Peristiwa Internasional

Omicron Menyebar, Amerika dan Australia Alami Panic Buying

Kamis, 13 Januari 2022 - 18:24 | 76.16k
Sudut buah-buahan segar tampak kosong di supermarket Woolworths, Brisbane Australia. (Foto: ABC News)
Sudut buah-buahan segar tampak kosong di supermarket Woolworths, Brisbane Australia. (Foto: ABC News)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah beberapa hari lalu AS mencatat rekor penularan Covid-19 yang mampu mencapai 1 juta kasus dalam sehari, hari ini mereka mencatat rekor lagi. Kali ini jumlah penularan total dalam sehari pada Rabu (11/1/2022) mencapai lebih dari 1,3 juta kasus. Hal ini menyebabkan munculnya fenomena panic buying di kalangan masyarakat setempat.

Beberapa media AS menggugah video kosongnya rak-rak supermarket di berbagai daerah di negara bagian. Seperti apa yang terjadi pada sebuah supermarket di sebuah supermarket di Bethesda,  Maryland, AS. Video yang diunggah CBS Evening News memperlihatkan banyak lorong dan rak kosong di supermarket tersebut.

Stok yang habis umumnya adalah tisu toilet dan daging. Sebagaimana diketahui tisu toilet merupakan kebutuhan utama bagi warga AS terutama dengan hal yang berhungan dengan kamar mandi. Sedangkan kekosongan stok daging disebabkan para warga ingin menyetok bahan makanan sebanyak-banyaknya karena ditakutkan akan terjadi lockdown ulang.

supermarket Woolworths 2Salah satu sudut lorong di supermarket Woolworths, Brisbane Australia yanng kosong. (Foto: ABC News: Brian Hurst)

Kurangnya beberapa stok kebutuhan dasar ini dibarengi dengan naiknya harga belanjaan. Beberapa harga bahan pokok seperti susu, telur, daging cincang, roti dan sereal naik mulai dari 4,5 % hingga 13%. Hal ini menyebabkan masyarakat mengeluh dan harus mengencangkan ikat pinggang.

Kelangkaan stok ini ditengarai juga diakibatkan oleh cuaca buruk dan badai salju yang melanda AS. Banyak truk-truk yang terjebak di jalan tol sehingga menyebabkan terjadinya penundaan pengiriman barang.

"(Kelangkaan barang) ini menjengkelkan," ungkap Dennis Stevenson, pensiunan tentara AS yang berbelanja di supermarket Bethesda.

Sementara itu, pemerintah Australia bahkan sudah mengambil langkah panjang untuk mengatasi panic buying. Aksi tersebut sudah dimulai sejak Natal tahun lalu dan belum berhenti sampai sekarang. Pemerintah bahkan sampai mengatur banyaknya barang yanng boleh dibeli oleh warganya untuk menghindari kelangkaan stok.

Pimpinan Eksekutif  Woolworths, sebuah supermarket di Bribane, Australia, Brad Banducci mengatakan mereka kekurangan pasokan serta karyawan. Banyak dari karyawan mereka saat ini masih belum kembali bekerja karena liburan.

"Kendala utamanya saat ini ada pada transport dan distribusi. 1/3 dari total sopir truk untuk distribusi di negara ini sedang libur. 20% pekerja di distribusi pusat dan 10% karyawan supermarket belum aktif bekerja," ungkap Banducci seperti dilansir dari ABC New .

Sementara itu, tak jauh beda dengan yang terjadi di AS, Omicron juga menyebabkan aksi panic buying di Australia ini menyasar tisu toilet. Produk kebutuhan dasar seperti daging, beras, pasta, obat anti nyeri dan sektor buah-buahan juga mengalami kekosongan stok akibat kejadian ini (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khodijah Siti
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES