Kopi TIMES

Catatan Akhir Tahun Pandemi Covid-19

Senin, 03 Januari 2022 - 14:29 | 97.19k
Radian Jadid; - Ketua Program Pendampingan Keluarga Kasien Covid-19 – Rumah Sakit Lapangan indrapura Surabaya (PPKPC-RSLI); - Ketua TaskForce Kemanusiaan Kantin ITS; - Penyintas Covid-19; - Pendonor Plasma Konvalesen #14.
Radian Jadid; - Ketua Program Pendampingan Keluarga Kasien Covid-19 – Rumah Sakit Lapangan indrapura Surabaya (PPKPC-RSLI); - Ketua TaskForce Kemanusiaan Kantin ITS; - Penyintas Covid-19; - Pendonor Plasma Konvalesen #14.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Mendekati dua tahun Covid-19 di Indonesia, sejak diumumkan kasus pertama tgl 2 Maret 2020, telah mencapai angka terkonfirmasi 4.262.720, sembuh 4.114.334, meninggal 114.094. 

Secara akumulasi, angka tersebut termasuk tinggi walaupun pada tiga bulan terakhir terus mengalami penurunan yang signifikan. 

Sempat terjadi kepanikan dan kondisi hampir collaps saat penanganannya pada bulan Juni-Juli 2021 terutama dengan serangan varian Delta (B.1.617.2) yang menyerang ratusan ribu penduduk.

Kondisi itu menyebabkan ribuan kematian, namun juga memberikan potensi penumbuhan kekebalan aktif secara massif di kalangan masyarakat, serta menjadikan pembelajaran bersama dalam penanganan pandemi Covid-19 secara terukur, terkoordinasi dan terencana oleh semua stakeholder terkait, untuk dapat dikembangkan dalam mengantisipasi varian Omicron (B.1.1.529) ataupun varian baru lainnya.

Pada penanganan pasien khususnya yang sedang dan berat, perlu diwaspadai MOF (Multiple Organ Failure) pada saat perawatan maupun pasca kesembuhan, dan masih perlu juga untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap dampak lanjutan maupun long-Covid. 

Bidang kedokteran justru "berhutang" banyak dengan besarnya biaya yang telah dikeluarkan dalam masa penanganan, penanggulangan dan pencegahan Covid-19, sehingga harus terpacu untuk segera melakukan riset dan penelitian untuk segera memahami segala aspek terkait Covid-19 baik karakteristik virus, antisipasi dan penyembuhannya.

Pandemi Covid-19 tidak bisa hanya ditangani oleh instansi pemerintah saja, tapi harus melibatkan masyarakat juga sebagai subyek. Strategi menghadapai Covid-19 adalah dengan meningkatkan ketangguhan masyarakat melawan Covid-19 melalui berbagai ragam  bahan dan kearifan lokal serta pengayaan ilmu pengobatan kesehatan masyarakat yang telah beredar luas. 

Masyarakat semakin percaya diri dan yakin untuk bisa menghadapi Covid-19 dengan kearifan lokal dan kekayaan alam indonesia, imunitas tidak perlu memakai obat-obatan dari luar, cukup dengan bahan tradisional yang sudah banyak beredar dan terbukti berpengaruh besar dalam pengobatan penyakit yang selama ini menjangkiti masyarakat. 

Tentunya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan (Prokes) 6M dan dukungan pelaksanaan 3M dari pemangku kebijakan. Masyarakat juga diimbau untuk jangan panik, jangan mudah mempercayai berita palsu (hoax) serta jangan saling menyalahkan ataupun mencari kesalahan pihak lain. Kewaspadaan dini dengan berbagai alat dan perangkat yang sudah ada, dengan tetap tidak menghilangkan ilmu-ilmu pengobatan warisan nenek moyang.

Virus Covid-19 menyebar dengan sistem droplet (cipratan) maupun mikrodroplet dan bisa melalui aerosol (udara) maupun airborne pada lingkungan yang diintervensi oleh manusia (ruangan ber AC, hembusan oksigen, dsb) sehingga dihindarkan adanya kondisi yang tidak alamiah. 

Pada dasarnya Covid-19 adalah virus yang mudah mati dengan sabun dan alkohol. Kuncinya jangan lama-lama menempel di sekujur tubuh, sehingga disarankan sesering mungkin mandi. Penggunaan masker standar sangat efektif dalam mencegah penularan Covid-19.        

Vaksin, merupakan terobosan baru dan sebuah keharusan dalam penanganan penyakit yang disebabkan oleh virus. Dengan vaksinasi diharapkan dapat merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko penularan, mengurangi dampak berat dari virus hingga kematian serta mempercepat terwujudnya herd immunity, maka vaksinasi tetap menjadi hal yang penting. 

Walaupun vaksin menjadi altenatif dalam menghentikan penyebarannya, namun masih perlu diuji efektifitasnya. Pada dasarnya prinsip vaksin adalah virus atau bagian dari virus yang dimatikan/dilemahkan untuk kemudian dimasukkan ke tubuh manusia untuk memicu/menimbulkan anti body. 

Keefektifannya memang perlu diuji dan sangat terkait pada dua hal, yaitu dari sifat/karakteristik virus  yang dibuatkan vaksinnya (faktor jenis dan mutasi) serta dari kondisi manusianya, apakah saat perangsangan muncul atau tidak antibodinya.    

Vaksinasi Indonesia telah mecapai 161.082.857 dosis 1, 113.666.327 dosis 2 dan 1.288.890 dosis 3 (buster),dengan target penduduk 208.265.720. Capaian vaksinasi (Dosis2) baru 54,58 persen, masih belum bisa mencapai target 70 persen sebagai syarat terbangunnya herd immunity.

Perlu berbagai upaya untuk mewujudkannya, terutama dengan mengoptimalkan supra-infrastruktur departemen/dinas kesehatan yang telah memiliki Puskesmas sebagai ujung tombak dan daya jangkau hingga ke tingkatan RT/RW dan Posyandu beserta seluruh kadernya,dan terus melibatkan partisipasi aktif masyarakat lainnya.

Kita bersama telah berupaya sebaik mungkin dalam menangani pasien Covid-19 baik dari sisi medis maupun non-medis. Berbagai faskes pun telah berkoordinasi dengan semua stakeholder dalam mengatasi pandemi ini secara bersama-sama. 

Penanganan kebencanaan kesehatan sudah selayaknya diserahkan kepada institusi kesehatan sebagai leading sektor sebagai ahli dan pengampu pada bidangnya. Tanpa mengurangi arti dan penting bidang lainnya, fokus penanganan dan penyelesaian Covid-19 akan bisa dipercepat, untuk kemudian semua sektor bisa segera tumbuh dan berjalan kembali dengan baik seperti sedia kala. 

Harapannya, dengan perkembangan rekayasa teknologi yang menghasilkan vaksin serta upaya menemukan dan memproduksi obat yang tepat, penanganan Covid juga semakin baik. 

Dengan adanya riset, kajian dan penelitian yang komprehensif,  mutu dan layanan rumah sakit dan faskes lainnya juga harus ditingkatkan, imunitas masyarakat harus didorong semakin baik, semua pihak bahu membahu dan bergotong royong mengatasi Covid-19 bersama sama, sehingga pandemi Covid-19 segera berakhir. 

***

*)Oleh: Radian Jadid; - Ketua Program Pendampingan Keluarga Kasien Covid-19 – Rumah Sakit Lapangan indrapura Surabaya (PPKPC-RSLI); - Ketua TaskForce Kemanusiaan Kantin ITS; - Penyintas Covid-19; - Pendonor Plasma Konvalesen #14.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES