Peristiwa Internasional

Suku Khoisan Tanam Ganja di Dekat Kantor Presiden Afsel

Kamis, 13 Januari 2022 - 07:25 | 100.59k
Raja Khoisan terlihat berusaha mempertahankan tanaman ganja dari ruang hijau kantor Presiden Cyril Ramaphosa ketika polisi mencabutinya. (FOTO: BBC/AFP)
Raja Khoisan terlihat berusaha mempertahankan tanaman ganja dari ruang hijau kantor Presiden Cyril Ramaphosa ketika polisi mencabutinya. (FOTO: BBC/AFP)

TIMESINDONESIA, JAKARTASuku Khoisan yang menanam ganja di dekat kantor Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa di Pretoria, marah ketika polisi mencabutinya.

Dilansir BBC, polisi beralasan bahwa penanaman ganja atau dagga di di ruang hijau di luar kantor presiden itu ilegal. Apalagi komunitas itu tidak memakai masker.

Khoisan adalah suku tertua di Afrika Selatan. Sejak 2018, mereka mendirikan kemah di ruang hijau di luar kantor presiden, dekat patung raksasa Nelson Mandela, untuk mengkampanyekan pengakuan resmi atas bahasa mereka.

Raja-Khoisan-terlihat-berusaha-mempertahankan-tanaman-ganja-2.jpg

Selama tiga tahun itulah mereka menanam ganja di ruang hijau itu.  Namun alasan mereka bahwa ganja atau dagga itu untuk alasan medis, seperti kanker dan tekanan darah tinggi. Bahkan mereka biasa menanam ganja di kebun sayur.

Namun Polisi Afrika Selatan kemudian mencabut beberapa tanaman ganja yang tumbuh di dekat kantor Presiden Cyril Ramaphosa di Pretoria.

Pemimpin mereka, yang menyebut dirinya Raja Khoisan, berusaha mempertahankannya dengan berpegangan pada tanaman ganja besar saat polisi menyeretnya pergi.

"Polisi... Anda telah menyatakan perang," teriaknya seperti dikutip kantor berita AFP. "Kami telah berada di sini dengan damai. Kami datang untuk Anda," katanya kemudian.

Namun polisi tetap menangkapnya. Beberapa rekannya juga ditahan karena berurusan dengan perkebunan ganja ilegal dan penanaman dagga serta tidak memakai masker di depan umum ketika diperintahkan oleh seorang petugas polisi

Istri Raja Khoisan mengungkapkan kemarahannya tentang insiden itu dalam sebuah wawancara dengan situs berita IOL Afrika Selatan.

"Saya sangat, sangat marah," kata Ratu Cynthia. "Presiden tidak mau datang," untuk berbicara dengan mereka, katanya. Dia mengatakan kepada IOL bahwa orang-orang Khoisan hanya ingin pengakuan.

Penggunaan pribadi ganja di tempat-tempat pribadi didekriminalisasi di Afrika Selatan sejak tahun 2018.

Khoisan adalah suku tertua di Afrika Selatan tetapi mereka sekarang menjadi minoritas kecil di negara itu, dan menanam ganja adalah hal biasa bagi mereka karena untuk keperluan medis.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES