Ekonomi

Pria Asal Surabaya Ini Jeli Lihat Peluang Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19

Senin, 03 Januari 2022 - 23:06 | 64.62k
Portfolio dari Skyline Production untuk salah satu gereja. (foto: Dok. Skyline Production for TIMES Indonesia)
Portfolio dari Skyline Production untuk salah satu gereja. (foto: Dok. Skyline Production for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Bertahan dikala pandemi Covid-19 tentu bukanlah menjadi suatu hal yang mudah untuk dilakukan oleh sebagian besar pebisnis. Tidak sedikit pemilik bisnis yang mengakui bahwa terjadi penurunan hasil penjualan selama beberapa waktu belakangan ini.

Pandemi global yang melanda tidak hanya mempengaruhi bisnis skala kecil saja, tetapi juga berakibat pada bisnis yang berskala besar. Ada banyak pebisnis pemula maupun profesional berusaha untuk mencari berbagai alternatif yang bisa dilakukan agar mampu bertahan melewati kondisi pandemi.

Salah satu bisnis yang sempat mengalami dampak akibat pandemi, yakni Skyline Production. Bisnis ini bergerak di bidang entertainment, khususnya sebagai penyedia peralatan event production seperti lighting system, pro audio system, LED Screen dan aluminium truss system.

Skyline Production 2Portfolio Skyline Production untuk acara Cleo Platine. (Foto: Dok. Skyline Production for TIMES Indonesia)

Skyline Production dirintis oleh Joshua Sebastian yaitu seorang Alumni dari jurusan Visual Communication Design (VCD) Universitas Ciputra (UC) Surabaya tahun 2007. Joshua menceritakan awal perjalanan terbentuknya Skyline Production, dimulai dari sebuah passion yang dimilikinya saat semester awal perkuliahan di VCD UC.

“Saat itu, saya sangat suka melihat, mempelajari, serta berkawan dengan teman-teman yang expert di bidang entertain,” tuturnya melalui pesan singkat, Senin (3/1/2022). 

Seiring berjalanya waktu, Joshua mulai menekuni kegiatan pelayanan di gereja tempatnya beribadah hingga terus mengembangkan kemampuan di dalam dirinya dari pengalaman hingga ilmu yang didapatkan waktu kuliah. Sampai pada suatu titik, Joshua mendapat kesempatan untuk bergabung dalam membangun sebuah bisnis bersama saudaranya.

“Saya dan saudara saya membangun bisnis ini (Skyline Production) mulai dari development system, research market, research alat, sampai dengan training crew,” kata Joshua.

Tidak hanya itu, setelah semuanya siap, Joshua tidak langsung melakukan pembelian segala sesuatunya, tetapi Ia memilih untuk mengumpulkan klien-klien terlebih dahulu. Mulai dari bulan Juni tahun 2016 sampai benar-benar memantapkan hatinya untuk membuka bisnis Skyline Production kepada publik pada bulan September 2016.

Saat itu, Skyline Production hanya melayani wilayah di Jawa Timur dan Bali, khususnya kota Surabaya, Malang dan beberapa daerah di Bali.

Diakui Joshua, bergerak di bidang bisnis seperti ini, tentu tidak hanya memerlukan soft skill saja, melainkan juga diperlukan hard skill yang dituntut untuk terus berinovasi pada setiap acara yang ditangani.

Bagi Joshua, hal tersebut menjadi tantangan internal yang cukup kompleks. Namun menurutnya dengan adanya passion dan integritas yang dimiliki, hal itu tentu dapat lebih ringan untuk diatasi.

Skyline Production 3Budidaya ikan koi import dari Jepang. (Foto: Dok. Joshua Sebastian for TIMES Indonesia)

Selanjutnya, ada pula tantangan eksternal yang dialami Joshua, yaitu dari kompetitor. Kali ini, soft skill dan EQ (Kecerdasan Emosional) serta IQ (Kecerdasan Intelektual) yang dirancang untuk bekerja bersama agar dapat membuahkan keputusan tindakan yang positif.

Joshua mengaku tantangan terberatnya saat membangun bisnis Skyline Production ini adanya terpaan pandemi Covid-19 kurang lebih selama 1,5 tahun membuat Skyline Production sempat meredup.

Akan tetapi, Joshua mengungkapkan bahwa dirinya merasa bersyukur karena berkat pembelajaran yang Ia dapatkan selama berkuliah di Universitas Ciputra, telah membentuk pola pikirnya menjadi terbuka.

“Pembelajaran di UC membuat saya tidak cepat berputus asa dan dapat berpikir jernih dalam mencari kesempatan, dimana tantangan terbesar yang saya alami adalah kesejahteraan karyawan dan maintenance peralatan,” ungkap Joshua.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Joshua berusaha mencari bidang lain yang tetap bisa dikerjakan pada saat awal masa pembatasan sosial masyarakat diberlakukan pemerintah.

Joshua tidak kehabisan akal, dia melihat peluang lain dari pembatasan sosial tersebut yaitu dengan membuka bisnis sampingan. Dengan bantuan dari karyawan-karyawan Skyline Production, Joshua mencoba mengembangkan budidaya ikan koi yang sebelumnya pernah Ia coba import langsung dari Jepang.

Alhasil, dengan bermodalkan beberapa indukan ikan koi saja dan tanpa uang sepeser pun, Joshua berhasil melakukan beberapa siklus pemijahan di kolam-kolam yang dipinjamkan secara gratis oleh temannya.

Peminjaman kolam tersebut ditukar dengan imbalan bagi hasil dan ditambah lagi, pasar yang diperoleh Joshua juga berkenan untuk membeli ikan koi dalam partai besar per satu kali pembelian. Dengan kata lain, Joshua tidak perlu mengeluarkan biaya operasional yang lebih banyak lagi untuk pembesaran ikan.

“Hal tersebut terus berulang saya kerjakan sampai dengan masa pembatasan sosial masyarakat yang diberlakukan pemerintah berangsur pulih, dan saya dapat lanjut berkarya di dunia event serta kesejahteraan karyawan-karyawan saya tidak terganggu secara signifikan,” jelas Joshua, saat diwawancara beberapa waktu lalu.

Setelah keadaan membaik, PPKM semakin dilonggarkan, dan Skyline Production juga sudah kembali berjalan, ada perasaan antusias tersendiri bagi Joshua untuk mengembangkan kedua jenis bisnis yang dimilikinya pada era new normal ini.

Beberapa kali bertemu dengan “klien premium” dari Skyline Production, membuat Joshua mendapatkan customer untuk bisnis ikan koinya. Karena ada beberapa yang ingin membuat kolam ikan di rumahnya, ada juga yang membeli ikan hingga puluhan ekor dalam satu kali transaksi.

Bekal dari perkuliahan di VCD UC yang terus tertanam dan teringat didalam diri Joshua yaitu bagaimana membangun keadaan karakter Entrepreneurship itu sendiri di bidang bisnis yang dijalani.

Terutama yang paling melekat baginya adalah passion, integrity, dan market sensitivity. Ketiga hal ini, yang terus dibawa Joshua dan dijadikan sebagai hal penting dalam membangun semua bisnis yang Ia ciptakan.

“Dari satu bidang, mempromosikan bidang yang lain dalam satu kali momen pertemuan dan mendapatkan hasil ganda, that what Ciputra’s called Quantum Leap,"

"Bekerja dengan passion untuk melakukan satu lompatan besar, bukan hanya satu atau dua pulau terlampaui, tetapi bahkan satu kesatuan kepulauan terlampaui,” lanjut Alumni VCD UC ini.

Terkadang kesempatan untuk menciptakan ide bisnis baru muncul pada waktu yang terhimpit dengan permasalahan yang harus dihadapi. Akan tetapi, yang harus digaris bawahi adalah bagaimana cara untuk dapat membaca “kesempatan dalam kesempitan” dan tetap belajar untuk menjaganya berkelanjutan dari waktu ke waktu.

Kedepannya, Joshua berencana untuk terus berinovasi dengan tetap memperbaharui peralatan (teknologi), mengembangkan hard skill bagi setiap kru, serta tidak hanya menjawab kebutuhan klien tetapi juga menciptakan market sendiri bahkan terus menawarkan sesuatu yang diluar ekspektasi setiap orang.

Pandemi Covid-19 masih belum berakhir, dan ini bukan alasan bagi kita untuk berhenti berkarya,” tutup Joshua Owner Skyline Production. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES