Pendidikan

Generasi Z Didorong Selesaikan Masalah Sampah dari Sekolah

Rabu, 05 Januari 2022 - 17:24 | 53.84k
Suasana Talkshow Project Gaya Hidup Berkelanjutan yang dilaksanakan oleh SMAN 2 Kota Batu bagian dari project Profil Pelajar Pancasila. (Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Suasana Talkshow Project Gaya Hidup Berkelanjutan yang dilaksanakan oleh SMAN 2 Kota Batu bagian dari project Profil Pelajar Pancasila. (Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Masalah sampah cukup diselesaikan dari dua tempat, yakni dari rumah dan dari sekolah. Generasi Z bisa menjadi motor dalam penyelesaian masalah sampah yang terjadi selama ini.

Hal ini yang mengemuka dalam talkshow project gaya hidup berkelanjutan dengan topic peduli untuk bumiku yang dilaksanakan secara virtual oleh SMAN 2 Kota Batu, Rabu (5/1/2022). Generasi Z bisa dianggap menjadi motor dalam penyelesaian masalah sampah di lingkungan.

"Penyelesaian masalah sampah ini dimulai dari sekolah. Karena itu kita ada program Adiwiyata, bagaimana mengubah perilaku peserta didik dan seluruh anggota sekolah, mulai dari siswa hingga guru," ujar Puspita Dwi Apriliyanti ST MLing, pemateri Analis Pengendali Dampak Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu.

Dalam kesempatan itu, Puspita juga menjelaskan tentang program GPBLHS (Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Sekolah) dimana semua elemen sekolah melakukan aksi kolektif secara sadar, sukarela berjejaring berkelanjutan untuk penerapan perilaku ramah lingkungan.

Suasana Talkshow Project Gaya Hidup Berkelanjutan a

Puspita mendorong para siswa dan guru untuk mulai memetakan permasalahan sampah yang terjadi di sekolah kemudian memberikan solusi dan melakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan. Sehingga penyelesaian masalah sampah ini tidak hanya berhenti pada satu tingkatan saja, tapi terus bisa berkelanjutan.

Di tempat terpisah Kepala Sekolah SMAN 2 Kota Batu, Anto Dwi Cahyono SPd MM mengatakan bahwa talkshow lingkungan yang dilakukan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Project Profil Pelajar Pancasila.

Kegiatan ini dilakukan oleh sekolah penggerak. Di Kota Batu ada 13 sekolah penggerak mulai dari PAUD/TK, SD, SMP, SLB hingga SMA. Di Kota Batu ada dua sekolah penggerak, yakni SMAN 2 Kota Batu dan Al Hikmah Boarding School.

"Sekolah penggerak salah satu kegiatannya adalah wajib melaksanakan project profile Pelajar Pancasila, dimana satu tahun ada tiga hal yang harus dijalani," ujar Anto.

Kegiatan pertama yang harus dilaksanakan adalah bhakti pemuda yang dilaksanakan bulan Oktober 2021 lalu, dimana para siswa melakukan bhakti sosial di Panti Asuhan, Panti Jompo untuk saling berbagi.

Talkshow hari ini adalah bagian dari kegiatan kedua yakni tema gaya hidup berkelanjutan di mana anak-anak didorong melakukan kegiatan pembhakti bumi.

Suasana Talkshow Project Gaya Hidup Berkelanjutan b

"Bagaimana anak-anak menjaga titipan bumi, seperti melakukan penataan lingkung di sekolah hingga membudayakan gaya hidup memilah sampah untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, karena sekolah merupakan rumah kedua dari para siswa," ujar Anto.

Kegiatan ini menurut Anto penting, karena di SMAN 02 Kota Batu terdapat 1040 siswa yang belajar dengan jumlah sampah terbesar adalah plastic minuman kemasan. Karena itu kedepan, pihaknya mendorong para siswa untuk membawa tumbler dan mengurangi minuman kemasan yang dijual di kantin.

"Lewat kegiatan ini kita berharap anak-anak bisa mengurangi penggunaan sampah plastic dan foam," ujarnya sembari menjelaskan bahwa tema ketiga yang harus dilaksanakan adalah kegiatan kewirausahaan, dimana para siswa didorong untuk membuat produk handicraft kemudian memasarkannya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES