhi, namun terkadang ada paradoks dari orang-orang yang mengatakan bahwa, adanya peraturan itu untuk di langgar. 

Dengan segala macam cara bagaimana untuk memenangkan kontestasi tersebut, seseorang hal yang mustahil secara alamiah mereka bisa dapat dikategorikan orang yang mempunyai; popularitas, elektabilitas dan kapabilitas, tentunya semua itu mempunyai jalan panjang yang harus ditempuh pada jauh-jauh hari bagaimana seseorang berada di posisi itu. Juga hal penting untuk corak kontestasi perpolitikan saat ini begitu sulit untuk mengintegrasikan soal kematangan intelektual yang melekat pada diri seorang calon, di sisi lain mereka juga harus mempunyai modal yang cukup dalam istilah saat ini disamping kecakapan dalam popularitas dan elektabilitas yaitu juga isitas.

Dan juga melihat keberadaan saat ini banyak poster-poster yang sudah terpapar di jalanan, tentu saja hal yang demikian mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat yang bisa dikatakan minim penilaian atau disebut orang yang belum mampu memilih dan memilah hal kelayakan sebagai pemimpin, bisa jadi karena akibat poster-poster di jalanan tersebut tersebar luas seakan-akan profil yang ada di poster-poster itu yang layak menjadi pemimpin. Benarkah?

Melihat realita media di atas cukup menarik untuk terus dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang nantinya juga memerlukan sebuah observasi yang berkelanjutan dan juga dijadikan sebuah bekal pembelajaran buat para pelajar tentunya. Disini, dengan keterbatasan waktu yang diberikan mungkin tidak terlalu banyak pemaparan dan insya Allah nantinya akan di kembangkan kemudian hari. Pada saat ini, tugas ini bisa Saya katakan sebagai batu loncatan di hari kemudian, karena memang topik yang saat ini sangat menarik, apalagi pemilu 2024 bisa dikatakan sudah dekat. 

Menurut kaca mata saya ini hanya sebagai hipotesis; melihat fenomena-fenomena yang terjadi menjalang pemilu 2024, sudah banyak yang bermunculan poster-poster atau baliho-baliho yang di pasang di tempat keramain, sebut saja diantaranya; poster Puan Maharani, Airlangga Hartarto dan sebagainya. Itu merupakan sebuah daya saing, daya tarik masyarakat atau dengan adanya poster-poster tersebut sebagai pola mereka untuk mengangkat popularitas diri mereka, karena dengan adanya pemasangan poster-poster, sejak dari itu bisa jadi nama atau orang yang ada dalam poster itu lebih luas lagi pengenalan masyarakat terhadap mereka.

Dan peran dari elit politik bisa dikatakan sebagai hal yang harus untuk melakukan itu semua selagi tidak menganggu kenyamananya, karena mau tidak mau jika nanti mereka maju di pemilu hal tersebut sudah menjadi modal awal bagi mereka untuk bisa di ketahui oleh khalayak (populer). Dan itu semua butuh modal, hal yang demikian itu disebut sebagai modal politik.

Juga tak kalah penting lagi jalan yang harus ditempuh untuk melewati kerikil-krikil jalanan menuju pemilu, media massa juga perannya sangat dibutuhkan mengingat tugas dari media massa ini memberitakan sebuah peristiwa dari personal maupun kelompok. Maka dari itu merekam ulang jejak digital yang telah di lakukan oleh bakal calon pemimpin yang berkontestasi juga merupakan untuk mengangkat reputasi, popularitas dan pengenalan kepada banyak orang.

Dan kemudian disusul dengan adanya survey kategori bakal calon pemilu yang akan bersaing nanti, itu juga hasil murni dari sampel masyarakat yang telah di survey oleh lembaga-lembaga survey di Indonesia, itu sebuah indikator kelayakan pemilih terhadap calon tersebut, dan yang sering dipertanyakan apa manfaat dari survey. Tentu salah satu jawabannya untuk mengetahui presentase kelayakan bakal calon pemimpin tersebut di masyarakat. Dan juga hasil survei terkait itu bisa jadi dijadikan sebuah opini publik dan lagi-lagi itu sangat berpengaruh besar terhadap masyarakat.

***

*) Oleh: Muhdar, Mahasiswa Ilmu Politik UMJ, Ketua Umum DPW Imaba Jabodetabek.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES