Pemerintahan

Gelorakan Penghapusan Fraksi, Fahri Hamzah Sebut Legislatif Tak Tampak Fungsi dan Mencemaskan

Rabu, 12 Januari 2022 - 17:39 | 50.01k
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah - (Foto: tangkapan layar YouTube @geloraTV)
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah - (Foto: tangkapan layar YouTube @geloraTV)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengatakan bahwa iklim politik nasional dalam beberapa tahun terakhir sangat mencemaskan. Salah satu indikatornya bisa dilihat dari lemahnya sistem pengawasan terhadap eksekutif (Pemerintah) dari legislatif (DPR). 

"Kita melihat iklim politik kita yang agak mencemaskan. Bagaimana sebuah kekuatan di kamar kekuasaan legislatif tidak nampak fungsinya, karena adanya stir oleh sekelompok orang dari belakang," tegas Fahri Hamzah dalam Gelora Talks melalui Zoom Meeting, Rabu (12/1/2022). 

Gelora Talks mengusung tema 'Reformasi Sistem Politik, Mengapa Fraksi DPR Sebaiknya Dihapus?'. Kegiatan menghadirkan nara sumber Ketua DPR-RI periode 2009-2014 Dr H Marzuki Alie SE MM, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research Pangi Syarwi Chaniago SIP MIP dan Pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Bivitri Susanti SH LLM. 

Disampaikan Fahri dalam pengantar Gelora Talks, Partai Gelora lahir tidak untuk memberikan sumbangsih bagi seluruh rakyat Indonesia salah satunya adalah memperbaiki sistem politik. Dimana disebutkan beberapa fungsionarisnya yang menjadi inisiator pendirian Gelora mempunyai pengalaman di institusi negara. 

"Diantara platform yang kita bahas, kita mesti melakukan reformasi politik secara serius. Karena ada pertanyaan yang harus dijawab yang kadang-kadang sepertinya tidak menemukan jawaban dalam kita berdemokrasi," sebutnya. 

Fahri Hamzah menekankan pentingnya kembali menyegarkan pikiran-pikiran agar Indonesia benar-benar berada di jalan yang benar. Berikut menjadikan Indonesia maju dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan dari hari ke hari. 

Dalam beberapa bulan terakhir, lanjut dia, Partai Gelora merasa terpanggil karena melihat reformasi yang dicita-citakan banyak pihak mengalami gangguan di tengah jalan. Salah satunya mengenai sistem politik seperti disampaikan sebelumnya. 

Dimana keberadaan legislatif saat ini terlihat tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Keberadaan legislatif yang semestinya menjadi corong dari seluruh rakyat Indonesia, namun justru disetir oleh sekelompok orang dari belakang. 

"Legislatif tidak nampak fungsinya, karena adanya stir oleh sekelompok orang dari belakang yang kita juga tidak tahu dia siapa. Tetapi yang jelas hubungan eksekutif dan legislatif itu tidak sehat. Dan tentu itu akan menginvasi dunia yudikatif," jelas Fahri Hamzah. 

"Karena itulah kemudian reformasi politik harus dilaksanakan. Ketum (Anis Matta; red) memakai (istilah) dihapuskannya fraksi itu adalah jalan pintas untuk menyaksikan atau mengakhiri kontrol yang begitu kuat terhadap pejabat publik yang menjadi pilihan rakyat," sambungnya. 

Kontrol dimaksud Fahri Hamzah merujuk pada kekuatan partai politik terhadap kadernya yang duduk sebagai anggota DPR RI di Senayan. Mereka yang duduk di legislatif seharusnya memperjuangkan kepentingan rakyat, namun dalam realitasnya mereka lebih nampak sebagai wakil partai politik di Senayan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES