Peristiwa Daerah

Kiai Jombang Komentari Fenomena Rangkap Jabatan di PBNU

Jumat, 14 Januari 2022 - 10:50 | 217.29k
KH Zainul Ibad As’ad Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur saat dijumpai dikediamannya, Jumat (14/1/2022). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
KH Zainul Ibad As’ad Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur saat dijumpai dikediamannya, Jumat (14/1/2022). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Fenomena rangkap jabatan di PBNU menjadi atensi banyak pihak. Termasuk para kiai di Kabupaten Jombang. Salah satunya yakni KH Zainul Ibad As’ad Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Kiai yang biasa disapa Gus Ulip itu menyampaikan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi kemasyarakatan yang besar dengan cita-cita dan tujuan besar maka NU harus di isi oleh orang-orang yang alim ulama artinya orang-orang yang benar mempunyai jiwa untuk berjuang di NU.

"NU seharusnya di isi oleh orang-orang yang arif atau bijak, tanpa harus merangkap jabatan distruktur pemerintahan lain," katanya, kepada TIMES Indonesia, Jum'at (14/1/2022).

Menurutnya, banyaknya jajaran struktural NU  yang baru saja diumumkan Rabu, (12/1/2022) kemarin sangat menciderai harapan warga nahdliyin saat ini. Tugas atau amanah sebagai pengurus NU bukanlah tugas yang mudah yang bisa dirangkap dengan menjabat di posisi lain.

"Ini sangat terkesan arogan. Bagaimana tidak orang yang diberi kepercayaan begitu besar oleh masyarakat dan ulama. Namun, orang yang diamanahi cenderung merendahkan dengan menjabat diposisi penting di lembaga lain," jelas Gus Ulip.

Pihaknya menyayangkan sikap pimpinan NU yang masih merangkap jabatan organisasi atau pemerintahan di luar organisasi NU. Pihaknya berharap orang-orang yang masih merangkap jabatan bisa memilih salah satu agar lebih fokus.

"Mohon maaf saya sebut saja Rais Aam dan Sekjen PBNU sekarang menjadi Ketua MUI dan Wali Kota itu bukan perkara dan tanggungjawab yang mudah. Dan saya rasa keduanya tidak mungkin bisa dikerjakan secara maksimal," ujarnya.

Pada intinya, merangkap jabatan merupakan bukan keputusan yang baik buat organisasi. Maka kami berharap elit NU yang berada dalam satu posisi yang strategis itu punya karater-karakter yang wira'i.

"Dedikasi dan kontribusi dari semua pemimpin elit NU sangat diharapkan oleh masyarakat. Jangan sampai masyarakat berfikir ada kehendak dan tujuan tertentu dengan merangkap jabatan," harap Gus Ulip mengenai fenomena rangkap jabatan ditubuh PBNU saat ini.

Seperti yang diketahui, dari jajaran struktur pengurus PBNU masih banyak yang merangkap jabatan penting diluar organisasi NU seperti Rais Aam, KH Miftachul Akhyar menjabat sebagai ketua MUI, Sekretaris Jendaral Saifullah Yusuf sebagai Wali Kota Pasuruan, Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim dan masih banyak pengurus lainnya yang menjadi pejabat penting diluar organisasi PBNU. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES