Cerita Perajin Sarung Tenun di Gresik Optimis Bangkit dari Pandemi

TIMESINDONESIA, GRESIK – Pandemi Covid-19 sejak dua tahun terakhir membuat penjualan lesu, hal itu juga berdampak pada permintaan sarung tenun. Meski begitu, perajin sarung tenun di Gresik tetap optimis bangkit dari pandemi. 

Perajin sarung tenun Gresik, Muhammad Ghofur mengatakan, sebelum pandemi banyak pesanan dan pameran, sehingga bisa menaikkan penjualan sarung tenun. 

Harga sarung sendiri bervariasi mulai Rp350 ribu hingga Rp2 Juta tergantung motif. Dia juga berharap kepada pemerintah untuk bisa membeli produk anak bangsa.

"Karena dengan adanya pandemi seperti ini jarang ada pameran yang bisa mendongkrak penjualan sarung tenun," katanya, Selasa (11/1/2022).

Selama dua tahun pandemi ini daya beli masyarakat menurun. Ghofur pun berharap even pameran dibuka seluas-luasnya.

"Karena di masa pandemi Covid-19 penjualan sarung tenun menurun dan sudah dua tahun ini," ujarnya. 

Perajin asal Desa Wedani ini menjelaskan, sarung tenun ini sudah mulai turun temurun dan berbagai motif dan corak di sarung.

Kemudian untuk pekerja biasanya dilakukan di rumah masing - masing dan waktu pekerjaan sarung tenun itu kurang lebih satu Minggu. 

"Karena prosesnya cukup lama dengan berbagai motif sarung tenun songket," imbuhnya.

Memang kata dia, sarung tenun songket ini sudah turun menurun dan pekerjaan dilakukan Home Industri. Satu sarung, para penenun butuh waktu satu minggu atau lebih.

"Tergantung keuletan orangnya yang mengerjakan sarung tersebut, juga motifnya," ujar perajin sarung tenun di Gresik yang optimis bangkit dari pandemi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement