Olahraga

Menyimak Kiprah Fisca Afe Relia, Atlet Taekwondo Peraih Medali Perak PON XX Papua

Sabtu, 08 Januari 2022 - 05:28 | 82.26k
Atlet Taekwondo Provinsi Banten Fisca Afe Relia (Instagram @fiscaaferelia)
Atlet Taekwondo Provinsi Banten Fisca Afe Relia (Instagram @fiscaaferelia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Fisca Afe Relia adalah wakil Banten dalam cabor taekwondo di ajang PON XX Papua beberapa waktu lalu. Ia berhasil meraih medali perak dengan perbedaan skor tipis yaitu 10-8 dari perwakilan Bali yang merupakan merupakan atlet pelatihan nasional SEA Games. 

Kecintaannya akan olahraga menghantarkan Fisca menjadi atlet taekwondo hingga saat ini.

"Awalnya 2006 di kelas 4 SD ikut ekskul bulutangkis cuman gak lama karena melihat teman ikut ekskul taekwondo tertarik, sebulan latihan lalu saya ikut lomba dan menang dapat medali emas," ujar Fisca saat ditemui TIMES Indonesia di rumahnya Jumat (7/1/2022) 

Fisca mengaku sosoknya tomboi sejak kecil. Semasa kecil ketika ada anak-anak yang mengganggu, ia berani melawan. Hal inilah yang membuat Fisca merasa taekwondo adalah olahraga yang cocok untuknya.

Terus menekuni cabang olahraga taekwondo, pada 2010 ia berhasil masuk pada pelatihan daerah untuk mengikuti kejuaraan nasional mewakili Jawa Barat. Tampil pertama kali di perlombaan tingkat nasional Fisca berhasil memperoleh juara 1 dalam ajang Kejuaraan Nasional Junior-Senior di Malang.

Kejuaraan Nasional tahun 2010 tersebut menghantarkan Fisca masuk ke sekolah khusus atlet yaitu Sekolah Khusus Olahraga Ragunan yang berada  di daerah Pasar Minggu Jakarta Selatan.

"Saya SMP dan SMA di Ragunan tersebut, di sana diprioritaskan prestasi atlet yaitu 55 persen di olahraga sisanya akademik. Kesehariannya latihan pagi, sekolah, dan latihan sore. Di sana ada mess jadi kami makan dan tidur sudah disiapkan," tutur Fisca. 

Fisca-Afe-Relia-2.jpgBeberapa piala dan penghargaan yang pernah didapatkan Fisca Afe Relia.

Fisca menjelaskan pula bahwa untuk masuk Sekolah Ragunan harus memiliki prestasi, baik nasional maupun internasional. Lalu ada tes fisik, psikotest, dan lain sebagainya. Diadakan pula talent scouting untuk melihat kemampuan atlet apakah layak untuk masuk di sekolah tersebut. 

Tidak sampai situ saja. Setelah lulus di SMA Ragunan Fisca melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Jakarta. Perempuan dengan segudang prestasi ini baru saja menyelesaikan pendidikan strata S-1 Jurusan Pelatihan Olahraga. 

16 tahun menjadi seorang atlet taekwondo, perempuan 24 tahun ini telah memiliki sekitar 70 medali dari berbagai kejuaranaan nasional hingga internasional. Adapun beberapa prestasi yang dimiliki Fisca di antaranya yaitu :

  1. Juara 1 , 7th Gyeongsangnam-do Provincial Governor International Championship (korea selatan) 10-12 September 2010
  2. Juara 1 Kejurnas Junior-Senior (Malang) 4-7 Agustus 2010
  3. Juara 1, 6th CK Malaysia Classic International Championship (malaysia) 15-17 Juli 2011
  4. Juara 3 Taipei City Open (Taipei) 16-17 Agustus 2011
  5. Juara 1 Indonesia Ppen (Jakarta)11-14 Desember 2012
  6. Juara 1 dan Atlet terbaik The 4th Heroes International Taekwondo Championship (Thailand) 30 Mei-01 Juni 2018
  7. Juara 1 babak Kualifikasi PON (Kabupaten Tangerang) 27-29 september 2019
  8. Juara 2 PON XX, (Papua) 1-5 Oktober 2021

Perempuan yang saat ini menjadi atlet perwakilan Banten mengaku kejuaraan di Korea pada tahun 2010 adalah kejuaraan yang cukup berkesan. Kejuaraan itu merupakan kali pertamanya ke luar negeri, mengikuti ajang internasional, dan meraih medali emas.

Selain itu perlombaan di Taipei juga memiliki kesan tersendiri karena ia memperoleh medali perunggu dengan bertanding melawan atlet yang bukan pada range usianya.

"Di perlombaan Taipei ini saya masih kelas 3 SMP mungkin, saya ikut bertanding di kategori 17-30 tahun sedangkan saat itu saya masih usia 13 tahun. Disini saya mengikuti lomba umur senior dan mendapatkan medali perunggu," jelas Fisca. 

Fisca pun menceritakan perjuangannya dalam ajang PON XX di Papua. Mengikuti ajang Pekan Olahraga Nasional adalah mimpinya sejak berkecimpung di dunia taekwondo. Pernah mengikuti seleksi PON namun gagal, tidak mematahkan semangatnya terus berjuang.

Dan melalui Provinsi Bantenm jalannya terbuka hingga meraih medali perak PON XX. Menurutnya seleksi pra PON adalah momen sangat menegangkan dan sangat berkesan. "Pra PON adalah nyawa kita, merupakan tiket kita untuk dapat mengikuti PON," imbuhnya. 

Ada pula suka duka yang dialami Fisca selama 16 tahun kiprahnya menjadi seorang atlet taekwondo. "Dukanya adalah capek, kita meluangkan waktu untuk berlatih padahal diumur muda kita banyaknya bermain, lalu cedera yang merupakan resiko seorang atlet namun bagaimana caranya harus tetap semangat," jelas Fisca.

Di balik duka tentunya banyak suka yang dialami perempuan cantik ini selain penghargaan dalam bentuk uang maupun piagam ia juga dipertemukan dengan banyak orang.

"Saya  komitmen melewati suka duka, rajin latihan, dapat piala atlet terbaik, sedangkan dari segi uang saya dapat paling besar dari PON XX kemarin allhamdulilah saya dapat kurang lebih 150 juta dipotong pajak serta ada bonus-bonus lain dari pemprov dan daerah," jelas fisca

Fisca turut menceritakan terkait peran orang tua yang sangat penting dalam kariernya sebagai Atlet Taekwondo. "Awal ikut taekwondo orang tua ekonominya tidak stabil. Namun, orang tua saya selalu mengusahakan dan memberikan yang terbaik untuk saya," ujarnya. 

Ia pun bercerita sempat mengalami pernah membeli sepatu harga Rp 50rb padahal teman lainnya seharga ratusan ribu. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya. "Saya bertekad tetap semangat harus lari paling depan, meskipun setelahnya kaki saya lecet-lecet," imbuhnya

Menurutnya seorang atlet yang dibutuhkan adalah  semangat, konsistensi dan komitmen dalam berlatih. Adapun ia selalu berusaha untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan semangat menjalani segala proses dan rintangannya.

"Saya merasa Tuhan kasih potensi saya disini, banyak juga yang mendukung dari orang tua dan lain lain. Saya udah dikasih keberuntumgan yang orang lain mungkin belum tentu bisa seperti saya, jadi saya harus optimalkan," komentar Fisca terkait hal yang membuat ia terus maju. 

Fisca pun tidak ada rencana pasti sampai kapan akan menjadi atlet, ia berujar selama ia masih bisa kerjakan akan dikerjakan. Ia juga berencana akan mengikuti PON selanjutnya.  Yang pasti ketika sudah tidak jadi atlet ia ingin menjadi PNS di Kemenpora dan ingin menjadi pelatih.

"Saya ingin jadi pelatih dan mencetak atlet yang bisa berprestasi di Internasional," imbuh Fisca Afe Relia, seorang atlet taekwondo yang telah menuai banyak prestasi., termasuk di PON XX Papua. Semoga semangatnya dalam berlatih dan bertanding mampu menginspirasi banyak orang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES