Kesehatan

Pertama di Dunia, Jantung Babi Ditransplantasikan ke Manusia

Selasa, 11 Januari 2022 - 23:26 | 50.82k
Ahli bedah Bartley P Griffith berfoto dengan David Bennett awal bulan ini. (FOTO: BBC/Fakultas Kedokteran Universitas Maryland)
Ahli bedah Bartley P Griffith berfoto dengan David Bennett awal bulan ini. (FOTO: BBC/Fakultas Kedokteran Universitas Maryland)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pertama di dunia, transplantasi jantung babi yang sudah dimodifikasi secara genetik berhasil diterapkan kepada seorang pria asal Amerika Serikat, David Bennet, 57.

Dilansir BBC, menurut dokternya di University of Maryland Medicine (UMMC) dalam sebuah penyataan, keadaan David-pun baik-baik saja, tiga hari setelah menjalani prosedure tujuh jam eksperimental di Baltimore.

David Bennett pria asal Maryland itu telah dirawat di rumah sakit dan terbaring selama beberapa bulan terakhir. David Bennett dianggap tidak layak untuk transplantasi jantung konvensional atau pompa jantung buatan karena aritmia yang mengancam jiwa.

Kondisi detak jantung tidak teratur yang bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke. Dia juga terhubung ke mesin bypass jantung-paru, yang disebut oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO), untuk tetap hidup.

Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS telah mengeluarkan izin darurat untuk operasi pada 31 Desember 2021 "dengan harapan menyelamatkan nyawa pasien".

Tim dokter di UMMC melakukan prosedur yang disebut Xenotransplantasi, di mana mereka "mematikan" tiga gen - yang bertanggung jawab atas penolakan cepat organ babi oleh manusia - pada babi donor.

Kemudian enam gen manusia yang bertanggung jawab untuk penerimaan kekebalan dari jantung babi dimasukkan ke dalam genom.

Satu gen tambahan pada babi juga dihilangkan untuk mencegah pertumbuhan berlebihan dari jaringan jantung babi, yang berjumlah 10 suntingan gen unik yang dibuat pada babi donor.

Meskipun prosesnya berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa, proses tersebut membawa serangkaian risiko unik, termasuk kemungkinan memicu respons imun yang berbahaya.

"Respons ini bisa  memicu penolakan langsung terhadap organ dengan hasil yang berpotensi mematikan bagi pasien," kata para dokter.

Dengan demikian, para dokter-ilmuwan juga menggunakan obat baru bersama dengan obat anti-penolakan konvensional, yang dirancang untuk menekan sistem kekebalan dan mencegah tubuh menolak organ asing.

"Ini adalah operasi terobosan dan membawa kita selangkah lebih dekat untuk memecahkan krisis kekurangan organ. Tidak ada cukup jantung manusia donor yang tersedia untuk memenuhi daftar panjang calon penerima," kata Bartley P. Griffith, yang melakukan transplantasi jantung babi ke pasien. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES