Kopi TIMES

Terobosan Baru Generasi Produktif di Era Digital

Senin, 10 Januari 2022 - 12:00 | 76.81k
Dyah Pikanthi Diwanti; Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta/; Mahasiswa Program Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga.
Dyah Pikanthi Diwanti; Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta/; Mahasiswa Program Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Bahasan menarik ketika menggali dan mengenal lebih dekat tentang hadirnya ragam generasi. Tak dipungkiri bahwa hadirnya generasi semakin mengenalkan akan keberadaan dan potensi yang dimiliki. Teori Generasi menguatkan sejarah dan rekam jejak dari aktivitasnya yang bertumbuh.

Suatu teori yang muncul pertama kali dari sosok sosiolog bernama Karl Mannheim di tahun 1923 mengenalkan bagaimana perilaku generasi bertumbuh. Melajunya waktu menghadirkan gagasan baru dari William Strauss dan Neil Howe (1991) tentang sejarah generasi masa depan.

Catatan panjang sejarah  merekam pula gagasan lain dari Graeme Codrington dan Sue Grant-Marshall di tahun 2004 yang menjelaskan tentang tumbuhkembangnya lima generasi yakni generasi Baby Boomer, generasi X, generasi Y (Milenial), generasi Z dan generasi Alpha. Karakteristik generasi ini muncul dengan pencirinya masing-masing hingga bertumbuhlah generasi produktif. Generasi produktif  termasuk di dalamnya generasi muda hadir dari kepaduan generasi yang bergerak dalam ruang ilmu dan karya. Generasi ini dihadapkan pada suatu masa yang mau tidak mau siap tidak siap melaluinya yakni hadirnya Era Revolusi Industri 4.0 atau yang akrab dikenal dengan era digital. 

Era digital hadir menjadi diskusi menarik dalam ragam bidang kehidupan. Bagaimana tidak, masa ini secara fundamental mengubah cara generasi dalam beraktivitas, bekerja, dan proses interaksi satu dengan yang lain. Kondisi perubahan yang komplek semakin membutuhkan kesiapan untuk berubah bagi generasi dalam menyiapkan keberlangsungan masa depan. Menurut seorang ahli bernama Zimmerman (2018) di Era Revolusi Industri 4.0 atau Era Digital ini ada kisaran 75% pekerjaan melibatkan kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika serta internet sehingga menjadikan generasi sebagai modal utama atau asset penting dalam menbangun keberlangsungan sumber daya manusia suatu bangsa.

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas di Indonesia yang ditandai dengan laju pertumbuhan produktivitas sumber daya manusia sebagaimana data dari Asia Productivity Organization pada bulan September 2018 dimana Indonesia menempati posisi teratas dari pertumbuhan produktivitas terlambat di negara ASEAN tahun 2016 sekitar 1,37%. Realitas ini mendorong laju pertumbuhan di tahun-tahun berikutnya dimana data terbaru secara demografi menyebutkan bahwa berdasar data BPS tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa.

Data tersebut menjelaskan bahwa komposisi penduduk di Indonesia didominasi oleh Generasi Z dan Milenial dengan jumlah masing-masing sebanyak 27,94 persen dan 25,87 persen. Realitas demografi ini menunjukan produktifitas generasi muda semakin meningkat sehingga mendorong generasi muda produktif dalam memberikan kontribusi nyata bagi bangsa.

Hal ini dikuatkan sebagaimana pernyataan yang disepakati dari Word Development Forum, World Bank tahun 2019 yakni tentang perkembangan teknologi yang cepat telah merubah landscape kompetensi generasi yang diperlukan sehingga menjadi prioritas utama. Fenomena inilah menjadi pemantik awal diskusi tentang bagaimana membangun terobosan baru dari generasi produktif di era digital?

Ada beberapa strategi yang mampu menjadi pijakan bagi generasi produktf di era digital: Pertama, menerapkan mind share dimana dengan terbukanya tantangan dan peluang generasi di era digital ini akan memacu generasi produktif melalui potensi yang dimiliki untuk berkarya, membangun hello effect, branding dan meningkatkan produktivitas dengan mengembangkan kreativitas, inovasi sampai pada dataran komunikasi sebagai komponen utama kompetensi.

Realitas di era digital ini menunjukan bagaimana segenap aktivitas dapat dibantu dengan peran teknologi berupa alat atau mesin, namun demikian hal yang mendasar sejatinya ada pada  peningkatan keterampilan/ kompetensi generasi sebagaimana menurut Parray, ILO (2017) menjelaskan pentingnya generasi dalam meningkatkan kualitas keterampilan khususnya bagi angkatan kerja yang didominasi anak muda yakni dengan teknologi digital. Kedua, strategi berikutnya yakni market share dimana generasi akan terfokus pada lingkungan sosial yang akan mempengaruhi pola perilaku/ tindakan nyata sebagai terobosan baru seperti membangun jaringan atau mitra untuk berkolaborasi.

Dukungan pemerintah pada tahun 2022 dimana Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) mendorong dan berkomitmen untuk terus mengembangkan sektor ekonomi digital yang banyak diminati generasi dengan ragam target baru seperti program pengembangan startup / digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Hal ini menguatkan semakin pentingnya kecakapan sosial (social skiils) dalam bekerja bagi generasi dibutuhkan sebagai penguat bahwa teknologi ini mendorong hadirnya berbagai profesi baru bagi generasi produktif yang dikenal adaptif  terhadap hal baru. Ketiga, strategi lain yang dahsyat yakni heart share yang terfokus pada sense of belonging terhadap aktivitas yang generasi lakukan.

Aktivitas generasi produktif yang beragam sesuai bidang kompetensi perlu ditunjang dan diimbangi dengan penguatan pengetahuan tentang literasi digital misalnya bagaimana tata kelola literasi data, literasi teknologi dan literasi sumber daya manusia. Selain itu puncak dari membangun potensi yang ada pada generasi produktif  dalam menghadapi perubahan di era digital ini diantaranya kualitas karakter generasi akan semakin terasah seperti membangun kuatnya keingintahuan untuk belajar, inisiatif, kegigihan dalam berjuang dan kemampuan beradaptasi yang baik. Inilah esensi dari terobosan baru generasi untuk tetap produktif di era digital.

***

*) Oleh: Dyah Pikanthi Diwanti; Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; Mahasiswa Program Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES