Peristiwa Daerah

Beredar Video Polisi Banyuwangi Dihadang Warga saat Patroli Kamtibnas

Jumat, 14 Januari 2022 - 16:21 | 56.15k
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nasrun Pasaribu memberikan keterangan pers. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nasrun Pasaribu memberikan keterangan pers. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Beredar sejumlah video rombongan polisi Banyuwangi yang sedang patrol dihentikan oleh warga. Berdasarkan video yang beredar, jelas memperlihatkan warga memprotes kegiatan polisi yang sedang menunaikan kewajiban profesinya sebagai pelaksana kamtibnas.

Berdasarkan informasi yang diterima TIMES Indonesia, pada Jumat (14/1/2022) pukul 00.00 lewat, ada mobil polisi sedang berpatroli rutin. Kebetulan, patrol tersebut melintasi wilayah yang disebut sebagai ‘lokasi perjuangan Pakel’.

Saat berada di lokasi tersebut, mobil patroli kabarnya dicegat oleh beberapa warga. Mereka kemudian menanyakan untuk apa polisi malam-malam datang ke sekitar wilayah perkebunan. Tak berselang lama, banyak warga yang hadir. Belum diketahui pasti apa tujuan warga yang mencegat mobil patroli tersebut.

Selanjutnya, dari video pertama berdurasi 69 detik yang beredar, ada seorang warga bertanya kepada polisi yang sedang bertugas menjaga kambtibnas di wilayah Pakel.

"Kenapa bapak baru-baru ini saja patrol di sini, alasannya apa? Alasan patroli rutin itu apa? Keamanan untuk apa?" kata seorang pemuda dikutip TIMES Indonesia dari video yang beredar, Jumat (14/1/2022).

"Saya Tanya kenapa baru-baru ini saja bapak melakukan patrol di Pakel. Otomatis logikanya akan ada sesuatu kan?" ucap si pemuda mencoba menegaskan kembali.

Berdasarkan informasi di lapangan, dalam peristiwa yang terjadi pada Jumat tengah malam tadi, selain warga Pakel juga terindikasi ada warga luar yang terlibat.

Dalam video berdurasi 69 detik ini, pemuda yang sama juga mengaku sebagai warga asli Pakel. Saat ditanya tentang identitas diri (KTP), pemuda ini mengaku memilikinya.

Namun, saat petugas ingin melihat identitas si pemuda, si pemuda malah balik bertanya tentang kapasitas polisi untuk bertanya tentang identitasnya. "Hak-nya bapak untuk bertanya itu apa?" kata si pemuda saat diminta petugas untuk menunjukkan identitas diri.

Selain video tersebut, sedikitnya ada 6 video-video lain yang juga beredar. Di lain video, ada beberapa pria yang mengaku jadi korban kekerasan pada insiden semalam. Pria lain di video ini, mengklaim luka yang dialaminya bersumber dari pukulan seorang polisi.

"Temen-temen itu bawa sepeda naik, tahu kalau pihak polisi itu ada di lokasi perjuangan, dia itu langsung intinya diem di depan mobil (patroli)," kata pria yang mengklaim menjadi korban kekerasan polisi seperti dikutip dari video.

"Tapi ternyata pihak polisi dia langsung mentang-mentang dan didukung dengan kekerasan sama sekuriti perkebunan itu yang sangat keras sekali," kata pria serupa.

Pria lain di video yang beredar, juga mengaku dicekik oleh seorang sekuriti perkebunan setempat. Pria baju biru mengenakan songkok ini ini mengaku dikejar-kejar oleh sekuriti tersebut.

Dilansir dari CNNIndonesia, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya mengungkapkan empat warga Pakel, Licin, Banyuwangi diduga diserang dan dipukuli aparat kepolisian setempat pada Jumat tengah malam tadi.

Pemukulan terhadap warga itu berkaitan protes warga soal tanahnya yang diduga dicaplok sebuah perusahaan. Pengacara LBH Surabaya, Mohammad Soleh mengatakan penyerangan itu terjadi ketika warga Pakel menanyakan kedatangan puluhan polisi di tanah warga tersebut.

"Warga Pakel, Licin, Banyuwangi memberikan informasi kepada LBH Surabaya dan Walhi Jawa Timur bahwa puluhan polisi dari Polresta Banyuwangi memasuki lahan perjuangan mereka," kata Soleh dalam keterangan tertulisnya.

Atas inseden tersebut, selanjutnya beredar luas sebuah pesan berantai dan diikuti oleh poster yang menyebutkan warga Pakel Banyuwangi dibantai oleh polisi. Ketua Forum Suara Blambangan (Forsuba), H Abdillah Rafsanjani menilai jika ungkapan ‘pembantaian’ adalah hal yang berlebihan.

"Ini berlebihan atau terlalu dibesar-besarkan kalau harus disebut pembantaian. Seharusnya sebelum disebar luaskan, dilakukan klarifikasi lebih lanjut," katanya Abdilah kepada sejumlah awak media di Banyuwangi.

Sementara itu, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Nasrun Pasaribu, menyebut jika anggotanya sedang melakukan tugas patroli keamanan di wilayah Pakel. Selanjutnya, mobil patroli dihadang oleh beberapa pemotor.

Dia menegaskan, siapapun yang terlibat dalam tindak pidana kekerasan akan diproses berdasarkan hukum yang berlaku. Baik itu dari pihak kepolisian ataupun dari masyarakat sendiri.  

"Kita lihat hasil faktanya nanti. Kami di lapangan memang dihadang oleh warga saat bertugas patroli. Saat ini kita sedang melakukan penyelidikan dan pendalaman. Yang pasti kami akan melakukan penegakan hukum, baik dilakukan oleh warga maupun anggota kepolisian, akan kita tindak tegas," kata Kapolresta Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES