Hukum dan Kriminal

Jawab Tuduhan Ade Puspitasari, Firli Bahuri: KPK RI Tidak Punya Kepentingan Politik

Minggu, 09 Januari 2022 - 14:47 | 21.11k
Ketua KPK RI Firli Bahuri. (FOTO: KPK RI)
Ketua KPK RI Firli Bahuri. (FOTO: KPK RI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua KPK RI Firli Bahuri menjawab tuduhan Ade Puspitasari. Sebelumnya, Ade menuduh lembaga antirasuah sengaja menangkap ayahnya yakni Wali Kota Bekasi non-aktif Rahmat Effendi karena ada unsur politik. Ade mengatakan OTT KPK RI tersebut bukan murni karena kasus korupsi.

"KPK tidak ikut opini atau kepentingan politik," katanya kepada awak media menanggapi tuduhan Ade Puspitasari tersebut Minggu (9/1/2022).

Firli menyampaikan, lembaganya akan menangkap siapa saja pejabat yang memang melakukan hal yang tak terpuji seperti korupsi. Menurutnya, itu adalah tugas pokok dari lembaga antirasua. "Kami tidak pandang bulu jika cukup bukti," jelasnya.

Selain itu lanjut dia, KPK RI hanya akan menetapkan seseorang sebagai tersangka berdasarkan bukti yang cukup setelah dilakukan berbagai proses. "Ketika seseorang menjadi tersangka, maka harus segera diajukan ke persidangan peradilan," ujarnya.

KPK RI sudah menetapkan sembilan orang tersangka dalam kasus suap pengadaan barang dan jasa serta lelang jabatan. Salah satunya yakni Rahmat Effendi.

KPK RI juga mengamankan sejumlah bukti dari kasus Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi itu seperti uang sebesar Rp3 Miliar dan buku tabungan dengan isi saldo sebesar Rp2,7 Miliar.

Ade Puspitasari, putri Rahmat Effendi pun menyampaikan tak terima sang ayah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK RI. Ia mengklaim tak ada transaksi suap yang dilakukan oleh ayahnya saat lembaga antirasua itu melakukan OTT.

"Staf yang di rumah itu saksi semua. Bagaimana pak Wali (Rahmat Effendi) dijemput di rumah, bagaimana pak Wali hanya membawa badan. KPK hanya membawa badan Pak Wali. Tidak membawa uang sepeser pun," kata Ade dalam sebuah video.

Ia pun menjelaskan, uang-uang yang disita oleh lembaga yang dinakhodai oleh Firli Bahuri itu adalah hasil pengembangan penyelidikan dari pihak ketiga. Dan bukan di dapat dari suap ayahnya, yakni Rahmat Effendi.

"Uang yang ada di KPK itu yang ada di iuaran dari pihak ketiga, dari Kepala Dinas, Camat. Itu pengembangan, tidak ada (yang dari) OTT," jelasnya lagi.

Ia pun menuduh bahwa apa yang terjadi pada ayahnya tersebut adalah semata-mata untuk memburuh karakter saja. Bukan murni kesalahan ayahnya.

"Ini pembunuhan karakter. Memang ini kuning (Partai Golkar) sedang diincar. Kita tahu sama tahu siapa yang mengincar ini," ujarnya soal OTT KPK RI terhadap Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES