Ekonomi

Proyeksikan Pertumbuhan Kredit Naik, BRI Perkuat Ekspansi di Masa Pemulihan Ekonomi

Rabu, 05 Januari 2022 - 19:08 | 40.04k
Ilustrasi Gedung BRI (Foto: BRI)
Ilustrasi Gedung BRI (Foto: BRI)

TIMESINDONESIA, SOLO – Peluang dan tantangan di tahun akselerasi pemulihan ekonomi, memacu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., semakin optimistis menatap tahun 2022. Bahkan pihak BRI telah menyiapkan strategi untuk melanjutkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Hal itu disampaikan Direktur Utama BRI; Sunarso ketika melihat daya beli masyarakat yang mulai kembali pulih, sebagai katalis positif terhadap bisnis perseroan. Bahkan ke depan, BRI memproyeksikan pertumbuhan kredit berada di kisaran 8 persen hingga 10 persen year on year (yoy) pada 2022.

Pertumbuhan kredit itu ditopang oleh ekspansi ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang selama ini telah dikenal sebagai backbone utama BRI. Strategi ini sejalan dengan upaya BRI dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

Dijelaskan Sunarso, seiring kinerja keuangan yang solid, terdapat ruang bagi perseroan untuk memantik pertumbuhan ekonomi lewat ekspansi kredit. Kemampuan BRI untuk melakukan ekspansi tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masih berada di angka 83 persen (per September 2021).

Kemampuan ekspansi ini ditopang oleh permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24 persen atau tiga kali lipat di atas threshold yang diatur Bank Indonesia (BI).

Dirut BRIDirektur Utama BRI, Sunarso (Foto: Dok. BRI)

"LDR kita berada di kisaran 83 persen, bahkan regulator memberikan batasan atas 92 persen. Artinya BRI masih punya ruang yang cukup secara likuiditas untuk menumbuhkan kredit. Sehingga BRI masih punya kesempatan untuk tumbuh secara agresif ke depan, yaitu agresif yang disertai dengan kehati-hatian," ungkapnya.

Kendati demikian, BRI telah mengantisipasi sejumlah tantangan bisnis utama pada tahun ini. Pertama, kondisi pengendalian COVID-19. Dimana aset-aset yang ada dikelola dengan sangat hati-hati, dengan prudential principal yang tinggi di tengah pandemi COVID-19.

"Di tahun lalu, kita berhasil melalui berbagai program restrukturisasi dan kemudian meluncurkan berbagai program, sehingga kita tetap tumbuh secara selektif," tambah Sunarso.

Kedua, pihaknya memitigasi adanya efek dari arah kebijakan moneter global maupun dari dalam negeri. The Federal Reserve (The Fed) telah memulai proses tapering off sejak November 2021 semakin membuka peluang bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut untuk mengerek kembali suku bunga acuannya.

Bank Indonesia (BI) akan merespon arah kebijakan moneter AS dengan ikut mengerek suku bunga acuan pada 2022. Prediksi BRI, suku bunga BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRR) akan dikerek BI dari posisi saat ini yang sebesar 3,50 persen menjadi 4,25 persen hingga 4,50 persen.

Di tahun 2022, BRI akan terus melanjutkan journey transformasi BRIvolution 2.0 untuk menuju aspirasi utama untuk menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia dan Champion of Financial Inclusion di tahun 2025.

Strategi BRI di tahun ini akan berfokus pada menjaga fundamental perusahaan agar bisnis dapat tumbuh sehat dan berkelanjutan. Dalam penyaluran kredit, BRI menerapkan selective growth dengan memanfaatkan stimulus pemerintah serta melakukan eksplorasi sumber pertumbuhan baru diantaranya optimalisasi sinergi ultra mikro.

Meski masih diliputi pandemi COVID-19, BRI berhasil melewati tahun 2021 dengan kinerja yang prima. BRI memantik pemulihan ekonomi di segmen ultra mikro dengan melakukan proses pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro pada tahun lalu.

Sementara itu, Aestika Oryza Gunarto, Corporate Secretary BRI mengatakan, dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro, tahun lalu BRI telah melakukan aksi korporasi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Rights Issue dalam rangka pembentukan ekosistem ultra mikro.

Total nilai Right Issue BRI mencapai Rp 95,9 triliun, yang terdiri dari Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai pemerintah berupa inbreng saham Pegadaian dan PNM, Rp41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik.

Pencapaian tersebut menjadikan Rights Issue BRI menorehkan sejarah sebagai Rights Issue terbesar di kawasan Asia Tenggara, menduduki peringkat ke-3 Rights Issue di Asia dan nomor 7 di seluruh dunia. Pembentukan holding Ultra Mikro tersebut semakin memperkuat sinergi BRI dengan anak perusahaan.

"Sehingga hal itu akan menciptakan spreading risk yang optimal serta diversifikasi income BRI Group. Geliat aksi korporasi dan kinerja keuangan BRI pada tahun lalu pun mendapatkan apresiasi dari berbagai stakeholder," ungkapnya singgah di Solo, Rabu (5/1/2022). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES