Glutera News

Berkenalan dengan Cordyceps, Jamur yang Dapat Obati Asma

Minggu, 02 Januari 2022 - 14:12 | 54.64k
FOTO: Glutera
FOTO: Glutera

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Cordyceps merupakan sejenis jamur yang tumbuh di pegunungan Himalaya dan dataran tinggi Tibet. Tanaman herba ini diduga memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. 

Namun, benarkah demikian?
Jamur cordyceps (Cordyceps sinensis) dikenal sebagai tanaman obat tradisional kuno yang banyak digunakan oleh masyarakat Tibet dan India sejak abad ke-15. Tumbuhan ini adalah sejenis jamur yang melekat sebagai parasit pada ulat.

Jamur Cordyceps mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, jamur ini memiliki banyak manfaat, termasuk untuk pengobatan asma. 

Berikut penjelasannya

Cordyceps adalah salah satu jamur yang dipercaya memiliki manfaat kesehatan. Jamur Cordyceps biasa digunakan sebagai pengobatan tradisional di negara Tibet dan Cina.

Jamur ini termasuk langka dan memiliki harga yang mahal.
Kendati begitu, jamur Cordyceps kini sudah dikembangbiakan secara laboratorium. Suplemen jamur jenis ini diteliti dan diketahui dapat membantu mengatasi asma. 

Bagaimana mekanisme jamur Cordyceps dalam membantu meredakan asma? Simak ulasan berikut ini.

Manfaat cordyceps untuk penderita asma 

Melansir dari Plant Medicine, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jamur Cordyceps dapat membantu fungsi paru-paru dan meningkatkan kesehatan saluran pernapasan.
Bahkan, salah satu studi tahun 2016 menemukan bahwa Cordyceps dapat digunakan untuk mengobati asma.

Penelitian yang dilakukan oleh Beijing University of Chinese Medicine di Cina mengamati 120 orang yang mengidap asma kronis sedang hingga parah.

Studi ini tidak memasukkan perokok, orang dengan gangguan paru, orang hamil, dan pasien rawat inap sebagai peserta penelitian

Para peneliti membagi pasien menjadi dua kelompok secara acak dan masing-masing terdiri dari 60 orang. Kelompok kontrol diberikan resep standar inhaler kortikosteroid dan agonis beta 2 adrenergik untuk mengatasi asma.

Lalu, 60 orang sisanya diberi 1, 2 gram jamur Cordyceps sintesis sebanyak tiga kali sehari selama tiga bulan.

Kelompok yang menerima jamur Cordyceps juga diperbolehkan menggunakan inhaler dan agonis B2-adrenergik sesuai kebutuhan.

Sebelum dan setelah tiga bulan penelitian, pasien menjalani berbagai pemeriksaan. Di antaranya, pasien menjalani tes uji fungsi paru-paru, tes forced expiratory volume 1 (FEV1), tes forced vital capacity (FVC), dan tes peak expiratory flow (PEF).

Para peneliti juga memberikan kuesioner untuk mengamati gejala dan tes darah untuk menguji tingkat kekebalan serta kepekaan tubuh peserta.
Setelah tiga bulan, kelompok yang diberi pengobatan jamur Cordyceps memiliki skor fungsi paru-paru yang lebih tinggi.

Skor tes FEV1 (untuk mengukur jumlah udara yang diembuskan dalam satu detik) dan skor PEF (untuk mengukur seberapa cepat aliran udara) kelompok Cordyceps meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Tak hanya itu, gejala asma pada kelompok yang diberi Cordyceps juga dilaporkan berkurang dan sistem kekebalan tubuh mereka meningkat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES