Pemerintahan

Kemendikbud RI Siap Tanamkan Narasi Cinta Produk Indonesia di Lingkungan Pendidikan

Kamis, 13 Januari 2022 - 10:17 | 76.79k
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dirjen Dikti Kemdikbudristek), Prof Ir Nizam MSc, PhD (foto: Dokumen/Kemendikbud)
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dirjen Dikti Kemdikbudristek), Prof Ir Nizam MSc, PhD (foto: Dokumen/Kemendikbud)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dirjen Dikti Kemendikbudristek), Prof Ir Nizam MSc, PhD menegaskan siap berkolaborasi untuk pemulihan ekonomi nasional dari sektor pendidikan.

Salah satu fokus, yang Kementerian Pendidikan gagas adalah perguruan tinggi harus didukung penuh pengembangannya. Mereka akan diajarkan berinovasi, memperbaiki cara pandang hingga terlibat langsung komunikasi dengan kementerian terkait.

Dia menambahkan, membangun kesadaran publik merupakan kunci utama agar Indonesia bisa maju. Dia yakin, pemuda Indonesia pekerja keras hingga terampil. Mereka diminta terlibat langsung dalam strategi pemasaran cinta Produk Unggulan lokal.

“Kita bermimpi tentang bonus demografi, bermimpi jadi negara maju. Namun, kuncinya adalah pentingnya membangun kesadaran publik cinta produk dalam negeri. Semangat cinta produk dalam negeri,” kata Prof Nizam saat dihubungi TIMES Indonesia di Jakarta, Kamis (13/11/2021).

Lebih lanjut Prof Nizam menjelaskan, selain melibatkan lingkungan pendidikan Indonesia disarankan juga melibatkan Media massa. Dalam hal ini, dia mengutip langsung dari Korea.

Dia menyebut, Korea Selatan sangat berhasil dalam membentuk kesadaran masyarakat. Mereka melibatkan civitas akademika dan Media massa dalam memasarkan nilai-nilai, cinta produk tanah air.

 “Hampir 40 persen spending orang Korea untuk pendidikan. Korea, di situ terlihat peran media, bahwa media membangun mindset Korea sebagai bangsa yang tangguh, peduli, bahwa Korea akan mati kalau tidak investasi di SDM dan produk-produk yang kompetitif di dunia. Ini perlunya investasi pendidikan dan fokus membangun industri,” lanjut Prof Nizam.

Ia menceritakan apa saja yang sudah berhasil melalui strategi tersebut di Korea Selatan. Menurutnya, cara itu bisa diterapkan di Indonesia agar ajakan cinta produk dalam negeri tidak hambar. Oleh karena itu, semua orang diminta terlibat langsung dalam upaya ini.

“Teknologi diambil dari Eropa. Dana diambil dari bank Prancis dan Jepang. Lalu mereka bergerak ke galangan kapal, ini industri yang ditinggalkan Eropa. Lalu masuk ke industri otomotif. Pasar mereka kecil, tapi mereka berani masuk ke sana. Mereka tekan ongkos produksi. Mereka menekankan harus cinta produk Korea. Kalau bukan Korea siapa lagi yang pakai produk Korea, sehingga Hyundai pun bersaing dengan mobil Amerika,” pungkas Prof Nizam. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES