Peristiwa Internasional

Jutaan Rakyat Afghanistan Diambang Kematian

Jumat, 14 Januari 2022 - 14:06 | 39.35k
Sekjen PBB, Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa jutaan warga Afghanistan berada dalam kondisi sulit karena pemerintah Afganistan tidak mempunyai cukup dana. /Reuters/Stringer
Sekjen PBB, Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa jutaan warga Afghanistan berada dalam kondisi sulit karena pemerintah Afganistan tidak mempunyai cukup dana. /Reuters/Stringer

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekjen PBB, Antonio Guterres mengatakan, 8,7 juta warga Afghanistan berada di ambang kematian.

Kepada wartawan, Kamis (12/1/2022), Guterres mendesak masyarakat internasional untuk mendanai seruan kemanusiaan PBB senilai $5 miliar, melepaskan aset Afghanistan yang dibekukan dan memulai sistem perbankannya untuk mencegah keruntuhan ekonomi dan sosial.

Guterres juga mengatakan, sangat penting untuk secara cepat menyuntikkan likuiditas ke dalam ekonomi Afghanistan untuk menghindari kehancuran yang akan menyebabkan kemiskinan, kelaparan dan kemelaratan bagi jutaan orang.

Dilansir Al Jazeera, menurut Sekjen PBB itu, suhu beku dan aset beku adalah kombinasi yang mematikan bagi rakyat Afghanistan," dan "aturan dan kondisi yang mencegah uang digunakan untuk menyelamatkan nyawa dan ekonomi harus dihentikan dalam situasi darurat ini.

Ekonomi Afghanistan yang bergantung pada bantuan sudah tersandung ketika Taliban merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus di tengah kekacauan keberangkatan pasukan AS dan NATO setelah 20 tahun.

Komunitas internasional membekukan aset Afghanistan di luar negeri dan menghentikan dukungan ekonomi, serta tidak mau bekerja dengan Taliban mengingat reputasi mereka dengan  kebrutalannya selama memerintah antara tahun  1996 hingga 2000. Waktu itu Taliban melarang perempuan mengikuti pendidikan serta tidak mengizinkan perempuan bekerja.

Sekjen PBB mengatakan, Amerika Serikat memiliki peran yang sangat penting  karena sebagian besar sistem keuangan di dunia beroperasi dalam dolar dan Ametika Serikat telah membekukan $7 miliar cadangan devisa Afghanistan, terutama yang disimpan di Amerika Serikat.

Kepala kemanusiaan PBB, Martin Griffiths dan Peter Maurer, presiden Komite Internasional Palang Merah, dijadwalkan mengadakan pertemuan virtual Jumat dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Guterres mengatakan salah satu alasan pertemuan itu adalah untuk mencoba dan menciptakan “mekanisme yang memungkinkan suntikan dana yang efektif ke dalam ekonomi Afghanistan serta menciptakan kondisi agar sistem keuangan di Afghanistan bisa beroperasi di tingkat lokal.

Sekjen PBB mengatakan pendanaan internasional harus diizinkan untuk membayar gaji dokter, pekerja sanitasi, insinyur listrik dan pegawai negeri sipil lainnya, serta membantu lembaga-lembaga Afghanistan memberikan perawatan kesehatan, pendidikan, dan layanan penting lainnya.

"Bulan lalu, Bank Dunia mentransfer $280 juta dari dana perwalian rekonstruksi yang dikelolanya untuk Afghanistan ke badan anak-anak PBB, UNICEF, dan Program Pangan Dunia untuk operasi mereka di negara itu," kata Guterres.

"Saya berharap sumber daya yang tersisa – lebih dari $1,2 miliar – akan tersedia untuk membantu rakyat Afghanistan bertahan hidup di musim dingin," ujarnya.

Sementara ada imbauan agar masyarakat internasional  mendukung rakyat Afghanistan, Guterres juga menyerukan mendesak para pemimpin Taliban untuk mengakui dan melindungi hak asasi manusia yang paling mendasar, khususnya hak-hak perempuan dan anak perempuan untuk membangun lembaga-lembaga pemerintahan di mana semua orang Afghanistan merasa terwakili.

"Di seluruh Afghanistan, perempuan dan anak perempuan saat ini hilang dari kantor dan ruang kelas," kata Guterres. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES