Kopi TIMES

Sektor Perumahan Sebagai Motor Penggerak Kemandirian Ekonomi Nahdliyin

Rabu, 05 Januari 2022 - 19:03 | 97.93k
Arwani Rahmat Pitoko S.E. Ketua Umum DPP Himpunan Pengembang Nusantara
Arwani Rahmat Pitoko S.E. Ketua Umum DPP Himpunan Pengembang Nusantara

TIMESINDONESIA, JAKARTAKEMANDIRIAN ekonomi menjadi pembahasan pokok pada Muktamar ke-34 yang diselenggarakan di Lampung pada 22-25 Desember 2021. Hal itu terlihat dari tema yang diangkat mengenai kemandirian ekonomi yaitu; “100 tahun NU: Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Membangun Peradaban Dunia”. Tema ini memberikan perhatian khusus pada kemandirian nahdliyin dan warga bangsa secara umum di bidang ekonomi. Kemandirian warga NU di bidang ekonomi secara umum belum sampai pada cita-cita yang diharapkan. Selain itu pembahasan Muktamar didasarkan pada beberapa pertimbangan, seperti bonus demografi, perkembangan teknologi digital, munculnya aliran keagamaan transnasional, dan dampak perkembangan NU.

Harus diakui bersama bahwa Nahdlatul Ulama merupakan organisasi sosial keagamaan yang sejak lahir telah banyak memberikan kontribusi signifikan kepada keutuhan bangsa Indonesia. Kemerdekaan dan terwujudnya pancasila dan UUD 1945 merupakan wujud nyata atas kecintaan dan konsistensi NU dalam mewujudkan negara Indonesia yang berdasarkaan pada Bhineka Tunggal Ika. Selain itu, dengan berpijak pada prinsip-prinsip Islam Ahlus Sunnah wa al-Jama’ah, Khittah NU, dan Mabadi Khoiru Ummah, NU telah berhasil memperlihatkan Islam rahmatan lil’alamin dan mendorong iklim yang kondusif untuk terciptanya kerukunan umat beragama.

Namun, keberhasilan NU dalam dimensi keagamaan selama ini tidak sebanding dengan keberhasilannya dalam program kemandirian ekonomi masyarakat Walaupun secara prinsip-prinsip keorganisasian dan dilengkapi dengan atribut-atribut, seperti lembaga-lembaga yang memiliki arah pada pengembangan ekonomi dan pengembangan sumberdaya manusia, tapi kenyataan di lapangan program pemberdayaan ekonomi masyarakat harus diakui kurang mendapatkan perhatian yang serius jika dibandingkan dengan program-program keagamaan Karena itu, sudah saatnya NU menjelang usia satu abad untuk melakukan evaluasi yang serius dan menata organisasi secara rapi, serta mewadahi segenap potensi kader di berbagai sektor termasuk berpartisispasi secara aktif di sektor dunia usaha agar cita-cita NU sebagai organisasi sosial keagamaan dapat terealisasikan secara sempurna

NU mampu menjadi wadah yang memotivasi dan memacu masyarakat untuk mandiri secara ekonomi. Untuk mewujudkan hal itu, tentu ada berbagai komponen yang harus saling terkait dan mendukung. Abdurrahman Wahid mengemukakan bahwa minimal ada dua komponen dalam pengembangan masyarakat, yaitu watak kehidupan dan penggunaan kekuasaan. Islam sebagai ajaran yang bersifat universal setidaknya memuat tiga prinsip utama yang terkait dengan prinsip sosial kemasyarakatan. Prinsip-prinsip itu adalah kesamaan (musawah), keadilan (‘adalah), dan musyawarah (syura). Upaya kemandirian Ekonomi NU harus bersendikan dan berdasar pada tiga prinsip di atas.

Tentang penggunaan kekuasaan menjadi suatu yang penting dalam pemberdayaan masyarakat, karena hal ini menyangkut keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Menurut Kiai Sahal, ajaran Islam mempunyai titik singgung yang sangat kompleks dengan masalah-masalah sosial. Karena syariat Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan antara manusia dengan alam lingkungannya. Tidak dapat dipungkiri permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah kemiskinan. Dalam kontek hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam menuju pada konsep ibadah yang bersifat sosial, yaitu usaha dalam mengentaskan kemiskinan.

Berkaitan dengan apa yang dilakukan Kiai Sahal dalam prinsip dasar pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sejalan dengan yang dikemukakan Firdaus Yunus dalam bukunya bahwa terdapat lima prinsip dasar yang patut diperhatikan: (1) keperdulian terhadap masalah, kebutuhan dan potensi atau sumber daya masyarakat; (2) kepercayaan timbal balik dari pelayan program dan dari masyarakat pemilik program; (3) fasilitasi (pemerintah) dalam membantu kemudahan masyarakat dalam berbagai proses kegiatan; (4) adanya partisipatif, yaitu upaya melibatkan semua komponen lembaga atau individu terutama warga masyarakat dalam proses kegiatan dan (5) mengayomi peranan masyarakat dan hasil yang dicapai.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, NU harus memiliki apa yang disebut sebagai Kemandirian Ekonomi. Kemandirian Ekonomi merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan mengakses sumber daya produktif atau masyarakat terpinggirkan dalam pembangunan. Tujuan akhir dari proses pemberdayaan masyarakat adalah untuk memandirikan warga masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya.

Kemandirian ekonomi disini mengandalkan tiga komponen, yaitu kewirausahaan, tenaga kerja, dan konsumen masyarkat yang membeli perumahan, dimana mayoritas merupakan warga nahdliyin. Saat ini, sudah terlahir cukup banyak pengusaha yang bergerak di bidang perumahan yang berlatar belakang kaum santri berkultur Nahdliyin, mereka lah pengejawentahan kultur Islam Nusantara dan NKRI harga mati di sektor property. Mereka berciri khas dengan kultur Indonesia, menyediakan kebutuhan perumahan bagi seluruh warga Indonesia (dalam arti tidak mendasarkan usahanya hanya untuk segmen tertentu berdasarkan suku, agama dan ras), mampu menyelaraskan kegiatan usaha dengan berbagai perkembangan zaman, dan selalu mendukung program dan kebijakan yang diterapkan Pemerintah di sektor industri perumahan.

Hal ini sejalan dengan visi Ketua Umum PBNU terpilih, K.H. Yahya Staquf yang menyebutkan bahwa terdapat agenda besar yang akan dilakukan PBNU dibawah kepemimpinan beliau, salah satunya adalah agenda membangun kemandirian warga. Beliau menyampaikan “Dalam pengembangan ekonomi rakyat, dalam pengembangan Pendidikan, dalam pengembangan layanan-layanan kesehatan, menjadi satu agenda nasional yang terpadu, untuk meningkatkan kualitas hidup warga Nahdhatul Ulama pada khususnya, dan rakyat banyak pada umumnya”.

Dalam rangka penguatan kemandirian ekonomi, tulisan ini berusaha untuk mengajukan pandangan bahwa salah satu sektor penting yang dapat mendorong kemandirian ekonomi adalah sektor perumahan. Sektor ini dapat dijadikan sebagai motor kemandirian ekonomi nahdliyin. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa sektor perumahan terkait dengan lebih dari 164 sektor pendukung termasuk tentu UMKM. Ketika sebuah proyek perumahan bergerak, maka multisektor dapat ikut bergerak secara terpadu mulai dari pembebasan lahan, pembiayaan (bank, koperasi, dll), konstruksi (ratusan bidang usaha terkait), hingga pada sektor pemasaran. Oleh karena itu maka lapangan pekerjaan mulai dari pengamanan, administrasi, pekerja konstruksi, dll akan tercipta. Selain itu dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah warga nahdliyin juga dapat tercapai.

Ketika sektor perumahan bergerak maka akan terjadi perputaran dalam roda ekonomi yaitu adanya perputaran uang modal yang mampu terdistribusi dan merata sehingga mampu menggerakkan perekonomian secara luas Oleh Karena itu, sektor perumahan harus didorong pertumbuhannya dan didukung dari segi regulasi, serta diberikan insentif. Sehingga dengan sifat dan dampaknya yang multisektor maka akan menjadi salah satu pilar atau pintu masuk paling powerful dalam membangun kemandirian ekonomi nahdliyin. (*)

***

 

*) Oleh: Arwani Rahmat Pitoko S.E. Ketua Umum DPP Himpunan Pengembang Nusantara

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES